Dear Sahabat,
Jika kamu membaca ini, aku harap kamu masih mengingatku. Mengingat kebersamaan kita sebelum semua sirna.
Hari itu, kamu masih tersenyum dan bercanda denganku. Keesokan harinya, kamu tidak masuk sekolah karena sakit usus buntu yang kamu derita.
Pertamanya, aku tidak mengetahuinya dan aku bermaksud untuk bertanya pada kakak sepupumu. Dan kakak sepupumu berkata jika kamu hanya sakit lambung. Oke, aku tidak khawatir.
Tapi, kabar merebak di lingkungan bahwa kamu menderita sakit usus buntu. Disitulah awal dari semuanya. Kita tidak seperti dulu lagi.
Kamu sembuh setelah satu bulan melawan penyakitmu. Setelah itu, kamu kembali ke sekolah. Dan di situlah salah satu teman kita seperti mempengaruhimu untuk tidak berteman denganku.
Kamu tidak seperti dulu lagi. Sahabat, meski kamu membenciku, aku tetap sayang padamu.
Sahabat, kembalilah seperti dulu lagi. Tersenyum hanya untukku. Sahabat, kembalilah. Sahabat, mari kita raih sukses bersama.
Hanya satu pesanku. Jika kamu lupa padaku, aku hanya ingin, jaga kesehatanmu, jangan terlalu lelah, jangan lupa makan juga. Oh iya, sampaikan salam untuk teman barumu itu, ya? 🙂
Ttd, Tiara Petz