Pada suatu hari tinggal seekor burung gagak hitam yang sedang terbang untuk mencari makan di hutan. Pada pagi itu cuaca sangat sejuk sehingga gagak sangat ceria, “Alhamdulillah, pagi ini aku masih bisa merasakan sejuknya hawa pagi ini.” Ucap Gagak.
Ketika sedang terbang, Gagak melihat Siput yang sedang kelelahan, Gagak yang khawatir segera menghampiri siput, “Hai, Siput! Sedang apa kamu?” sapa Gagak, “Hei, Gagak! Aku sedang mencari kubangan untuk minum, tetapi aku sudah lelah sekali.” Jawab siput terengah-engah.
Gagak iba melihat Siput, Gagak ingin menolong tapi ia bingung. Gagak mengedarkan pandangannya ke sekitar, pandangan Gagak tertuju pada sebuah daun yang perlahan jatuh dari rantingnya, dengan sigap Gagak langsung mengambil daun itu untuk diberikan kepada Siput.
“Untuk apa ini Gagak?” tanya Siput bingung, “Naiklah ke atas daun itu, aku akan membungkusmu lalu membawamu pergi ke kubangan.” Jawab Gagak, “Terimakasih Gagak, kamu sangat dermawan dan pintar.” Kata siput.
Setelah Siput naik ke daun itu, Gagak segera membungkus siput dengan daun, lalu membawa terbang Siput ke kubangan menggunakan paruhnya.
Setelah sampai di kubangan, Gagak segera menurunkan Siput lalu membuka bungkusan itu, “Siput, kita sudah sampai.” Seru Gagak senang, “Terimakasih Gagak.” Kata Siput juga senang.
Siput dan gagak pun minum di kubangan itu, ternyata ada seekor Merpati yang juga sedang minum disitu, merpati sumringah menyapa siput tapi tidak berlaku kepada Gagak, pahitnya justru Merpati melihat Gagak dengan tatapan sinis, “Hei, Gagak! Kau tidak boleh minum di kubangan ini!” bentak Merpati, “Mengapa Merpati? Aku hanya ingin minum sedikit saja.” Jawab Gagak, “Kau tak sadar diri Gagak! Dirimu hitam dan jelek! Kalau kamu minum di kubangan ini bisa-bisa kubangan ini akan kotor!” kata Merpati ketus,
Pernyataan Merpati membuat gagak sedih dan sakit hati, wajah ceria Gagak berganti dengan wajah kesedihan, namun tiba-tiba Siput menyela, “Gagak! Kemarilah, kau boleh minum di kubangan ini, perkataan Merpati tidak benar, ayo kemari!”, mendengar perkataan Siput, Gagak sangat senang, “Terimakasih Siput.” Kata Gagak,
Sang Siput merasa iba mendengar Gagak dihina oleh merpati, “Hei, Merpati! Kamu tidak boleh menghina Gagak, lihatlah dia, walaupun ia hitam tetapi ia sangat cerdas, buktinya Gagak dengan kecerdasan yang diberikan oleh Allah swt mampu membawaku kesini, ingat merpati! Allah SWT menciptakan makhluknya atas kelebihan dan kekurangan masing-masing, Gagak mungkin memang tidak memiliki bulu seindah Merpati, tapi Gagak memiliki otak yang sangat cerdas.” Kata Siput menasehati.
Gagak tertegun mendengar perkataan Siput, perlahan kesedihannya berganti dengan kebahagiaan. Ia sadar bahwa di setiap kekurangan pasti ada kelebihan. “Terimakasih Siput, sekarang aku bisa lebih percaya diri walaupun buluku tidak seindah bulu Merpati,”
Merpati yang menghina Gagak tadi juga terkejut mendengar perkataan Siput, “Aku juga menyesal Gagak! Aku minta maaf, aku tahu bahwa menghina adalah perbuatan yang salah.” Pinta Merpati. Dengan hati dermawannya Gagak memaafkan merpati. Gagak bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat berupa kekurangan dan kelebihannya, “Terimakasih Ya Allah atas nikmat yang telah Engkau berikan kepada setiap makhluk yang engkau ciptakan.”