Di desa itu terlihat anak-anak yang sedang bermain petak umpet. Mereka selalu bermain petak umpet pada sore hari untuk mengisi waktu luang mereka. Anak tersebut bernama Budi, Yanti, Ulan dan Zaki. Saat ini mereka menduduki bangku di kelas 5 SD. Suatu hari, desa mereka dihebohkan dengan berita virus yang mematikan yang bernama covid 19 yang lebih dikenal korona. Sebagian Penduduk desa tidak percaya mengenai virus yang mematikan ini, sehingga mereka masih melakukan aktivitas seperti biasanya. Budi, Yanti, Ulan dan Zaki juga masih bersekolah dan bermain bersama.
Keesokan harinya empat sahabat berjalan bersama menuju sekolah tercinta dengan hati yang gembira. Sesampai di sekolah, mereka melihat di setiap depan kelas terdapat pengumuman bahwa setiap siswa dan guru harus memakai masker. “Kenapa kita harus pakai masker ya?” Tanya budi kepada teman-temannya “Tidak tahu. Udah ayo kita masuk ke kelas saja,” Kata Zaki kepada Budi dan teman yang lain
Bel masuk pun berbunyi, menandakan jam pelajaran akan segera dimulai. Para guru dan murid pun berjalan memasuki ruangan masing-masing. “Selamat pagi anak-anak” Ujar Ibu guru kepada murid “Selamat pagi ibu,” Ujar murid kepada Ibu guru “bagaimana kabar kalian? Sehat semua kan?” Guru bertanya kepada murid “Sehat ibu”, Ujar murid “Bagus. Kalau begitu kita lanjutkan pelajaran kita hari ini.” Ucap sang guru
“Ibu saya mau bertanya”, Budi mengancungkan tangannya “Ada apa itu budi?” Ibu guru menanyakan apa yang ingin budi tanya “Kenapa kita disuruh pakai masker bu? Kan kita sehat semua.” Tanya Budi kepada ibu guru “Iya, karena kita sehat semua, kita harus tetap menjaga kesehatan tubuh kita. Salah satu caranya menggunakan masker agar jika salah satu dari kita ada yang sakit, jadi kumannya tidak langsung kita hirup” Ujar guru kepada Budi untuk menjelaskan maksud pengumuman yang diberikan. “Kalian sudah pada pada dengarkan berita mengenai virus korona itu? jadi dari sekarang warga kampung kita ini akan selalu menggunakan masker ke mana pun nak”, Ujarku kepada seluruh murid. “Ooo begitu ya bu, jadi mulai sekarang kita harus memakai masker agar kita terhindar dari kuman.” Ujar budi “Iya nak, jadi mulai besok semua harus pakai masker ya” Kata ibu guru kepada murid-murid
“Tapi bu kata mama saya, virus itu tidak ada bu, virus itu hanya berada di luar negeri dan Indonesia menjadikan virus itu sebagai alasan untuk mempermainkan rakyat Indonesia.” Ujar Yanti kepada ibu guru. “Dengar ya anak-anak, virus korona ini virus yang sudah memasuki seluruh Negara yang ada di dunia ini, bahkan ibu baca berita semalam sudah banyak korban dari Indonesia yang diasingkan karena virus korona, tetapi virus ini hanya akan menyerang seseroang jika imun tubuhnya rendah, jadi dari sekarang kita semua harus menjaga kesehatan kita agar terhindar dari penyakit” Ujar guru kepada para murid untuk menjelaskan virus korona. “Baik ibu”, Ujar murid kepada guru “Ya sudah ibu mulai pelajaran kita hari ini mengenai kebersihan” Jelas ibu kepada anak murid.
Beberapa menit berlalu, bel pun berbunyi dan para murid sudah selesai melakukan pelajaran. “Baik anak-anak hari ini pelajaran kita sampai di sini dulu, minggu depan akan kita lanjutkan kembali dan kalian sudah boleh pulang” Kata ibu kepada seluruh murid “Baik ibu” Jawab para siswa Guru dan para murid keluar ruangan dan meninggalkan sekolah.
