Namanya Agnesia Verlina Theodora. Atau disebut dengan nama Verli. Ia merupakan seorang anak tunggal. Hidupnya sangat berkecukupan.
Hari ini, Verli ingin pergi ke taman. Sesampainya di taman, ia melihat kupu kupu yang sangat cantik. Verli pun mengejarnya. Saat melewati bunga bunga, tiba tiba Verli mendadak bersin. Karena bersin, ia tidak konsentrasi. Akhirnya ia menyandung sebuah akar pohon. Lututnya pun berdarah. Juga drees yang dipakainya rusak. Ia pun segera pulang.
Di rumah, luka Verli diobati oleh bunda Vatiya (bunda Verli). Bunda pun bertanya kenapa Verli bisa terluka. Verli pun menjelaskan semuanya. “Bun, Verli gak pilek kan?” tanya Verli tiba tiba. Bunda hanya menggeleng. Lalu setelah diperban, Verli pergi ke kamarnya untuk mengganti baju.
Keesokan harinya, Verli pergi ke taman lagi. Saat melewati sekelompok bunga matahari, tiba tiba saja Verli bersin bersin. Verli pun kaget sekali. Lalu ia memutuskan untuk pulang. Saat sedang berjalan, tiba tiba hujan turun dengan derasnya. Verli pun memutuskan berteduh di warung. Di sana, juga ada beberapa orang. Verli pun memikirkan bunda Vatiya sedang menyusulnya. Pasti bunda Vatiya sedang pergi ke arah taman.
Tiba tiba. “Mau pinjam payung Dik?” kata penjaga warung. “Iya. Terimakasih” Verli pun bergegas pulang. Ia menyadari bahwa ia tak bersin bersin lagi. Saat sampai rumah, bunda Vatiya juga datang. Ia pulang sambil membawa 2 payung.
Di dalam, Verli pun bertanya pada ayah Vito dan bunda Vatiya. Akhirnya ayah Vito pun menjelaskan bahwa, saat kecil, mereka sedang piknik di taman bunga. Tiba tiba Verli bersin terus menerus dan tidak berhenti. Mereka pun segera ke dokter. Ternyata Verli alergi serbuk sari. Akhirnya, Verli pun ingat. Ia pun senang karena tidak pilek dan bisa main hujan hujanan.