Isabella Anastasta itulah namaku. Aku kerap disapa Isabel. Nama bundaku adalah Ilena Anastasya. Nama ayahku Ilyasa Ramadhani. Aku juga punya kucing kesayangan. Ia bernama Prety. Prety itu kucing anggora yang berbulu putih menggemaskan.
Siang ini, aku bermain bersama Prety. Kami main bola. Saat sedang asyik asyiknya bermain bersama prety, tiba tiba bunda memanggilku. “Isabel sayang, ayo makan siang dulu!” “Iya bun! Bentar!” ucapku. Aku pun berlalu meninggalkan prety sendirian di ruang keluarga. Lalu menuju meja makan.
Di meja makan, Aku pun makan dengan lahap. Selesai makan, aku pun teringat prety. Aku segera ke ruang keluarga. Tetapi, sesampainya di sana, apa yang kulihat? Prety menghilang. Aku pun panik setengah mati. Aku juga mencarinya ke sana kemari. Sampai ku bertanya pada kucing tetangga sebelah. Tidak masuk akal bukan? Aku pun mulai menyerah. Aku juga mengurung diri di kamar berhari hari. Untung saat hilangnya prety Aku sedang libur panjang.
“Isabel, ayo turun ke mari nak!” panggil bunda tiba tiba. “Ya bun!” jawabku serak sembari menghapus air mata ini.
Sesampainya di ruang keluarga, aku kaget bercampur gembira. Di sana, kulihat Gea menggendong prety. Aku pun segera mengambil dan menggendongnya. Lalu aku pun duduk dengan hati senang. Aku juga diceritakan saat Gea, temanku itu melewati jembatan, ia melihat prety sedang mengais sampah di kolongnya. Gea pun segera bertindak mengambil prety lalu membawanya ke sini. Aku pun manggut manggut mendengarnya.
Setelah selesai ceritanya, aku pun berucap, “Terimakasih ya Ge!” “Ya, sama sama Isabel!” jawabnya. Lalu Gea pun berpamitan dan pulang. Saat Gea sudah pulang, Aku pun segera memandikan prety dan memberi makan. Saat memberi makan, aku berjanji tidak akan meninggalkan prety sendiri lagi. Agar tidak hilang seperti kejadian ini. Supaya aku dapat selalu bermain denganmu, Prety.