Sate yang dibeli oleh Kesya pun segera siap untuk dihidangkan. Kesya memberikan masing-masing satu porsi kepada Kesya dan Nita. Mereka pun bersamaan menikmati hidangan sate tersebut. Tanpa mereka sadari, seketika itu juga mereka sudah menikmati makan bersama ketika malam hari. Mereka saling memandangi dan tersipu malu dengan keadaan mereka. Mereka tidak menduga mereka akan menikmati hidangan sate bersama-sama. Padahal sudah begitu lama mereka tidak pernah lagi bisa seperti itu.
“Aku jadi teringat we” ujar Nita “Aku juga gitu Nit” ujar Susi “Aku pikir kalian udah pada lupa, eh ternyata enggak” Ujar Kesya
Sambil menikmati sate, mereka juga memperbincangkan keluh kesah kesah dalam mengikuti pembelajaran selama di SMP. Masing-masing diantara mereka perlu beradaptasi kepada sesame teman dan perlu juga untuk menyesuaikan diri mereka dengan kepribadian guru. Mereka juga menceritakan bagaimana saja watak guru-guru yang masuk ke kelas mereka dengan gaya guru ketika mengajar. Guru yang memiliki karakter tegas dan sedikit menakutkan sangat mereka takuti. Sedangkan guru yang berkarakter seadanya layaknya seorang guru mereka bersikap terbuka dan bahkan mereka akrab dengan sang guru tersebut. Bagi mereka, mengetahui karakter dan gaya guru sangat penting. Karena dengan cara demikian, mereka bisa mengatur pribadi mereka ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di Sekolah.
“Aku pernah nyapa guru yang karakternya tegas, dan responnyanya hanya ya” ujar Susi “Iya kan, aku juga kemaren ada gitu. Tapi pernah juga aku nyapa guru pas jumpa di gerbang dan ngucapkan selamat pagi dan si guru respon, selamat pagi kembali, semoga harimu menyenangkan ya nak. Si guru respon gitu” Ujar Kesya
Karakter dan perilaku guru menanggapi sapaan siswa memang berbeda-beda, sehingga disitu kita harus saling memahami kepribadian seorang guru yang kita temui. Ada guru yang menganggap sapaan siswa itu hanyalah hal biasa saja, namun ada yang beranggapan bahwa sapaan siswa merupakan nilai plus dari siswa yang yang memiliki sikap sopan santun kepada guru. Sebagian guru beranggapan bahwa sikap ramah mau menyapa guru merupakan faktor utama dalam memberikan nilai kepada siswa sehingga nilai pengetahuan hanya sampingan saja. Padahal nilai pengetahuan dan sikap juga sama-sama penting. Mereka juga saling bercerita bagaimana cara mereka saling berteman ketika berada di dalam kelas mereka masing-masing. Mereka saling berbagi cerita tentang kepribadian teman mereka ketika mengikuti pembelajaran di kelas. Mereka juga saling menertawakan sebuah kisah yang mereka anggap lucu ketika di dengar.
Hari sudah hampir malam, mereka berjalan menuju ke rumah mereka yang sama arah. Rumah Susi duluan tiba, kemudian melewati tujuh rumah sesudah rumah Susi ditemui rumah Kesya dan sepuluh rumah lagi dilalui tibalah rumah Nita. Mereka memasuki rumah mereka masing-masing dan kemudian langsung mandi disusul dengan langsung menikati hidangan makan malam bersama keluarga mereka masing-masing di ruang makan. Mereka menceritakan keseruan mereka ketika sedang berjalan sambil merasa kelaparan.
“Ma, mama tau gak, tadi aku sangat kelaparan ketika berjalan menuju pulang” ujar Nita “Trus mengapa tidak pergi jajan saja, kan ibu selalu beri uang saku setiap hari kepada Nita” ujar ibu Nita “Masalahnya itu kan bu, Nita lupa bawa uang saku Nita tadi, Soalnya tadi aku letakkan di atas tempat tidur, terus jadi lupa masukin ke saku Nita bu” ujar Nita
Ibu Nita menasehati Nita agar Nita lebih teliti lagi ketika mengingat sesuatu. Hal itu dimaksudkan agar Anaknya tidak bersikap ceroboh. Nita pun meminta maaf karena sikapnya yang sepele. Kemudian ibunya memaafkan Nita. Ibu Nita menanyai Mita tentang kesehariannya bersama para sahabatnya. Mita pun menceritakan kesehariannya tadi kepada ibunya dan semua keluarga Nita mendengarkan dan keluarga Nita memberikan dengan respon senyuman. Hati Nita begitu sanagat bahagia pada saat itu juga.
