Suasana yang hening di dalam kelas. Semua siswa sedang mengerjakan ujian, tidak ada suara apa pun selain suara kipas dan bunyi jam. Melihat semua siswa fokus mengerjakan, Pak Rahmat seorang pengawas di dalam kelas itu, meminta izin untuk ke toilet sebentar. “Bapak izin ke toilet ya, ingat! jangan ada yang nyontek” hujar Pak Rahmat. “Baik Pak” Seru semua siswa. “Buyung tolong diperhatikan ya, jika ada yang ketahuan menyontek atau mengobrol segera dicatat, nanti akan bapak tagih” hujar Pak Rahmat. “Baik pak” seru Buyung.
Ckreeek! Blaaak! Suara Pak Rahmat menutup pintu.
“Ssssttt jangan berisik ya” Ujar Buyung. Di sela-sela waktu, Kenta, Dodon dan Peten saling menatap. Merencanakan suatu hal yang tidak ingin Buyung tahu. Yaa… Kenta merencanakan menyontek di sebuah buku. Dodon dan Peten pun tersenyum saling tatap mata.
Sreeeek! “Ssssttt, pelan pelan saja, nanti Buyung tahu kita melihat buku” ujar Dodon. “Nah ini ni, guys ini jawabannya” Ucap Kenta sambil tersenyum.
Saat sedang asyik menulis jawabannya. Sreeek!! Blaak!! Pak Rahmat pun datang “Assalamu’alaikum”. “Walaikumsalam pak” jawab siswa. Braaaak! “Sial! bukunya terjatuh, tadi aku terkejut Pak Rahmat datang” ucap Kenta dengan ketakutan. “Suara apa itu? Hei kamu yang disana, sedang apa kalian?” tanya Pak Rahmat. “T-tiidak pak, kami ga ngapa-ngapain kok” jawab Kenta dengan rasa takut yang lebih. “Aduuuh bodoh sekali Kenta” ucap Dodon dengan kesal.
“Buyung, apakah tadi ada yang menyontek atau mengobrol?” tanya Pak Rahmat. “Sejauh ini tidak ada apa apa Pak, tapi saya tadi sedikit mendengar bisikan diantara tempat duduk Kenta” hujar Buyung dengan bingung. “Apa benar kamu bisik-bisik Kenta?” tanya Pak Rahmat dengan nada amarah. “Haah!! hahaha ga mungkin lah Pak, saya tadi sedang ngerjain soal kok, hanya saja buku saya terjatuh” ucap Kenta dengan nada yakin. “Apaa!! Buku?? buku apa itu? kan tadi bapak suruh simpan buku di tas, dan jangan dikeluarkan jika belum selesai mengerjakan soal. Apa jangan-jangan kamu menyontek? Jawab Kenta!, jawab dengan jujur” tanya Pak Rahmat dengan amarah. “heemm, e-eiyaa Pak, tapi pliss Pak jangan hukum saya, saya mengaku sudah salah, tetapi tadi Peten dan Dodon juga ikutan kok Pak”.
Braaakkk!! (suara hentakan meja) “Lah!! Jangan ngada-ngada kamu Ken, tadi kamu yang menyuruh menyontek, dan kami juga belum sempat melihatnya Pak” ujar Dodon dengan tegas. Suasana pun makin memanas. “Tapi kan kamu juga ikut-ikutan” sambung Kenta dengan marah.
Plaaaak!! (Sabetan Rotan menabuk papan tulis). “Cukuuuup, sudaah, Kenta, Dodon, Peten mari ikut bapak ke ruang guru” ujar Pak Rahmat dengan sangat marah. “Tapi Pak, saya dan Peten kan tidak menyontek” “Iya Pak” sambung Peten. “Sama saja, kamu sudah melanggar peraturan bapak, mari ikut bapak” ucap Pak Rahmat. “Yang lain silahkan lanjutkan pekerjaannya” sambung Pak Rahmat dengan mengarah ke ruang guru.
Saat di ruang guru Kenta, Dodon dan Peten pun dihukum mengerjakan soal dengan 20 kali lembar jawaban.
“Semua ini salah kamu ken, kita jadi kena juga kan” Ucap Dodon dengan kesal. “Ah, sial jika tadi aku tahu akan dihukum seperti ini, aku tidak akan melakukan tuh” ucap Kenta dengan sangat menyesal di dalam hati.
Hari semakin gelap, Kenta, Dodon, dan Peten belum selesai juga. “Baik nak Kenta, Dodon dan Peten”. “Silahkan dilanjutkan besok, dan jangan lupa besok bawa Orang tua kalian ya! sekarang silahkan kalian pulang, hari sudah gelap” ucap Kepala Sekolah dengan lembut. “Baiklah bu” ucap Kenta, Dodon, serta Peten sambil mengemas barang barangnya.