“Berenang di kolam berenang mana, Bi?” cerocos Rina saat Abi selesai bicara, dari sambungan via telepon. Rina senang saat mendengar kata “Kolam Renang” dan “Ajak Berenang”. Abi hanya terkekeh melihat si Bungsu langsung semangat. “Teman seMTs Abi dulu, sekarang membuka usaha kolam renang. Nah, kita diajak kekolam renangnya, gratis,” jawab Abi. “Wah, berenang!? yess,” tiba-tiba, Mbak Euis muncul dari depan pintu, yang masih berbalut seragam MTs olahraga berwarna hijau-putih. “SiMbak masuk nggak ucapin salam,” tegur Abi. Mbak Euis menepuk jidatnya. “Assalamualaikum,” ulang Mbak Euis. Belia masuk seraya menenteng sepatunya. “Waalaikumsalam,” jawab Abi dan Rina. Mbak Euis segera berberes setelah pulang sekolah.
“Abi, kapan kita berenang?” tanya Rina melas. “Rina bisa berenang, nggak…,” goda Abi. “Hehehe,” Rina hanya cengengesan. “Besok aja, Bi!! Kan, besok hari minggu,” sela Mbak Euis yang sudah berganti pakaian. “Hmm… Baiklah,” ucap Abbi. Kakak-beradik itu segera ber-tos ria.
Minggu pagi, mereka sudah bersiap. Rina sudah siap. Tas Barbie berisi perlengkapan untuk berenang sudah ia gendong. Ummi juga sudah mempersiapkan bekal. Mereka segera berangkat.
Sesampainya, mereka segera masuk. Kolam renangnya bisa dikatakan sedikit mewah. Di pinggir kolam terdapat pijakan untuk melompat, kuda-kudaan, seluncuran, air mancur di setiap sisi kolam berenang. Dan kolam berenangnya dibagi menjadi 4 bagian. Yang pertama untuk anak kecil. Ada seluncuran, terowongan, istana, dan kuda-kudaan. Yang kedua untuk anak usia 8-11, kurang lebih 1 meter. Yang ketiga untuk dewasa, kurang lebih 1,5 meter. Yang keempat kolam renang khusus atlit perenang. Rina menuju kolam renang anak kecil, dan diawasi oleh Ummi yang duduk di pinggir kolam. Sedangkan Mbak Euis berada di kolam renang yang tingginya 1 meter.
Rina yang jahil menyipratkan air ke Ummi. Ummi hanya tertawa. “Mbak Euis!!!” teriak Rina nyaring. Mungkin, di semua tempat bisa terdengar suara Rina. Untung, hanya ada mereka saja. Oya, Abi?? Abi mengobrol bersama temannya. “Ajarin Rina berenang,” seru Rina. Mbak Euis mengajar Rina berenang di kolam renang rendah. “Kamu pegangan di tepi, gerakin kakinya keatas-bawah,” arah Mbak Euis. Rina melakukannya.
Rina yang keras kepala, hanya semenit seperti itu, ia langsung melepasnya. Akibatnya, Rina tenggelam. Mungkin Rina akan menelan air kolam jika tidak ditolong oleh Mbak Euis. “Jangan gegabah, Rina,” peringat Mbak Euis. Setelah beberapa saat ia latihan di pinggir kolam, ia mulai ingin berenang ke tengah kolam. Rina mulai berenang ke tengah kolam, dengan dipegangin Rina. Ia menggerakkan tangan dan kaki sesuai arahan Mbak Euis.
Sekitar 1.5 jam latihan berenang, akhirnya Rina bisa berenang tanpa ada yang mempegangi, walaupun masih suka tenggelam dan tidak seimbang. Tapi cukup hebat. “Rina, Euis! Ayo makan dulu,” panggil Ummi yang berada di gazebo mini. Rina dan Euis segera menuju Ummi. Lantainya tidak licin walaupun kena benda cair. Rina segera makan dengan lahap. “Mi, mau jajan,” pinta Rina seraya menunjuk toko yang menjual camilan. Mereka segera membeli. Rina memakan cemilan di pinggir kolam 1 meter, tempat Mbak Euis berenang. Usai habis, ia membuang ke-tong sampah dan segera menyempurnakan berenangnya, di kolam rendah.
1.5 Jam kemudian… Mereka sudah mandi dan berpakaian. Rina tambah imut dengan gamis pink dan rompi tanpa lengan merah marun. Tak lupa kerudung merahnya yang satu setel bersama bajunya. Ia juga mengenakan celana selutut bermotif segitiga dan sandal bergambar princess. Mbak Euis tampak kalem dengan kaos putih, jaket pink pucat, celana jeans hitam panjang, kerudung pashmina krem, dan sepatu sporty pink pucat-putih. Mereka segera pulang.
Di tengah perjalanan, terdengar suara azan Dhuhur. Mereka segera sholat Dhuhur di mushola terdekat. Setelah sholat, ia berpikir… Jika ia besar nanti, pasti ia bisa berenang layaknya perenang profesional. “Bi, kapan-kapan berenang di situ lagi, ya…,” pinta Rina melas. “Euis ikut!!!” seru Mbak Euis. Ummi dan Abi hanya saling berpandang, lalu tersenyum. Anak kecil memang begitu…