“Rafa, Yasmine, ayo bangun nanti telat ditinggal jemputan lhoo…” ayah memanggil namaku dan Rafa adikku, untuk segera bangun, dari tidurku yang nyenyak. Ayah menakut-nakutiku dengan cara bilang, ‘nanti ditinggal jemputan lho…’. Oh ya namaku, Amanda Yasmine Satria, nama panggilanku Yasmine. Kalau adikku, Rafa Putra Satria, atau Rafa.
“Aduhh, ayah aku masih ngantukk” jawabku. “Ya mau gimana, kak kan kakak harus sekolah..” “Iya, deh, iyaaa…” aku menjawab dengan malas.
Sampai di sekolah… “Tri M!” aku memanggil tiga sahabatku ‘Tri M’ yang kumaksud adalah Manda, Michelle dan Mora. “Ya, Mine!” mereka berhenti tepat di hadapanku. “Why? ( kenapa?)” “Kemaren ada PR gak sih??” aku bertanya. “Yap” “PR apa, ya?” “LKS BAHASA INDONESIA hal. 58-64, PAP (Pendidikan Agama Protestan) Buku cetak hal. 124, Bahasa Inggris LKS hal. 24” “Astaga!!” jawabku. “Mm? (kenapa?)” mereka bertanya menggunakan bahasa isyarat. “Aku cuma ngerjain, PAP doang…, gimana dong?” aku jadi kesal sendiri.
Tenonenenenet… Nenenet… Aku masuk ke kelas, aku langsung berdiri di depan kelas. “Baik, disiapkan PR dan buku cetaknya” kata Mr. Agus, guru Bahasa Inggrisku. “Yasmine, gak bawa PR, atau gak ngerjain?” Mr. Agus bertanya padaku. “Tidak, mengerjakan Mr.” aku menjawab. “Ya, sudah sampai pejaran ini selesai kamu berdiri di depan kelas” “Baik Mr.”
Sekarang PAP syukurlah, aku mengerjakan PR PAP. “PR kumpulkan!” kata Bu Aline. Aku mengumpulkan PRnya.
Sekarang Bahasa Indo. aku berdiri lagi di depan. “Yasmine gak bawa?” kata Bu Anita guru Bahasa Indonesiaku. “Iya..” “Boleh duduk” Aku sangat senang dengan itu.
Pulang sekolah aku pergi ke Mochi Café, café itu milik bundaku.
Akhirnya aku pun pulang…
THE END