Di negeri ikan yang mewah, hiduplah seorang anak ikan yang bernama Kiko. Ia adalah anak dari Pak Badut dan Bu Badut.
Suatu hari, ia pergi ke pasar bersama ibunya. Tiba di pasar ia bertemu Robin dan kawan-kawan. Robin adalah anak dari pedagang pasar yang kaya, ia adalah anak yang jahil, nakal dan suka meledek temannya.
“Hey Kiko! Sedang apa kau disini? Seharusnya kau kan bermain sirkus.” Ejek Robin. Kawan-kawannya tertawa terbahak-bahak, mendengar ejekan Robin. “Mengapa ia bermain sirkus?” Tanya Askar si Kura-kura. “Karena… ia badut. Hahahahaha…” Tawa Robin. Mendengar ejekan Robin, Kiko kesal dan sangat marah. Lalu, ia meninggalkan Robin dan kawan-kawannya yang sedang tertawa.
Melihat anaknya murung, bu Badut pun bertanya. “Kiko, mengapa kau murung seperti itu?” Tanya ibunya. “Bu, apa aku salah. Karena aku ikan badut?” Tanya Kiko pada ibunya. Ibunya tersenyum, ia langsung mengerti apa yang telah terjadi pada anaknya itu. “Kau tidak salah, Kiko. Ini memang sudah takdir kita sebagai ikan badut. Dan tugas kau sebagai ikan badut, adalah selalu buat orang-orang tersenyum padamu.” Jawab ibunya. Kiko tersenyum, mereka pun pulang ke rumah. Kiko mulai mengerti tentang perkataan ibunya tadi.
Pukul 06.30 Kiko pergi ke sekolah, ia pergi bersama Memo si ikan nila. Di tengah jalan, lagi-lagi ia bertemu Robin. Tapi tiba-tiba Robin terjatuh, sontak Kiko terkejut dan langsung menolongnya. “Mengapa kau menolongku?” Tanya Robin. “Kita kan teman. Sesama ikan, kan harus saling tolong-menolong. Betul kan?” Jawab Kiko.
Robin merasa bersalah pada Kiko, walaupun ia telah berulang kali mengejeknya namun, Kiko masih menganggapnya teman dan tidak marah padanya. Sejak itu, Kiko dan Robin menjadi sahabat dan tetangga yang baik. Mereka selalu saling tolong-menolong. Dan sejak itu, Robin pun tak pernah mengejek teman-temannya lagi.