Di sebuah daerah yang bernama Desa pita, tempat para ulat di sana terdapat sebuah toko yang bernama “Toko daun Tini”. Di toko itu Setiap hari selalu ramai pelanggan, Pelanggan dari toko ini tidak hanya berasal dari daerah itu tapi juga dari daerah lainnya. Sedangkan di toko seberangnya yang bernama “Toko daun Innah” itu sangat sepi.
Dini yang merupakan pemilik toko daun yang laris itu selalu buka sebelum pukul 6 pagi. Ini juga suka berbagi pada ulat-ulat yang lain. Itu berbanding terbalik dengan Inah yang jadwal buka tokonya tidak menentu, mungkin itu salah satu sebabnya tokonya sepi.
Suatu hari datanglah Ibu Manda ke toko Tini, untuk memesan daun dalam jumlah banyak kepada Tini. “Selamat datang di toko daun Tini” “Aku ingin memesan 300 golongan daun yang harus siap besok” “Baiklah Anda bisa mengambilnya besok”
Rupanya Innah tahu tentang hal itu pun mempunyai niat buruk terhadap Tini. Tini sangat bekerja keras untuk mengerjakan 300 gulungan daun itu namun Innah juga punya rencana untuk merusak hal itu.
Pagi pagi sekali, sebelum Tini datang. Innah membawa segerombolan Dermatophagoides pteronyssinus. Mereka merusak gulungan daun yang dibuat Tini dengan susah payah kemarin.
“Hai, Innah” sapa Tini sebelum masuk toko “Hai” “Kau tak membuka tokomu secepat ini sebelumnya” “Aku punya pesanan dari bu Manda” “Wah… Aku juga dapat” Tini masuk ke tokonya dan sadar
Tini tak berpikir tentang ulah siapa ini. Ia langsung berpikir bahwa waktu yang ia punya sekarang hanya 2 jam. Tentu itu tak akan cukup untuk membuat 300 gulungan daun itu lagi. Jadi Tini berusaha memikirkan sebuah solusi. Ia memutuskan untuk membuat gulungan daun yang besar. Yang tentunya mempersingkat waktu.
Saat bu Manda dan anaknya tiba di toko Tini… “Dimana pesananku?” “Disini” kata Tini sambil menaruh gulungan daun besar itu diatas meja “Kenapa hanya 1 gulungan besar?” “Aku tahu kau ingin 300 gulungan daun untuk acara yang akan kau adakan, tapi aku merasa acara itu sangat spesial jadi aku memutuskan untuk membuat sesuatu yang spesial juga” Tini mengatakan sambil tertunduk takut dimarahi.
Namun tidak, bu Manda keluar toko dengan senyuman “Aku punya 300 gulungan daun yang kau inginkan” kata Innah “Bolehkah aku mencoba satu?” “Boleh” tapi Innah justru membawa 10, dengan harapan bu Manda akan terkesan padanya Anak bu Manda sangat menyukai gulungan daun ia memakan 9, bu Manda hanya makan 1.
“Boleh, aku membeli 300” “Tunggu, akan kubuat 10 lagi” “Butuh berapa menit?” “Sekitar 10 menit” “Maaf, aku harus pergi sekarang”
Sia sia sudah seluruh usaha Innah, Tini tetap bisa menjual gulungan daunnya. Justru ia rugi karena telah membuat 300 gulungan daun namun tak untung sedikit pun.