Matahari pagi yang tergelincir di ufuk timur menyemangati ketiga sahabat yang berjalan menuju ke sekolah. Fira, Fanya dan Ria. demikian nama ketiga sahabat itu. Setapak demi setapak mereka bertiga lalui sehingga mereka sampai ke sekolah.
Setelah sampai di sekolah, mereka menuju kelas dan menaruh tas mereka di laci meja, tapi ada yang aneh dengan fira, ia tiba tiba meninggalkan kelas dengan begitu saja tanpa memperhatikan sahabatnya. Ria dan fanya segera mengikuti langkah fira, ternyata fira menemui geng yang terkenal nakal dan urakan yaitu “FeverNine” yang beranggota lima perempuan termasuk fira dan empat laki laki. Setelah diperhatikan benar oleh ria dan fanya ternyata fira termasuk anggota geng “Fefer Nine” itu.
Ria segera menghampiri fira dan berkata “fira, ngapain kamu kumpul sama geng nakal gak jelas ini, ayo kita pergi” ajak ria, tapi fira melepaskan tangannya dari genggaman ria dan mendorong ria sampai ria terjatuh. “Auuu…” pekik ria kesakitan, fanya pun menghampiri ria dan segera membantunya untuk bangun. “Hhhh… gue udah gak mau temenan sama orang kuper kaya kalian” kata fira membentak dan segera mengajak teman teman barunya pergi, benar benar sakit hati ria mendengar kalimat yang terucap dari bibir sahabatnya itu.
Tak lama kemudian tiba tiba ria pingsan dan terjatuh karena fanya tidak kuat menyangga tubuh ria yang tiba tiba lemas, fanya pun meminta bantuan teman teman yang lain untuk membawanya ke ruang UKS.
Lima hari sudah ria tidak masuk sekolah, fanya pun tidak masuk sekolah selama dua hari ini karena menemani ria yang terbaring lemas di rumah sakit dan keadaannya semakin kritis. Fira yang mengetahui bahwa ria masuk rumah sakit tidak mempedulikan sama sekali keadaan sahabatnya itu, tiba tiba dering ponsel ria berbunyi, di layar ponselnya terpampang nama “Fanya”, ia pun menerima panggilan fanya. “Ada apa sih fan ganggu orang nyantai aja” kata fira. “Ria udah pergi untu selama lamanya” jawab fanya tersendat sendat. “Apa..!! kamu nggak bercanda kan, aku akan segera ke sana”. kata fira dan segera pergi ke rumah sakit.
Sampainya fira di rumah sakit, fira benar benar tidak menyangka bahwa kini ia hanya bisa melihat raga sahabatnya yang pernah ia sakiti, ia hanya terpaku tidak bisa mengucapkan apapun di depan jasad ria sahabatnya. Fanya pun menyerahkan surat titipan dari ria aebelum meninggal, fira pun membuka suratnya dan membacanya. Isinya:
Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku sangat menyayangimu sebagai sahabatku, aku sudah lama menderita penyakit leukimia dan aku tidak ingin melihatmu bersedih. sahabatmu, Ria Fitriani
Fira menagis sejadi jadinya di depan jasad sahabatnya itu dan begitu menyesali perbuatannya, untuk apa dia hidup tanpa sahabat yang sangat menyayanginya, menyesal pun tiada gunanya karena nasi sudah menjadi bubur.