Dahulu kala, ada suatu kelompok yang dapat menggunakan elemen alam secara khusus dan menempati alam bebas, mereka beratapkan langit dan beralaskan bumi. Mereka bersahabat dengan alam dengan kekuatan luar biasanya. Mereka pernah hidup berdampingan dengan manusia. Manusia seringkali bekerja sama dengan mereka.
Banyak sekali suku seperti ini dengan kemampuan yang berbeda. Ada suku penguasa angin, suku penguasa laut, suku penguasa sungai, suku penguasa hutan, dan banyak lainnya. Mereka sangat nyaman tinggal di bumi. Sampai suatu hari, mereka tidak lagi nyaman tinggal di bumi ini.
Karena banyaknya sampah yang berserakan di alam, polusi udara, limbah-limbah, penebangan besar-besaran tanpa reboisasi yang menggangggu mereka. Mereka awalnya memaklumi namun lama-lama mereka sangat kesal dengan sifat manusia ini. Mereka lalu mengadukannya pada sang Dewa Angkasa, yang menguasai semua elemen alam.
Dewa Angkasa yang bijaksana itupun turun ke bumi, dan menyampaikan nasihat-nasihat kepada para manusia.
Berikut adalah nasihat Dewa Angkasa: 1. Jangan membuang sampah-sampahmu sembarangan 2. Jangan buang limbah-limbahmu ke sungai 3. Gunakan listrik secukupnya 4. Jangan buru hewan-hewan liar, sebaliknya buatkan cagar untuk mereka 5. Kurangi menggunakan kendaraan pribadi, gunakan kendaraan umum, gunakan sepeda atau berjalan kaki 6. Tanamlah pohon dan lakukan reboisasi 7. Dan kurangilah menggunakan plastik, sedotan, dan sebagainya
Namun, manusia tak mau mendengarkan. Dewa Angkasa pun marah dan mengutuk mereka. “Jika kalian tak mengikuti nasihatku, maka bumi akan segera hancur.” Kutuk Dewa Angkasa sembari menyambarkan kilat dan hujan pun segera turun, membuat banjir di berbagai daerah juga longsor. Dewa Angkasa lalu memanaskan matahari dan terjadilah pemanasan global. Dewa Angkasa lalu memindahkan para suku penguasa alam ke suatu planet lain, memerintahkan mereka menciptakan bumi yang baru. Dewa Angkasa pun pergi dari bumi, meninggalkan para manusia yang menyesal itu. Tetapi, meskipun menyesal di hari itu, di keesokan hari, manusia-manusia itu mengulangi perbuatannya, dan semua itu terjadi lagi dan lagi.
Dan, sekarang, mari kita bersama menjaga lingkungan kita. Mari kita jaga bumi dengan mematuhi nasihat dewa Angkasa demi mencegah kutukan dewa Angkasa. Mari bersama menjaga bumi kita.