“Eh… Kalian langsung pulang?” Tanya Budi kepada temannya “Iya lah. Kamu nggak dengar apa yang dikatakan ibu tadi? sekarang ini lagi musimnya virus korona” Jelas Ulan “Emang kau tau apa itu virus korona?” Tanya Zaki dengan nada mengejek “Katanya sih itu virus yang mematikan” jawab ulan “Ulan, Ulan. Virus itu kan lebih banyak terjadi di luar negeri sana”, jawab Yanti dengan nada sinis “Ya tapi kan tadi ibu udah jelasin ti, kamu dengar sendiri kan kalau virusnya sudah ada di Indonesia loh” Ujar Ulan untuk meyakinkan teman-temannya “Udah lah, kita gak usah bahas korona itu, bagus kita main yok” Ajak budi kepada teman-temannya “Ayo main apa kita?” Jawab Zaki “Main guli (kelereng) aja yok” Ujar Budi “Ayok la yok. Kau ikut nggak lan?” Jawab Yanti sambil menanya Ulan “Nggak lah, aku pulang aja” Jawab Ulan dengan wajah sedihnya “Ya udah hati-hati kau di jalan ya, awas jumpa korona hahahaha” Jawab Zaki dengan ledekan “Hahahaha hati-hati di jalan ya ulan” jawab Budi dan Yanti “Iya iya.” Jawa Ulan dengan wajah sedihnya Ulan pun berjalan menuju rumahnya dengan wajah yang sedih karena ia tidak ikut bermain dengan teman temannya.
Keesokan harinya Budi dan Zaki pergi ke rumah yanti, mereka bosan di rumah terus dan akhirnya memutuskan untuk ke rumah yanti. “kau nggak bosan ki, di rumah terus? Gimana kalau kita ajak ulan dan yanti main, berhubungkan ini hari minggu” Ajak Budi kepada Zaki “Ayok. Aku juga bosen di rumah terus” Jawab Zaki “Eh tunggu, kita nggak pakai masker ini?” Ujar budi “Udah nggak usah bud, rumah yanti juga dekat dari rumah kita kan.” Ujar zaki “Iya juga, ya sudah ayok” Ujar Budi kepada Zaki
Sesampai di rumah Yanti, ternyata Ulan juga sedang berada di rumah yanti. Yanti dan Ulan sedang bermain bersama. “Kalian main nggak ngajak-ngajak kami ya” Ujar Budi kepada Yanti dan Ulan dengan nada kesal “Hehehehe bukan kami nggak mau ngajak, tapi kami malas jalan ke rumahmu bud, karena hari ini di luar panas sekali” Jawab Yanti “Dasar cewek panas sedikit aja ngeluh” Jawab Zaki dengan kesalnya “Hahahaha lagian tanpa diajak main kalian bakalan datang sendiri” Jawab Ulan meledeki Zaki dan Budi “Iya deh iya” Jawab Budi “Eh ti, kau kok pakai masker, padahal kan ini di halaman rumahmu? Bukannya ibumu tidak percaya dengan korona?” Tanya Zaki pada Yanti “Sekarang Ibuku sudah percaya dengan virus korona, karena sekarang semakin banyak korban yang meninggal karena korona, jadi ibuku menyuruhku untuk tetap waspada terhadap lingkungan dan selalu menjadi kesehatan” Ujar Yanti
“kalian berdua kok nggak pakai masker?” Tanya Ulan “Tadi aku udah bilang ke Zaki biar pakai masker, tapi kata Zaki nggak usah, karena jaraknya dekat” Ujar Budi “Ya sudah ayok main” Ajak Yanti kepada Budi dan Zaki
Keesokan harinya mereka sekolah, setelah bel berbunyi guru dan para muridnyapun masuk ke kelas masing-masing, Budi dan teman-teman mengira akan belajar seperti biasa, tetapi ibu guru malah mengumumkan akan libur panjang untuk mencegah penyebaran virus corona agar jangan sampai murid-murid terkena virus korona. libur ini akan dilaksankan sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan. Budi dan teman-temannya merasa sedih karena tidak dapat bertemu dan bermain bersama teman yang lainnya seperti biasanya.
