Aku berjalan, lelah sekali. ku duduk di bawah pohon mangga, daun-daun berhamburan, tertiup angin, musim gugur telah tiba. Aku bangkit lagi, berjalan sambil bersenandung ria, aku akan berangkat ke sekolah, melewati berbagai rintangan.
Rintangan pertama, Jembatan Jatuh. Warga sekitar selalu mengingatkan agar hati-hati karena Jembatan itu sudah lama dan hampir jatuh, perlahan-lahan tapi pasti. sudah berada di ujung, dan melompat! Aku telah sampai dan menanti rintangan selanjutnya.
Rintangan selanjutnya, sungai. Sungai panjang, lebar tapi bersih. srek srek mengambil sepatu boot, dan pakaian ganti, pluk pluk srash! pluk! pluk! byur byar, kecipak! meloncat-loncat, berenang sampai ke tepian, berlari-larian, air kemana-mana, mengambil handuk, mengeringkan badan yang basah, mengganti dengan pakaian sekolah yang layak, selesailah rintangan ke dua, berjalan 100 meter, dan sampai di sekolah, tepat lima belas menit sebelum bel berbunyi, begitulah keseharianku.
“Baik, anak-anak! pelajaran selesai! tidak ada PR! Silahkan pulang!” menutup pelajaran, pulang melewati rintangan yang sama. Lalu ku pergi ke rumah Shafa, dia mengadakan pesta kue di rumahnya, “Chinny! Akhirnya kau datang, rumah kita berbeda kompleks, sih!” Shafa lumayan kaya, tidak sepertiku yang miskin ini.
“Jadi, mau kue yang mana?” tanya Shafa, “Yang Coklat, dan yang ada krimnya.” jawabku, “OK! Sebentar,” Shafa berlari.
“Ini Strawberry Shortcake, aku beliin buat kamu, dan dompet ini, jaga baik-baik ya…” setelah permit aku pulang, berjalan di hari yang panas ini. Terima kasih Shafa!