Pada zaman dahulu kala di daerah Jambi ada sebuah negeri yang diperintah oleh Sutan Mambang Matahari. Sutan mempunyai seorang anak bernama Tuan Muda Selat dan anak perempuan bernama Putri Cermin Cina. Tuan Muda Selat sangat tampan, namun ceroboh. Putri Cermin Cina sangat cantik dan penyayang.
Suatu hari, datang seorang saudagar bernama Tuan Muda Senaning. Setelah bertemu Putri Cermin Cina, saudagar itu jatuh hati. Tuan Muda Senaning segera mengungkapkan isi hatinya. Gayung bersambut, sang Putri menerima ungkapan hatinya.
Tuan Muda Senaning segera menghadap Sutan Mambang. Sutan Mambang Matahari menerima lamaran tersebut. Tapi, Sutan Mambang Matahari tidak bisa segera melangsungkan pernikahan mereka karena harus berlayar selama tiga bulan.
Suatu hari, Tuan Muda Senaning dan Tuan Muda Selat asyik bermain gasing di halaman istana.
Putri Cermin Cina melihat keasyikan tersebut. Kehadiran Putri Cermin Cina terlihat oleh kedua orang itu. Suatu ketika, gasing mereka beradu keras. Akibatnya, kedua gasing itu mengenai kening Putri Cermin Cina. Tak lama setelah itu, sang Putri meninggal dunia. Tuan Muda Senaning merasa bersalah atas kematian Putri Cermin. Ia pun jatuh sakit, tak lama kemudian ikut meninggal.
Hati Tuan Muda Selat kacau balau. Ia segera memakamkan Putri Cermin Cina di tepi sungai, sedangkan Tuan Muda Senaning di seberang sungai. Sekarang, tempat itu dikenal dengan nama Dusun Senaning.
Karena merasa bersalah, Tuan Muda Selat pergi meninggalkan negerinya. Ia pun tinggal di suatu tempat dan sekarang dikenal sebagai Kampung Selat.