Siang itu, udara sangat panas. Terpaksa Klara berjalan lebih cepat untuk menghindari panas. Saat melewati rumah besar, ia melihat sebuah boneka kecil yang lucu tergeletak di depan pagar. Entah kenapa pemilik rumah membuangnya di situ. “Ambil aja ah” Klara memungut boneka itu dan membawanya ke rumah.
“Klara, kamu bawa apaan? Kok serem banget sih!” ujar kak Kiki. “Tadi aku nemu boneka ini di depan rumah besar, yaudah karena lucu aku ambil deh” jelas Klara lalu menuju kamarnya. “Buang aja, serem tau!” kata kak Kiki dengan kesal.
Malam harinya selesai belajar, Klara bermain dan mengamati boneka yang tadi ia pungut. Bentuknya seperti anak kecil, mempunyai lesung pipi, sedang tersenyum dan baju terusan khas Jepang. “Nomita” Klara membaca nama yang ia temukan di leher boneka tersebut. “Oh, ternyata namanya Nomita” setelah itu Klara tidur dengan boneka Nomita.
Sampai suatu hari, Sakuai berkunjung ke rumah Klara. Sakuai adalah sahabat Klara yang mempunyai keturunan Jepang. Karena, ayah Sakuai adalah orang jepang, sedangkan ibu Sakuai berasal dari Bandung. Sakuai cantik lho!
Saat Sakuai memasuki kamar Klara dan melihat boneka Nomita di kasur Klara, “AAHHHH!!! BUANG BONEKA ITU!!!” Teriak Sakuai sangat kencang. Sampai sampai seluruh keluarga Klara lari tergopoh gopoh ke kamar Klara. “Ada apa Sakuai? Apa ada masalah dengan boneka itu?!” tanya Klara kaget. “Kalian harus membuang boneka itu. Boneka Nomita adalah boneka pendendam dan pembunuh. Ia telah membunuh beberapa keluargaku sebulan kemudian saat kami menemukan boneka Nomita! Bakar dia!!!!” jelas Sakuai heboh. “Baik!” Ayah Klara pun segera mengambil bensin dan korek lalu membakar boneka Nomita.
Akhirnya, semua sudah berakhir. Ini adalah pelajaran untuk Klara, supaya tidak membawa barang sembarangan yang ia temui di jalan.