Triiing!! Triiing! Saat sedang menikmati mimpi yang indah dan terbaring di kasur yang sudah nyaman kutidurkan, tak sengaja telingaku mendengar suara jam alarm yang sudah waktunya berbunyi. Aku pun terbangun, pelan-pelan ku membuka mata ini, terasa ada sedikit kotoran yang menempel di mataku, sehingga sulit untuk membuka mata ini. Kupaksa dengan satu jariku untuk membuang kotoran itu, dan akhirnya kotoran itu pun hilang dan tidak ada lagi yang bisa menghalangi mataku. Kubuka mata ini dan kulihat sebuah alarm yang sekian lama berbunyi, lalu kulihat ke arah jam yang mengarahkan pukul 04.25.
Lalu ku duduk di pinggiran kasurku, diam menatap kipas yang menghembus ke arah muka. Eiiiits, hampir saja mataku terpejam lagi. Aku bergegas bangun dan berdiri, pandangan tajam mataku menatap ke sebuah cermin. Aku lihat mukaku yang begitu kusam, rambutku yang berantakan. Lalu ku berniat untuk mencuci muka ini.
“Allahu Akbar Allahu Akbar” Tak sengaja telingaku mendengar panggilan Allah yang menyuruhku untuk menunaikan kewajibanku. Tanpa menunggu lama, langkah kaki ini yang bergegas menuju ke kamar mandi untuk berwudhu.
Ckreek! Kubuka pintu dengan pelan dan langsung bergegas berwudhu. Kuputar keran itu hingga mengeluarkan air yang sangat jernih dan dingin. Gemetar tanganku serta kakiku, yang menyebabkan bulu kudukku terbangun hingga muncul bintik bintik kecil di kulit tanganku. Aku terheran kenapa ini bisa terjadi?! Aaaahh itu hanya karena kulitku belum siap untuk terkena air yang sangat dingin. Lalu kulanjuti urusanku di bilik ini, kulanjuti wudhuku ini hingga selesai. Dan yaa, alhamdulillah urusanku di bilik ini sudah selesai, langsung ku bergegas keluar dari bilik ini dan ku masuk kamar.
Saat ku membuka pintu. Ckreeek! Lalu ku terheran, suasana di kamar ini sangat sejuk berbeda dengan sebelumya. Suara kipas yang mulai kencang dan udara yang semakin sejuk, membuat aku merinding. Bulu kudukku terbangun kembali, dan muncul bintik kecil kecil di tanganku. Namun, kali ini aku tidak peduli. Kuambil peci dan kupakai di kepalaku, sejadah yang kugelar mengarah ke arah kiblat. Lalu kuberniat dan lanjut menunaikan ibadah.
“Allahu Akbar” Kuangkat kedua tanganku ini, dan kutumpukan keduanya di atas perutku.
Sampai di penghujung. “Assalamu’alaikum warahmatullah-Assalamu’alaikum warahmatullah” Ku menengok ke arah kanan dan kiri. Lalu hatiku lega karena kewajibanku ini sudah selesai. Kedua tangan ini mengangkat dan mulutku seraya berdoa. “Aamiin”
Lekas ku berdoa, kulipat sejadah ini dan kulepaskan peci yang merekat di kepalaku. Lalu kakiku melangkah ke arah lemari dan kuambil baju seragam yang sudah siap untuk dipakai. Kupakai baju dan kumasukan kancing satu persatu hingga selesai. Lepas itu kupakai celana dan kurekatkan menggunakan sabuk. Mataku tertuju ke sebuah cermin yang menyuruh kakiku untuk kesana, mataku memandang cermin itu dengan tajam, lalu ku berpose dan sedikit merapikan rambut ini.
Ckreek! Kubuka pintu kamar dan kakiku melangkah ke ruang makan. “Ini dimakan dulu” ucap Mama sambil menunjukkan jarinya ke sebuah piring. Kuambil piring itu lalu kumakan sedikit demi sedikit dengan sebuah segelas teh hangat yang sudah sedikit adem.
Srruuput! Kuminum air teh hangat itu, tiba tiba tubuh ini merasa hangat dan perlahan-lahan mengeluarkan sebuah keringat. Kulanjutkan makan ini hingga habis.
Whaaaaa! Upss, mungkin ku merasa sudah kenyang, lalu kulanjutkan dengan meminum air teh hangat itu hingga selesai. “Mah, sarapanku sudah selesai” ucap aku.
Kakiku melangkah ke arah rak sepatu, tangan kananku mengambil sepasang sepatu yang sudah siap kupakai. Aku melangkah ke arah halaman, mata ini menatap ke seekor ayam yang sedang berkokok.
Kukuruyuuuuk!
Kupakai sepasang sepatu ini di kakiku yang nampak sudah besar. “Apa aku harus mengganti sepatu ini ya, tetapi masih bagus” “Hmmm” ucap aku kebingungan. Kumasukan ujung tali sepatu ini hingga merekat.
“Mah aku sudah siap nih, mana tasku?” tanya aku. “Baiklah, ini tasmu” ucap mamah sambil mengasi sebuah tas.
Kutanggap tas itu, Waaaw berat sekali tasku, mungkin aku ingin mengurangi barang barang yang tidak penting di dalam tas ini. “Mah aku berangkat dulu ya” tegur aku. “Oh iya hati hati ya!” seru mamah.
Tamat