Essy adalah anak yang dibilang cukup pintar. Ia baru menduduki bangku kelas 5 SD. Nilainya selalu diatas rata rata, karena ia selalu memperhatikan pelajaran yang diajarkan dengan seksama.
Pagi itu, adalah pelajaran IPA. Pak Joko mengajarkan tentang ekosistem lingkungan dan tentang makhluk hidup. Kebetulan juga, Essy senang dengan pelajaran IPA. Saat pak Joko menerangkan, Nessy, Lula dan Adia malah ribut. “Hahaha seru banget, kocak” kata Lula. “Shutt diam, perhatikan pelajaran” nasehat pak Joko.
Hari berganti hari, hingga bulan berganti bulan. Tak terasa, sebulan lagi Essy akan melaksanakan UKK. Essy berharap ia bisa mendapatkan nilai yang cukup memuaskan, sehingga ia akan belajar lebih rajin.
Saat itu, adalah pelajaran Matematika. Essy tidak terlalu suka, tapi ia mencoba menyukai Matematika. Disela sela Bu Palma menjelaskan, Nessy, Lula dan Adia malah tertawa tawa dan lempar lemparan surat. “Diam !!!” bentak bu Palma. “Makannya jangan ribut” gumam Essy.
Hari hari mendekati UKK, Essy dua kali lipat lebih rajin. Waktu belajarnya jadi lebih banyak dari biasanya. Di sekolah, ia sangat fokus. Sedangkan Nessy, Lula dan Adia seperti menyepelekan UKK.
Hari UKK tiba. Sebelum mengerjakan soal, Essy berdoa terlebih dahulu. Essy mengerjakan dengan lancar dan teliti. Tidak seperti Nadia, Lula dan Adia. Mereka kebingungan dan tengak tengok ke kiri, ke kanan dan ke belakang. Keringat dingin mengucur dari tubuh mereka. Alhasil saat penerimaan rapot, mereka mendapat nilai yang jelek. Nadia, Lula dan Adia mendapat julukan tong kosong berbunyi nyaring. Bisanya hanya ribut, tapi akhirnya tak bisa mendapat nilai yang baik.