Srek… srek… srek…, suara sapu lidi dengan nyaringnya berbunyi. “Ayah..!!!”. Ya, itu suara anak berusia 6 tahun bernama Hanum. Dan ia memanggil ayahnya yang sedang menyapu. Ayahnya adalah seorang karyawan kantor. “Mengapa kau kesini?” “Aku kesepian di rumah. Varos, Rania, Firos, Ufa semuanya nggak ada di rumah mereka” “Ya sudah. Tunggu sebentar. Ayah mau kunci pintu dulu. Kamu tunggu disini, ya”. Hanum pun menunggu ayahnya. Tapi, ia terkejut melihat sesuatu. Ia melihat sebuah boneka panda yang dipasang pita pink kecil dan matanya yang imut di sebuah toko. “Sarhia Shop” itulah nama tokonya. Hanum menginginkan sekali boneka itu. Sampai-sampai dia kejedut kaca toko itu gara-gara pengen lihat lebih detail boneka itu.
“Hanum, ayo” “Eh, ayah. Ayah aku mau boneka panda itu” bisik Hanum. “Eh, ada Pak Rahmat. Apa kabar pak?” “Baik Mbak Lusi. Mbak, mau tanya. Itu boneka pandanya harganya berapa?” “Oh, itu. Harganya Rp 200.000,00 pak. Memangnya mau beli?” “Oh, mmm… Cuma nanya doang kok mbak. Siapa tahu bisa beli buat anak saya, Hanum”. “Hai, kenalin saya yang punya toko ini. Nama saya Lusiana Sarhia Khalista Putri. Panggil saja Tante Lusi. Kamu anaknya Pak Rahmat ya?” “Iya tante. Namaku Hanumisya Annisa Dewi. Panggil aja Hanum” “Ya sudah. Duluan ya Mbak Lusi” ujar Pak Rahmat.
“Hanum, ayah nggak bisa beliin kamu boneka itu dulu. Mahal. Ayah belum punya uangnya” “Ya udah. Nggak papa”.
Sampai di rumah Hanum pun menonton televisi lalu tidur. ‘Boneka panda, boneka panda’. Hanum mengigau. “Hanum, ayah akan berjuang supaya bisa beli boneka itu untukmu” kata ayah dalam hati.
Keesokan harinya, pagi-pagi Pak Rahmat udah disuruh ngirimin surat dan berkas kantor. Tidak hanya itu. Ia juga harus membersihkan ruangan-ruangan meeting kantor dan kamar mandi karena Pak Manto (karyawan) tidak berangkat. ‘Huh… hari ini banyak sekali pekerjaan’ kata Pak Rahmat dalam hati. Hari ini gaji bulanan Pak Rahmat cukup banyak dari biasanya. Yang biasanya hanya Rp 2.000.000,00 menjadi Rp 10.000.000,00. ‘Kok tiba-tiba gajiku naik drastis ya?’ batin Pak Rahmat. Hari ini Pak Rahmat pulang lebih petang dari biasanya. Ia sangat sibuk.
Pak Rahmat berencana membeli boneka panda di toko milik Mbak Lusi untuk Hanum. “Mbak saya mau beli boneka panda yang kemarin saya tanyakan itu mbak” “Maaf, pak. Stoknya habis dan belum datang. Kalau bapak mau menunggu tidak apa-apa. Sebentar lagi datang” “Saya tunggu saja ya Mbak”.
Tak lama kemudian sebuah motor membawa boneka panda berjumlah 15. “Beli satu ya Mbak” “Bapak dapat potongan harga. Jadi harganya hanya Rp 90.000,00” “Ini uangnya. Mbak bisa minta tolong dibungkus dengan kertas kado?” “Bisa pak!”. Akhirnya, Pak Rahmat pulang membawa boneka yang diinginkan Hanum.
“Assalamualaikum, Hanum” “Waalaikumsalam”. Rupanya, Hanum sedang belajar. “Hanum, kamu inget nggak hari ini?” “Inget dong!” “Ayah punya sesuatu nih. Happy birthday, Hanum sayang!!” seru ayah. “Makasih yah. Aku buka ya” “Wah. Boneka panda. Asyik!!! Makasih ayah usah mau mengabulkan permintaan Hanum. Hanum sayang ayah!! Aku kasih nama boneka ini Hanin!” Hanum melonjak kegirangan. “Namanya bagus sekali. Ayah juga sayang Hanum”.