Hai namaku Salsa Billa Zelviana. aku akrab disapa Zelvi. aku punya seorang teman yang bernama Arina Ratnasari atau lebih akrab di sapa Arin. ia adalah teman kedua setelah Vina, sahabatku pergi selama lamanya dariku. yup Vina sudah meninggal. ia meninggal karena penyakitnya dan ia memberiku gelang sebagai kenangan. gelang itu selalu kujaga.
“Zelvi.. ayo bangun” seru ibu dari bawah. “ya bu.. Zelvi sudah bangun” sahutku. “yaudah sana mandi” seru ibu lagi. “ya.. ya bu” sahutku lagi.
Aku pun segera mandi dan berganti baju. usai semua itu kulakukan, aku pun bergegas turun ke bawah.
“pagi bu” sapaku. “pagi sayang” sapa balik ibu. “bu Zelvi nanti pulang terlambat ya” izinku. “iya memang Zelvi ada pelajaran tambahan ya?” tanya ibu heran. “bukan” jawabku singkat sambil mengambil piring. “terus kenapa?” tanya ibu lagi. “karena Zelvi nanti akan belajar kelompok bu” jawabku. “ohh.. ya sudah cepat makan” perintah ibu. Aku pun segera makan dengan lahap. sesudah makan, aku pun pamit pada ibu.
“bu.. Zelvi berangkat dulu ya..” pamitku. “ya.. hati hati” sahut ibu. “asalamualaikum..” salamku. “waalaikumsalam” sahut ibu.
Aku pun menggoes sepedaku. aku bersepeda sambil memikirkan Vina. tidak biasanya pagi ini ku merindukan Vina. sambil memandangi gelang yang diberikannya. gelang itu bertuliskan “ZEDAVI” yang artinya Zelvi Dan Vina. aku memandangi gelang itu sampai di sekolah.
“pagi Zel” sapa Arin. “eh pagi Ar” sapaku balik. “gelang dari siapa?” tanya Arin. “dari Vina” jawabku singkat. “pinjam dong Zel” pinta Arin. “gak boleh” cegahku. “ya sudah kita musuhan” ujar Arin kemudian. “jangan dong Ar.. yaudah nih” ucapku sambil menyerahkan gelang itu. “iya makasih” ucap Arin. “ingat jangan sampai rusak apalagi hilang” ujarku mengingatkan. “oke bos” sahut Arin. Jam pelajaran dimulai. waktunya fokus.
“Ar.. mana gelangnya?” tagihku saat istirahat. “emm.. Zel” panggil Arin. “apa? cepetan mana gelangnya” pintaku. “em.. gelang kamu.. hilang” jawab Arin takut sekali. “apa? kamu jahat Ar.. bisa bisanya kamu ngilangin benda kesayanganku.. pokoknya aku gak mau lagi temenan sama kamu” seruku. “jangan Zel.. aku minta maaf” pinta Arin. “oke aku maafin.. tapi aku gak mau ketemu sama kamu lagi” seruku kemudian.
Sejak saat itu, aku pindah sekolah. dan aku gak mau ketemu sama Arin. gelang pemeberian Vina juga belum ketemu. gara gara gelang, aku dan Arin jadi musuhan.