Luna, seorang gadis yang cantik, ia keturunan keluarga kaya, namun hal itulah yang membuat ia sombong dan sangat malas dalam melakukan apapun.
Pagi ini hari ulang tahun Luna, ayah dan ibunya memberikan hadiah yang sangat spesial kepadanya yaitu Lemari Antik yang sangat mahal, akan tetapi Luna tidak mau menerimanya malah Luna berteriak dengan kencang, “Aku tidak mau menerima hadiah seperti ini!!. Lemarinya jelek.” Orangtua Luna segera membujuk Luna “Lihatlah sayang, lemarinya sangat indah, keindahannya akan bertambah jika diletakkan di kamarmu sayang.” Lama kelamaan Luna mau menerima lemarinya, walau Luna masih terpampang wajah cemberut.
Lemari Antik itu diletakkan di kamar Luna “Luna, segera pindahkan bajumu ke lemari yang baru ya nak, ibu akan segera kembali.” Kata Ibu Luna. “iya bu.” Jawab Luna yang masih cemberut, Luna segera memindahkan bajunya ke Lemari Antik itu, Luna menggerutu “lihat lemari ini sangat jelek, modelnya juga sangat kuno, jika bukan karena hadiah ulang tahunku aku akan membuangnya.” Saat Luna memasukkan baju yang terakhir, tiba tiba “Bluummmm!!!…” terdengar suara dentuman yang sangat keras. Seakan Lemari Antik itu membanya ke dimensi lain.
Luna terjatuh diatas tanah bekas pengeboman, “Aaaaa…a aku ada dimana?” Luna merasa ketakutan. Tak salah lagi Luna pergi ke zaman yang tak ia ketahui sama sekali, di sekeliling Luna terlihat peperangan yang sangat menakutkan, banyak meriam diledakan…
“Hei, anak muda kau ini siapa?.” Seseorang datang dan bertanya kepada Luna. “A- aku Luna, aku sangat takut disini” Jawab Luna sambil gemetar. Bagaimana tidak gemetar, langit gelap dan seakan tanah yang ia tumpangi akan segera tenggelam “Begitulah generasi sekarang mudah takut dan mudah menyerah dan mengandalakan kekayaan, lihat rakyat yang ada disana, mereka kelaparan, kehausan dan sengsara, seharusnya kalian melanjutkan perjuangan kami untuk mempertahankan dunia ini.” Orang itu melanjutkan omongannya. Ia memakai baju berwarna hijau kecoklatan dan membawa bambu runcing di tangannya
Sadar tidak sadar Luna mengerjap, masih mencerna apa yang sedang terjadi dan baru saja orang itu katakan. “Apa aku tidak bisa kembali?” tanya Luna “Aku ingin kembali!!” tangisnya pecah Orang tersebut malah terkekeh sembari berkata “Cari jalanmu sendiri” Orang tak dikenal itu pergi menjauh dari Luna.
Gadis itu menatap pada seorang ibu yang sedang memeluk anaknya di pojok depan rumah, betapa sayangnya ibu itu ia tetap berada disana menemani anaknya yang berkebatasan terkapar lemah.
Luna mengusap air matanya kasar, berharap sesuatu terjadi jika tersadar dengan kesalahannya, bahwa seharusnya ia tidak sombong dan menerima apa yang ia dapatkan selama ini, masih banyak orang yang tidak beruntung sepertinya, Luna akhirnya pun berkata “Aku sangat beruntung, kebutuhanku selalu terpenuhi, aku tidak pernah kelaparan dan semua yang aku inginkan selalu kudapatkan, aku sangat menyesal karena bersifat sombong dan tidak bersyukur. Maafkan akuuu… aku ingin kembaliii!!!”
Tiba tiba “Bluummmm…” terdengar suara dentuman lagi, Luna terbangun dari tempat tidurnya dan segera menghampiri Lemari Antik itu, Luna membukanya dan tidak ada apapun yang terjadi.
“Luna, apa yang terjadi kenapa semua bajumu berantakan seperti ini, nak?” Ibu Luna menghampiri Luna. “Ta..tadi ada tikus bu, tadi aku melempar semua bajuku hingga berserakan seperti ini, a…aku akan segera merapikannya” jawab Luna bohong.
Luna kembali bingung apa yang terjadi kepadanya. Mulai dari diteleportasi ke peperangan hingga menyadari kesalahannya. Ini semua bagai mimpi nyata baginya, tapi semua hal yang ia alami akan ia jadikan pedoman hidup agar ia bisa menjadi anak yang lebih baik lagi.