Di tengah sibuknya hiruk pikuk keadaan kota yang dipenuhi oleh mobil dan motor yang berlalu lalang, hiduplah seorang anak laki-laki yang berasal dari keluarga kaya bernama Maru. Maru adalah seorang anak yang sangat pelit. Dia tidak suka membagikan apa yang dimiliki kepada orang lain bahkan orang terdekat atau keluarganya sendiri. Teman-teman di sekolah Maru juga menjulukinya sebagai ‘Si Pelit’ dan tidak mau bergaul dengan Maru. Hal tersebut tidak membuat sikap Maru berubah, dia berpikir bahwa dia tidak membutuhkan teman karena dia sudah memiliki segala hal yang telah dipunyai dan tidak ada seorangpun yang boleh mengambil apa yang menjadi hak milik Maru.
Beberapa bulan kemudian, saat Maru hendak pulang menuju rumahnya ia melihat ada seorang nenek yang duduk di pinggir jalan sendirian. Nenek tersebut sangat kurus dan lesu, rambutnya terurai seperti tidak disisir selama beberapa bulan, bajunya berantakan dan kotor seperti sudah terlalu lama belum dicuci, dan tubuhnya yang terlihat seperti belum makan selama beberapa hari. Melihat hal tersebut Maru hanya memandangi nenek tersebut dengan bingung. “Mengapa nenek tersebut tampilannya seperti itu?”.
Tidak lama setelah itu, nenek tersebut mulai bangun dan mengorek-ngorek tempat sampah seperti sedang mencari sesuatu. Setelah mengorek beberapa tempat sampah, nenek tersebut mendapatkan sekantong nasi putih. Nenek tersebut terlihat sangat bahagia dan langsung membawa nasi putih yang telah dia dapatkan itu.
Maru berpikir bahwa nasi putih yang telah nenek tersebut dapatkan akan dimakan oleh nenek tersebut, tetapi ternyata nenek tersebut malah memberikan nasinya kepada seorang anjing kecil yang sangat kurus dan terlihat sekarat. Anjing tersebut langsung memakan nasi putih yang diberikan dengan lahap dan habis dalam sekejap.
Maru semakin bingung dengan kelakuan nenek tersebut dan mendatangi nenek itu untuk berbicara langsung dengannya. “Nek, mengapa Engkau memberikan nasi tadi kepada seekor anjing?” tanya Maru. “Eh, Adek, namanya siapa? Dulu Nenek juga mempunyai seorang cucu yang seumuran dengan kamu. Nenek memberikan nasi tersebut kepada anjing karena dia hampir mati kelaparan. Jika tidak segera dikasih makan, nanti nenek repot-repot harus mengubur.” Jawab nenek dengan bercanda. “Oh, begitu ya. Baiklah! Mulai sekarang saya harus seperti Nenek agar saya bisa menjadi orang yang bisa membantu orang lain disaat mereka sedang kesusahan.” Balas Maru dengan semangat.
Maru sadar bahwa selama ini perbuatannya salah dan ingin merubah sikapnya. Orang pertama yang akan mendapatkan bantuan dari Maru adalah nenek tersebut. Maru memberikan banyak makanan yang bisa dikonsumsi oleh si Nenek dan anjingnya. Dia juga memberikan beberapa pakaian yang tidak dipakai di rumahnya kepada si Nenek. Nenek tersebut sangat berterima kasih kepada Maru.
Setelah peristiwa tersebut, Maru mulai berubah dan mau berbagi apa yang dia miliki kepada orang-orang yang sedang membutuhkan.