“Bu guru, jadi bagaimana kami belajar?. Apa kita tidak akan belajar lagi bu?” Tanya Yanti kepada ibu guru “Anak-anak ibu semua, walaupun kita libur dan harus di rumah, tapi kita tetap belajar, hanya saja tidak seperti biasanya, kita belajar secara online.” Jelas ibu kepada seluruh murid “Maksud ibu kita belajarnya melalui internet” Tanya Budi “Iya, kamu benar budi, kita sekarang belajar melalui handphone Android dengan menggunakan aplikasi Whatsapp, oleh karena itu ibu akan memberikan nomor handphone ibu kepada kalian, nanti No ibu kalian tulis dan berikan kepada orangtua kalian ya.” Jelas ibu guru kepada murid “Ibu, saya tidak punya handphone” Kata Zaki kepada ibu guru “Masa kamu tidak punya handphone? Sekarang kan sudah zaman canggih. Handphone orangtua juga tidak apa-apa kok zaki.” Jawab ibu guru kepada Zaki “Handphone orangtua saya handphone model lama bu yang tidak ada internetnya” Jawab Zaki kepada ibu guru “Iya bagaimana ya nak, ibu tidak bisa bilang apa-apa lagi, karena ini kebijakan pemerintah jadi sekarang ini kita belajar memang harus menggunakan handphone” Jawab ibu kepada zaki “Baik bu kalau begitu nanti saya ceritakan sama orangtua” Jawab Zaki dengan perasaan sedih
Beberapa menit kemudian bel pun berbunyi yang menandakan jam pulang telah tiba. Zaki dan teman-temannya berjalan bersama-sama menuju rumah masing-masing, tetapi selama di perjalanan zaki hanya terdiam, menundukan kepalanya sambil berjalan.
“Zaki, Zaki, woi Zaki dari tadi kamu kok diam aja?” Ujar Ulan kepada Zaki “Kamu manggil aku?” Jawab Zaki kaget “Iya, dari tadi aku manggilin kamu” Jawab Ulan kesal “Oh iya, iya maaf ya. Soalnya aku masih kepikiran gimana aku menceritakan sama orangtuaku soal handphone ini, sedangkan kami aja susah.” Jawab Zaki dengan perasaan sedih “Udah Zaki nggak usah dipikirin, aku bisa bantu kamu kok, ya tapi kalau kamu mau menerima bantuan aku” jawab Ulan kepada Zaki “Bantuan apa itu Ulan? Ya jelas la aku mau” jawab zaki bersemangat karna Ulan mau membantu dirinya “Aku punya handphone dua, handphone itu udah lama tidak kugunakan, tapi handphonenya masih bagus kok, kalau kamu mau, aku bisa meminjamkannya” Jawab Ulan “Makasih ya ulan, kamu udah mau bantu aku” Jawab Zaki dengan sangat bahagia “Iya, nanti malam aku izin dulu sama mamaku buat minjamin kamu handphone dan besok aku kasih handphonenya ya.” Jawab Ulan “Iya Ulan” Ujar Zaki “Oh iya, tapi kamu harus beli paket internetnya” Kata Ulan kepada Zaki “Belinya dimana?” Kata Zaki bingung “Belinya harus ke pasar, kita kan tinggalnya di desa jadi nggak ada yang jual paket disini” Kata Budi “Harganya mahal nggak?” Tanya Budi “Tergantung kamu beli yang mana, harga 40 ribu juga ada kok” Jawab Yanti “Ya udah nanti kalian temanin aku beli paketnya ya” Jawab Zaki “Oke teman, besok kita beli” Ujar Budi, Yanti, dan Ulan
Malam harinya Ulan meminta izin kepada orangtuanya untuk meminjamkan Zaki handphone karena Zaki tidak mempunyai handphone. “Ma, Ulan mau cerita sama mama” Ujar Ulan “Cerita apa itu kak?” Tanya mama penasaran “Tadi ma, ibu guru bilang kalau kami akan libur panjang ma karena, ada virus korona ini” Jelas Ulan kepada mamanya “Jadi belajarnya dari mana kak?” Tanya mama “Belajarnya dari handphone ma, kata ibu guru dari Whatsapp, ini no ibu gurunya mam” Ujar Ulan “Wih, zaman sekarang sudah semakin canggih ya kak, dulu orang mama belajar itu harus tatap muka, walaupun ada badai, jarak dari rumah ke sekolah jauh tapi orang mama tetap belajar dengan semangat.” Ujar mama “Iya itu kan zaman sebelum berkembang ma, sekarangkan udah modern ma” Ujar Ulan “Iya, tapi banyak