Hal yang sama pula dilakukan oleh Kesya dan Susi, mereka juga meneceritakan keseharian mereka kepada keluarga mereka masing-masing. Orangtua mereka juga tersenyum bahagia melihat anak-anak mereka bisa seceria itu. Mereka tidak sabar untuk menunggu besok akan masuk sekolah, mereka ingin berbagi cerita kepada teman sekelas mereka dan tidak sabar untuk ingin tau bagaimana respon ataupun tanggapan teman mereka terhadap cerita kisah mereka.
Keesokan harinya, mereka kembali bertemu di sekolah dan janjian untuk jalan bersama ketika pulang menuju rumah masing-masing. Mereka kembali membicarakan acara makan malam mereka nantinya. “Ntar malam kita manggang ikan lele saja ya” ujar Susi “Yaudah, boleh aja” ujar Nita Oke fiks ya, dari aku bumbu panggangan. Biar alat panggangnya dari Nita aja. Kan peralatan Nita lengkap. Hehehehe” ujar Kesya “Oke, aman gusy” ujar Nita
Mereka pun tiba di rumah mereka masing-masing dan meminta izin kepada orangtua masing-masing agar diberi izin. Syukurlah orangtua mereka pun maklum dan memberi izin untuk melaksanakan acara makan malam mereka. Mereka langsung beres-beres di rumah, memasak, mencuci piring, menyapu rumah, dan hal lain yang biasa mereka lakukan.
Tak terasa waktu pun menjelang sore, mereka terlebih dahulu mengerjakan PR yang dikumpul untuk besok agar tidak terganggu waktu acara makan malam mereka. Mereka mengerjakan tugas mereka masing-masing secara perlahan hingga selesai. Mereka pun bergegas mandi kemudian berpakaian rapi. Kemudian mereka saling jumpa di rumah Nita. Nita sudah menyediakan perlengkapan memanggang disertai dengan kayu bakar dan arang.
Susi pun mengeluarkan ikan lele yang ia bawa untuk dibumbui sebelum dipanggang. Mereka pun kemudian memanggang ikan lele secara dua tahap. Maklum mereka memangang dengan porsi lebih, agar mereka bisa puas dan merasa kenyang. Nita mengambil gitar milik abangnya dan memandu sebuah lagu persahabatan. Sambil membalik-balikkan ikan lele yang dipanggang, mereka menyanyikan salah satu lagu persahabatan yang sama-sama mereka ketahui lirik lagunya. Ikan lele yang mereka panggang pun sudah matang.
Nita masuk ke dalam rumahnya dan kemudian mengangkat sebuah mangkuk besar berisi nasi putih. Nita menawarkan nasi tersebut kepada Susi dan Kesya. “Tau aja ya nit, hehehe” ujar Kesya “Iya dong Kes, kamu kan gak bisa kelaparan” ujar Nita
Susi pun mempersiapkan hidangan makanan mereka di atas batu yang agak lebar dan pas untuk tempat semua menu makanan mereka termasuk perpaduan cabe Rajang, bawang merah iris ditambah dengan kecap. Mereka berdoa bersama terlebih dahulu kemudian mengambil beberapa gambar untuk diabadikan menggunakan handphne Susi. Semua menunjukkan gaya masing-masing saat sedang berfoto. Ternyata mulai dari awal Nita sudah menyelipkan kamera secara diam-diam untuk merekam video kebersamaan mereka secara diam-diam. Mereka sudah puas dengan beberapa gambar yang mereka buat. Kemudian memulai makan bersama mereka. Mereka saling menunjukkan sikap serakus mereka ketika makan dengan memakan suapan nasi dengan porsi besar.
“Kalian udah tau kan. Kalo aku orangnya congok guys” ujar Susi “Kirain yang serakus Cuma aku saja” ujar Kesya “Kita sama-sama congok pas laparnya, hahaha” ujar Nita
Mereka merasa senang sekali dengan semuanya dan berjanji untuk takkan pernah melupakan kisah persahabatan mereka. Mereka kemudian menyusun semua peralatan yang sudah kotor dan membantui Nita untuk mengembalikan peralatannya ke dalam rumah. Mereka kembali ke taman untuk saling berbagi foto yang baru saja mereka ambil. Kemudian Nita mengambil kameranya yang tersembunyi dan menunjukkan kemudian membagikannya kepada sahabatnya. Tak lama setelah itu, waktu pun semakin malam dan masing-masing kembali ke rumah.
TAMAT