Aku ditindas, nilaiku jelek, miskin, wajahku pun apa daya, akan kuubah masa depanku! Menjadi seperti matahari yang terang menyinari dunia! The adventure begin.
Akan kumulai dari PRESTASI dari 100 besar, aku rank 100, yup! Last. Aku telah belajar satu setengah tahun penuh! Sehari tidur tiga jam setengah, hasil penjualanku untuk makan di Warung sisanya ditabung untuk kuliah. Sekarang, aku murid terpintar. Aku tidak sombong, tapi sekarang… semua berteman denganku dengan SATU alasan, ingin menyontek. Semua yang kulakukan salah… atau kuakhiri saja hidupku?
Hanya SATU teman yang berteman denganku bukan karena alasan lain, namanya Delia. Delia buta, ia tuna netra, sedih rasanya, setelah menunggu dua tahun lamanya, dokter memperbolehkan aku mendonorkan mataku kepada Delia, untuk membalas segala kebaikan yang ia berikan, sayangnya aku butuh dana lebih, akhirnya kakekku datang, memberi sumbangan. Lalu aku mendonorkan mataku.
Delia bisa melihat! Begitu bahagia, walau sekarang aku buta. Delia berkata “Muna! Aku bisa melihat! Warna-warni begitu cantik!” Aku menangis bahagia, kucoba memakai tongkat Delia, aku pamit, saat aku pulang aku tertabrak truk sampah. Setidaknya, sebelum ku meninggal, ada kebaikan yang kulakukan.