Hari ini hari yang cukup melelahkan, namun juga menyenangkan. Aku baru saja selesai dari pekerjaan sementaraku di acara aqiqah kecil-kecilan milik sepupuku. Iya, seharian aku membantu bibiku menyiapkan acara. Mulai dari mengatur dan bolak-balik mengisi piring lauk, membagikan piring dan sendok garpu pada tamu, mengangkat kardus-kardus air mineral, sampai membersihkan kembali rumahnya yang kotor dan berantakan setelah acara selesai.
Awalnya aku sama sekali tidak mengharapkan upah sepeser pun dari bibi, karena memang aku membantunya dengan ikhlas. Tapi pada saat aku selesai membersihkan rumahnya, bibi memberikan sebuah amplop yang sudah dilipat kecil. Bibi bilang itu adalah hadiah untukku karena telah membantunya. Dan dengan hati terkejut sekaligus gembira, aku pun lantas menerimanya. Tidak lupa untuk mengatakan terima kasih.
Aku menaruh amplop itu ke dalam saku baju panjang yang aku kenakan, lantas merapihkan alat-alat kebersihan dan mengembalikannya ke tempat semula. Setelahnya aku keluar dari rumah bibi. Berjalan ke taman belakang dimana para sepupuku yang datang tengah berkumpul dan bermain. Kemudian aku ikut bergabung ke dalam permainan bersama-sama dengan para sepupuku. Permainan yang cukup seru. Terbukti, kami baru selesai bermain ketika hari sudah beranjak sore. Waktu berjalan cepat sekali rasanya.
Karena sudah sore, maka bisa dipastikan bahwa aku akan segera pulang setelah ini. Aku iseng merogoh saku baju panjangku, namun seketika jantungku berdetak cepat. Amplop yang aku kantongi tidak ada ditempatnya. Para sepupuku yang menyadari kepanikan dariku pun segera mendekat. Mereka bertanya ada apa dan aku menjawab jujur bahwa amplop berisi uang milikku telah hilang. Mereka terkejut. Namun setelahnya mereka membantuku mencarinya, barang kali terjatuh saat kami bermain kejar-kejaran.
Kami terus mencarinya sampai ibuku berdiri di pintu belakang yang terbuka dan memanggilku agar segera bersiap pulang. Para sepupuku menyemangatiku sekaligus meminta maaf karena tak bisa menemukan amplop yang hilang tersebut. Aku mengangguk. Berkata tidak apa-apa dan berterima kasih sudah membantuku mencarinya.
Sampai di rumah, aku masih memikirkan amplop itu. Entah kemana hilangnya, yang pasti aku merasa agak kecewa karena tak bisa menjaga amplop itu dengan baik.
Aku baru berhenti memikirkan amplop itu ketika ibuku memanggil dari arah dapur. Aku lantas berdiri dari posisi duduk dan menghampiri ibuku. Lagi-lagi, aku dibuat terkejut sekaligus senang. Amplop itu rupanya ada pada ibuku. Ibu bilang beliau menemukannya di dapur bibi. Tergeletak begitu saja tidak ada yang lihat dan kebetulan ibu melihat namaku tertera di pojok amplop. Aku berteriak senang sembari bersyukur berkali-kali.
Dari peristiwa ini, aku menyadari bahwa segala sesuatu yang sudah menjadi rezekiku, apapun yang terjadi, bagaimana pun keadaannya, tetap akan menjadi milikku. Di dunia ini tidak ada yang namanya rezeki yang tertukar. Yang Maha Kuasa sudah menetapkan rezeki kita dalam porsi yang tepat dan cukup. Tidak perlu dicemaskan, cukup bersyukur jika mendapatkannya dan bersabar apabila tidak mendapatkannya. Apabila tidak dapat, mungkin Yang Maha Kuasa tengah menyiapkan rezeki yang lebih dari apa yang kita harapkan.