efek negatif dari adanya ke modrenisasi itu kak, contohnya, dulu mama dan adik-adik mama sebelum berangkat ke sekolah harus pamit sama orangtua, harus salaman sebelum pergi, dan anak zaman dulu itu sopan-sopan, bahkan zaman dulu anak mudanya itu sangat mengetahui budayanya sendiri. Lihat anak zaman sekarang, jarang ada anak yang pamit sama orangtuanya sebelum berangkat sekolah, sopan santun anak zaman sekarang pun sudah tidak setinggi sopan santun anak zaman dulu, bahkan anak sekarang sudah tidak tahu lagi mengenal budayanya, anak sekarang malah lebih tahu budaya asing. Mengapa itu bisa terjadi karena anak sekarang sudah mengikuti alur negatif dari modernisasi”. Ujar mama “Iya mama tapi kan anak mama ini tidak seperti anak yang lainnya. Ulan masih tau sopan santun kok ma” Ujar Ulan “iya dong, kamu kan anak mama jadi harus tau sikap dan sifat yang baik” Ujar mama
“Mam, ulan mau minta izin. teman ulan ada yang nggak punya handphone, jadi dia bingung untuk belajar nanti gimana. Jadi ulan ingin meminjamkan handphone kepadanya. apa mama setuju?” “Setuju dong kak, niat kamu kan baik untuk menolong teman kamu agar bisa belajar, kenapa mama harus tidak setuju dengan niat baik kamu. Besok kamu berikan handphone itu kepada teman kamu ya” Ujar mama “Baik mam, terima kasih. Sayang mama” Ujar Ulan “Mama juga sayang ulan” Ujar mama
Keesokan harinya Budi ingin ke tempat teman-temannya tetapi di pertengahan jalan budi ditegur Bapak kepala desa “Nak mau ke mana?” Tanya Pak kepala desa “Saya mau ke rumah teman saya pak” Jawab Budi “Loh, bukannya kalian disuruh tidak boleh keluar rumah, kok masih keluar rumah?” Tanya Pak kepala desa “Iya pak, kami dilarang keluar rumah. Saya keluar rumah karena saya dan teman-teman akan beli paket untuk belajar pak” Jelas Budi kepada pak kepala desa “Oh begitu, ya sudah, lain kali kalau keluar rumah pakai masker ya nak, Sekarang kamu balik dulu ke rumah ambil masker, karena kamu tahu kan virus korona sudah menyebar luas di Indonesia, jadi kita harus tetap waspada dan kalau sudah selesai beli paket jangan bermain lagi tapi langsung pulang ke rumah” Ujar Pak kepala desa “Baik pak” Jawab Budi
Beberapa menit kemudian Budi sampai ke rumah Zaki. “Zaki… Zaki…” Panggil Budi “Iya Budi sebentar” Jawab Zaki dari dalam rumah “Ayo kita ke rumah Ulan dan sekalian beli paket” Jawab Budi setelah Zaki keluar dari rumah “Oh iya ayo” Ujar Zaki
“Aku sedih bud, Karna ada virus ini kita jadi gak bisa main-main bersama lagi dan nggak bisa belajar bersama lagi” Ujar zaki dengan rasa sedih “Iya, kuharap virus ini cepat berlalu” Kata budi.
Katika budi dan zaki berjalan menuju rumah ulan, di pertengahan jalan budi dan zaki jumpa dengan ulan dan yanti. “Loh kalian mau kemana? Aku dan budi baru saja mau kerumahmu lan?” Ujar zaki memberi tahu “Iya, biar cepat kita beli paketnya jadi kami pikir kami jalan aja duluan paling nanti jumpa di tengah jalan, nah sekarang dugaan kami benar kita jumpa di tengah jalan” Jelas Ulan pada Zaki “Oh begitu” Jawab Budi
“Ini zaki handphonenya” Jawab Ulan “Makasih ya Ulan, orangtuaku titip salam dan berterima kasih karna kamu dan orangtuamu mau membantu aku” Jawab Zaki kepada Ulan “Iya sama-sama Zaki, memang seharusnya sesama teman saling membantu” Jawab Ulan “Ya sudah ayo kita berangkat, nanti kita di cariin orangtua kalau lama-lama diluar” Kata Yanti “Iya ayo” Jawab Budi, Yanti, dan Ulan
Mereka pun berjalan bersama menuju pasar untuk membeli paket dan setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing. Dan akhirnya Budi, Zaki, Yanti dan Ulan bisa belajar di rumah masing-masing.
TAMAT