Falitha adalah seorang gadis manis berusia delapan tahun, dia dibesarkan oleh keluarga yang cukup berada. ibunya adalah seorang dokter bedah yang cukup terkenal, sedangkan ayahnya adalah pemilik sebuah pabrik besar.
Pada suatu siang yang terik di hari minggu ibu Falitha dipanggil karena ada masalah darurat di rumah sakit, sedangkan ayahnya sedang bertugas di luar kota dalam waktu 2 minggu, oleh sebab itu Falitha hanya tinggal sendirian di rumah bersama bibi Inem dan bibi Ashra asisten rumah tangga di rumahnya.
“bi Ashra ayo ajak Litha jalan-jalan, Litha bosen di rumah sendirian…” pinta Falitha merengek di depan bibi Ashra yang sedang menjemur pakaian, “maaf sayang.. pekerjaan bibi belum selesai” jawab bibi Ashra dengan lemah lembut, “huft..” Falitha mengeluh.
Tiba-tiba bibi Inem keluar sambil tergopoh-gopoh, “bi.. ada apa?” tanya Falitha, “bibi harus pulang secepatnya, kalau tidak nanti anak bibi pasti khawatir menunggu bibi..” jawab bibi Inem terburu-buru, “Falitha boleh ikut nggak?” tanya Falitha, “tentu saja non, kalau non mau ikut ayo, nanti main sama anak bibi!”.
Setelah bibi Inem dan Falitha sampai di rumah bibi Inem, terlihat seorang gadis kecil seusia Falitha sedang duduk termangu di teras rumah bibi Inem. “wah ibu sudah pulang?” seru anak tersebut seraya berlari memeluk bibi Inem,
“hai.. namaku Falitha!!” Falitha memperkenalkan diri, “hai Falitha.. aku Ayundha!” seru Ayundha, mereka saling berjabat tangan. Sejak saat itu Falitha dan Ayundha berteman baik dan lama-lama menjadi sahabat karib yang amat akrab, setiap hari minggu Falitha pasti ikut dengan bibi Inem untuk bermain bersama Ayundha.