Waktu istirahat, Hinara dan kedua sahabatnya, Sharuna dan Karin sedang berada di Kantin. “Heeiiii” teriak Inaka pada ketiga sahabatnya seraya melambai. Hinara pun membalas melambai. “Ada apa, Inaka-chan?” tanya Hinara setelah Inaka duduk diantara mereka. “Aku melihat di Mading, minggu depan ada lomba ‘Pesta Kimono’ di sekolah kita. Khusus perempuan,” celoteh Inaka. “Oya!?” teriak Sharuna. Sedangkan Karin, menyemburkan minumannya di mulut. “Lomba ‘Pesta Kimono??!!” koor Sharuna dan Karin berbarengan. Inaka menganggukkan kepala. Mereka membicarakan tentang ‘Lomba Pesta Kimono’ tersebut.
Hinara segera bersiap. Jaket ungu berlengan putih, Jogger pants biru pekat di atas mata kaki, dan sepatu hitam menjadi ciri khasnya. Rambutnya ia kucir kuda. Ia mempersiapkannya di tas selempang kecil. Ia segera pamit pada Tou-san, Kaa-san, dan Hanari.
Dia segera mengayuh sepeda di taman dekat sekolah. Ia melihat gadis berambut pink sebahu, dan gadis berambut blonde dikucir kuda dan poninya menutupi mata kirinya. “Sharuna-chan!! Inaka-chan!!” teriak Hinara menghampiri mereka. “Hai, Hinara!” sapa mereka kompak. Mata amethys Hinara menyapu seluruh area taman. “Karin-chan belum datang??” tanya Hinara menatap mata emerald Sharuna. “Belum.”
Tak lama, Karin datang. Mereka menuju Butik Kimono yang tidak terlalu jauh dari taman. Sesampainya, Hinara mendorong pintu kaca tersebut. “Dingin,” gumam Inaka. “Iyalah, kamu pakai bajunya lengan pendek,” celetuk Sharuna yang mengenakan jaket bulu pink. “Iya, iya!” seru Inaka kesal.
Mereka berpencar untuk mencari kimono. Akhirnya, mereka berkumpul di dekat kasir. “Aku pilih kimono yang ini,” ujar Inaka. Ia menunjukkan kimono ungu tua bergambar bunga mawar ungu. Bagian pinggang, terdapat pita pink dan berhias bunga-bunga kecil. “Aku ini,” Sharuna menunjuk kimono warna pink, bergambar bunga sakura. Bagian pinggang terdapat tali pita pink pucat dan sebuah pita besar dibelakang. “Aku ini,” Hinara menunjuk sebuah kimono yang sangat cantik. Kimono warna lavender dan bergambar bunga (bentuknya seperti bunga sakura) berwarna merah. Bagian pinggang terdapat tali pita berwarna perak berkilau, terdapat gambar lavender-lavender kecil, juga bagian bawah lengan terdapat karet yang agak ketat. “Aku ini,” Karin menunjuk kimono merah polos. Tali pita pada pinggangnya berwarna ungu berhias serbuk glitter perak. Di belakangnya terdapat pita sedang berwarna putih. Mereka segera membayarnya, lalu pulang kerumah masing-masing.
Seminggu Kemudian… Hinara sudah tampil cantik. Lengkap dengan sepatu hak 1 cm berwarna ungu berhias bunga sakura. Rambutnya diikat kucir kuda, dan bergelombang bak gelombang halus dilaut. Rambut pendek gelombang di telinganya dan poninya. Terdapat jepit rambut berbentuk bunga agak besar, tersemat di kiri atas kepalanya. Juga tak lupa dirapikan. Wajahnya dipoles tipis oleh kosmetik. Ia mengenakan anting dan gelang. Hanari juga cantik dengan kimono oranye-pinknya.
“Wah, Hinara-chan cantik sekali,” puji Sharuna saat Hinara sampai di sekolah. Rambut pinknya digerai dan diberi bando merah. Inaka dan Karin juga datang menghampiri HinaSharu. “Kalian berdua cantik!” puji Karin. Rambut merah sebahu melebihi sedikitnya, digerai dan diberi mahkota kecil. “Kita semua cantik, kok!” canda gadis berambut blonde yang disanggul, dan diberi hiasan bunga. Mereka bercanda ria.
“Perhatian, para peserta Lomba Fashion Show Kimono, diharap segera berada di belakang panggung. Mereka segera berdiri di belakang panggung. Ternyata, pemberian nomor panggung. Dari 111 siswi, Hinara mendapat nomor 63. Cukup lama Hinara menunggu. Detik demi detik, menit demi menit, dan jam demi jam, akhirnya giliran Hinara. Hinara mulai berpose di atas panggung. Orangtua Hinara dan Hanari menonton aksi kedua putrinya. Usai lomba fashion show, juga diadakan lomba ajang bakat dan lomba bulutangkis dengan kimono.
“Hinara-chan dan Sharuna-chan, ditunggu oleh Jiyarai-sensei di ruangannya,” ujar Karin. Mereka berdua menuju ruang Jiyarai-sensei, sang kepala sekolah. Setelah diizikan masuk, mereka duduk di kursi depan Jiyarai-sensei. Di ruangan, juga terdapat Matsuri, anak kelas lain yang berambut coklat.
“Baik, saya mengumpulkan kalian di sini, karena ingin menyerahkan piala Lomba Pesta Kimono,” ujar Jiyarai-sensei. Seolah mengerti, mereka bersorak pelan. “Juara tiga Matsuri, juara dua Sharuna, dan juara pertama Hinara.” Mereka diberi piala dan juga piagam. Mereka sungguh senang. Inaka dan Karin turut senang dengan kemenangan dua sahabatnya.