Angely, Angela, dan Angelina adalah sahabat sejak kecil. nama mereka yang hampir sama, membuat mereka semakin akrab. Akhirnya, mereka membuat geng bernama “Triple Angels”. Hubungan persahabatan mereka sangat kuat sampai, Susiani, musuh Triple Angels merusak persahabatan itu.
“Eh, ada Angela. Hai.., apa kabarmu?” sapa Susiani. Angela tampak heran dengan sapaan hangat dari Susiani. Tak biasanya Susiani ramah dengannya. “Kabarku baik, makasih,” jawabnya. “Hei, Angela kamu tau gak? Si Angely itu bilang kalau kamu itu gak berbakat, katanya juga, dia pengen ngeluarin kamu dari geng yang kalian buat. Euh, apa namanya? Oh iya, Tipel Angels,” ucap Susiani sinis. “Tripel Angels sebenarnya. Oh sungguh? Entah apa ucapanmu bisa dipercaya,” balas Angela sinis. “Oh Angela, kau sungguh lucu!” seru Susiani, mukanya memerah. Ia segera beranjak dan meninggalkan Angela sendiri. “Fiuh.., akhirnya pergi juga tuh “pembuat onar”. Kuharap, yang lain tidak terpengaruh, Aku harus memperingatkan mereka!” tukas Angela lalu segera menyusul temannya di kantin…
“Angely, Angelina!” panggil Angela. “Oh, Angela,” balas mereka bersamaaan. “Hey, tadi, Susiani bilang kalau kamu, Angely bilang kalau aku gak berbakat dan pengen ngeluarin aku dari Triple Angels,” Jelas Angela panjang lebar kali luas bagi akar (apaan tuh?). “Aku gak pernah bilang kayak gitu, Ngela,” ucap Angely membela dirinya. “Iya aku tau, kok. Makanya aku balas dia. Dan kurasa dia bakal manas-manasin kita supaya kita berantem,” ucap Angela. Angelina tidak berkomentar. “Lina? Kamu sakit ya?” tanya Angela melihat muka sahabatnya pucat. “Eh? Tidak kok,” ucap Angelina gelagap. “Ohh.”
Esoknya… “Hmmm?” gumam Angela pelan. Ia terbangun dari tidurnya. “Oh ibu, ada apa, bu?” tanya Angela. Hari ini adalah hari Minggu biasanya ibunya tak akan membangunkannya. “Itu nak, kamu dicari temen-temenmu,” jelas ibu Angela. “Oh, bentar aku mandi dulu, ya, bu.” ucap Angela. “Habis itu sarapan ya, ajak aja temanmu,” tukas ibu lalu turun ke bawah.
“Hey, guys!” sapa Angela. “Ada apa?” tanyanya. “Tadi, Florence bilang kalau kamu bakal pindah,” ucap Angely pelan. “Itu tidak benarkan?” tanya Angelina “Hah? Oh itu!” ucap Angela santai. “Iya bener kata Florence, aku bakal pindah ke Yogyakarta,” jelas Angela. “Hiks… Hiks..” temen-temennya menangis begitu mendengar penjelasan Angela. “Kau jangan bercanda, Ngela!” seru Angely tak percaya. “Kenapa kalian sedih? Aku berjanji suatu hati nanti akan kembali kok,” ucap Angela menenangkan kedua sahabatnya.
“Tunggu saja ya!”
“Tapi..” “Sudahlah, aku janji 10 tahun lagi kita akan bertemu di pohon jeruk itu,” ucap Angela sambil menunjuk sebuah pohon yang tak jauh dari rumahnya. Kedua sahabatnya menatapnya kebingungan. “Oke?” tanya Angela. “Oke,” jawab mereka. “Kapan kau berangkat?” tanya Angely. “2 hari lagi,” jawab Angela. “Kami akan merindukanmu, sangat rindu,” ucap Angelina lirih.
2 hari kemudian…. “Bye…, tunggu 10 tahun lagi ya!” seru Angela dari mobil sambil melambaikan tangannya. “Baiklah, kami akan menunggumu!” balas Angely dan Angelina. Aku selalu rindu kalian, isak Angela dalam hati.
Esoknya.. “Sepi ya,” ucap Angely. “Banget!” balas Angelina.
Akhirnya, 10 tahun kemudian…, Sesosok wanita tinggi dengan rambut hitam panjang terurai, datang dan duduk di sebuah pohon tua, pohon jeruk. “Hmm, mana mereka?” gumam wanita tersebut. “Hei…, Angely,” panggil sosok wanita berambut coklat pendek. “Angelina! Sudah lama tak bertemu,” balas Angely sambil memeluk sahabatnya itu. “Loh, mana Angela?” tanya Angely. “Aku di sini!” seru seorang wanita berambut coklat ikal panjang. “Angela?” tanya mereka berdua tak percaya. “Yap, ini aku, guys!” ucap Angela. “Astaga, aku rindu banget sama kalian!” tukas Angelina. “Me too.” “Me three.” mereka tergelak. “Kita masih sama, iya kan?” tanya Angelina. “Sure!” balas Angela. “WE ARE TRIPLE ANGELS!” seru mereka bertiga.