Sore itu, aku dan Ibu tengah melayani pelanggan terakhir kami sebelum kami menutup toko. Setiap hari, aku dan Ibuku sudah biasa capai karena saking banyaknya pembeli. Tapi kami senang karena banyak yang suka hamburger kami.
Aku hanya hidup bersama Ibu. Ayahku sudah meninggal 2 tahun yang lalu. Sejak saat itulah, kami mulai menguras otak, apa yang harus kami lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup kami berdua.
Akhirnya, diputuskan keputusan kami setelah berunding berdua. Yaitu membuka toko burger di halaman rumah kami yang cukup luas. Aku dan Ibu hanya perlu menambahkan beberapa meja panjang dan lebar, etalase yang dilengkapi dengan tirai kecil agar lalat-lalat tidak masuk ke etalase yang berisi bahan-bahan penyusun burger. Tak lupa, kursi-kursi kayu yang panjang.
Hari pertama, toko kami cukup banyak pembeli. O ya, tak hanya burger saja yang disediakan, tetapi ada juga hot dog, dan pasta. Tentu saja, ini halal!!
Berkat usaha kami ini, aku bisa kuliah di universitas ternama di kota kami, Jogja. Aku sangat senang bisa kuliah di sana dan mengambil jurusan bisnis.
Suatu hari… “Bu Bila, stok sosis dan roti di toko kita habis!! Sedangkan pelanggan sudah menunggu…” ucap salah satu karyawanku. “Itu, ambil saja di gudang penyimpanan di dalam kulkas.” ucapku.
Ya, aku sekarang sudah memiliki toko aneka macam roti khas Amerika dan khas Italia. Tokoku selalu laris manis karena terkenal enak rasanya. Rasa enak ini tak mungkin bisa membuat restoranku laris jika bukan karena Ibu.
Ibu yang memberikannya untukku, untuk meneruskan usaha tokonya. Oh Ibu, betapa mulia hatimu.. Memberikan segalanya hanya untuk anakmu… berkatnya restoranku bisa laris manis.
Terima kasih, Ibu…