Masa sekolah adalah masa yang paling menyenangkan, karena dapat berkumpul bersama teman-teman. Seperti halnya Gilang. Tahun ini ia baru masuk SMP favorit di salah satu kota di Indonesia. Gilang ingin seperti teman teman yang lainnya, yang bisa mengendarai sepeda motor. Padahal ayah Gilang telah menasihatinya bahwa dibawah umur 17 tahun, belum boleh mengendarai sepeda motor. Namun Gilang tetap bersikeras ingin dibelikan sebuah sepeda motor. Akhirnya permintaan Gilang dituruti oleh ayahnya. Namun dengan satu syarat, apapun kerusakan yang ada pada motor itu, Gilang yang menanggungnya.
Setelah dibelikan sebuah sepeda motor, Gilang menjadi malas belajar. Setiap hari ia hanya balapan bersama teman-temannya. Suatu hari, Gilang dan kawan-kawan hendak berbalapan lagi. Awalnya balapan tersebut berjalan dengan lancar seperti biasanya. Ketika giliran Gilang yang mengetes kendaraannya, tiba-tiba saja seekor anak kucing melintas tepat di depan motornya. Gilang pun mengerem dengan mendadak. Alhasil ia pun oleng ke kiri jalan dan jatuh terjerembap ke dalam selikan. Teman teman Gilang panik dalam situasi ini. Lagi pula, mereka jauh dari puskesmas, sedangkan Gilang sedang terluka.
“Waduh!bagaimana ini? ayo kita bawa dia pulang saja” ajak Wiranto. Mereka pun membawa Gilang pulang ke rumahnya. Setelah sampai, Gilang segera diobati dan beristirahat.
Itulah akibat tidak menuruti perkataan orangtua, akhirnya kena batunya