Aku, yang kini duduk di bangku kelas 6 begitu gemetar, ketakutan, apa yang mungkin terjadi?
Oh, ya. Namaku Merywither, saat aku kelas satu sampai kelas lima, aku selalu ditindas. Kini aku telah pindah rumah, juga pindah sekolah. Tapi di sekolahku yang sekarang sering terdengar isu-isu yang mengatakan bahwa sekolah ini berhantu, aku tak percaya hantu, tapi aku yakin, kebaikan yamg kuperbuat selama ini akan melindungiku dari segala ancaman.
Tak kusangka, hanya 23 anak yang bersekolah disini, selain agak jauh dari pusat kota, juga, dibilang menyeramkan.
“Hai, Merywither! Tumben melamun..” ucap Layla, “Hai juga, Layla! Hehehe.. temani aku ke toilet yuk!” Pintaku, “Takut, ya? Gara-gara Fany, sih.. katanya dia liat arwah wanita berdarah hitam, serem juga sih..” lama-kelamaan Layla ikut takut, “Sudahlah, yuk!”
Ku berjalan dengan Layla, menuju satu-satunya toilet perempuan di ujung sekolah yang sepi, hanya ada pohon yang telah kering, disebut Pohon Gugur, aku tidak tahu mengapa dinamakan seperti itu, aku tidak mempermasalahkannya.
“Cepat, Mer!!” Layla takut, “udah, kok! Daritadi aku di sampingmu,” “Tadi… pintunya kok, kekunci?” Ceklek ceklek, “Aduh.. kabur ajaa!” Layla berlari, mau-gak mau, aku harus ikut lari, “Tunggu Laylaa!!!” “Hihihihi..”