“Cindy ayah ada pekerjaan selama ini jadi kamu tinggal sendiri dulu yah!” “Ayah…, memangnya pekerjaan ayah apa?” “Pekerjaan ayah adalah membangun sebuah rumah, nanti kalau ayah sudah selesai memgerjakan pekerjaan ayah, lalu ayah akan pulang dan ayah ingin membangun rumah paling indah dan rumah sekelilingnya ada sebuah bunga yang cantik yaitu bunga lavender. kamu pasti akan bahagia ketika kamu melihat rumah ini. tetapi ayah kan harus mencari uang dulu agar bisa membeli bahan-bahan untuk pekerjaan ayah” “Tetapi…, aku tidak ingin ayah pergi karena ayah adalah pahlawanku dan selalu membuatku bahagia atau pun senang, apakah ayah tidak tega meninggalkanku” anak itu sedang mengajukan perhatian ayahnya. “Cindy, kalau ayah tidak bekerja bagaimana? kan kita juga tidak bisa makan atau kita tidak bisa memenuhi keseharian kita, jadi ayah mungkin tidak akan lama bekerjanya, apakah kamu setuju” “Aku tidak akan pernah setuju, karena ayah hanyalah satu-satunya bagiku jadi ayah seharusnya tidak meninggalkanku seperti itu walaupun kita tidak bisa memenuhi keseharian kita, tetapi aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan ayah” Ucap Cindy sambil ingin menangis, karena ia tidak ingin ditinggalkan oleh seseorang. “Baiklah kalau begitu, ayah mungkin tidak akan meninggalkanmu, tetapi…” “Ayah…” “Iya, iya ayo sekarang kita tidur” “Baik ayah”
Ketika tengah malam harinya… “Cindy ayah sebenarnya tidak ingin meninggalkanmu, jadi mungkin ayah akan pergi dalam tidak sepengatahuanmu, maafkan ayah yah” Ayahnya langsung pergi dari rumah itu.
Pagi harinya… “Hooamm… ngantuk sekali, mungkin hari ini adalah hari liburku” Sambil bangun dari kasurnya. “Apa ini?, Kenapa ada surat… dan ada uang coba kubaca ah” Sambil membuka isi surat itu.
“Cindy ini adalah ayah, Ayah mungkin akan pergi dalam sekejap saja, kamu harus jaga diri sendiri yah, Ayah juga memberikan uang kepada kamu untuk membeli sesukamu. maafkan ayah yah pergi dalam tidak sepengetahuanmu, tolong jangan simpan dendam ayah yah. Kamu jangan khawatirkan ayah, karena ayah akan kembali dengan selamat, oh iya ayah bekerjanya di luar kota jadi hari ini adalah pemberangkatan ayah… jaga dirimu yah nak…”
Cindy menangis ketika membaca surat dari ayah, mungkin Cindy akan menjalankan hidupnya dengan sendiri untuk sementara. “Ayah… kenapa kamu begitu tega…, Seharusnya aku tidak tidur tetapi aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu…” Ucap Cindy sambil menangis.
Keesokan harinya… Cindy bangun lebih awal dia bangun pada pukul 03.15 WIB. “Ayah… mungkin aku akan menunggumu selama sebulan kah, aku sungguh sangat kesepian ayah karena tidak ada yang membuatku lebih bahagia. Aku hanya bisa berdoa untuk ayah dan bicara sendiri lalu makan sendiri… apakah nasibku memang seperti ini..” Ucap lagi Cibdy dengan penuh sedih
1 bulan kemudian… Siang harinya harinya… “Kenapa ayah masih belum pulang juga, apakah ayah membelikan aku kado yang sanagt istimewa… mungkin benar” Ucap Cindy dengan senang karena hari ini adalah hari ulang tahunnya.
Malam harinya… “Ayah mengapa kamu lama sekali pulangnya, apakah ayah lupa kalau hari ini ulang tahunku atau ayah sedang bekerja tetapi ku akan menunggu ayah hari ini, oh iya aku lupa aku kan harus buat masakan banyak karena nanti mungkin ayah juga senang” Ucap lagi Cindy.
Keesokan pagi… “Hoam… apakah aku tidur dan dimana ayah, ayah?, ayah?” Teriaknya Cindy memanggil ayah nya. “Apakah ayah kemarin tidak datang kurasa iya karena makananku masih banyak, mungkin aku harus bereskan lagi deh” Ucap muka cemburunya Cindy. “Seharusnya mungkin aku akan buka televisi dari pada aku tidak senang”
“Berita kini seorang laki laki mati, yang bernama Yudi…” “Ayah… apakah aku tidak salah lihat, itu benar benar ayah kan?” Ucap dengan bingung dan penasaran. “Di jalan mana sih ini… hhmmm… ohh di jalan bunga mawar… aku harus cepat-cepat pergi…” Terburu-buru ingin pergi dan melihat.
Ketika sudah sampai di jalan itu… “Itu ayahku, awas awas minggir… ayah… ayah… bangunlah ayah… bukankah ayah ingin datang ke rumah…” Membangunkan ayahnya sampai menangis.
“Adek siapa yah?” Ucapnya orang lain atau saksi mata. “Saya adalah anaknya…” Jawab dengan menangis sedih. “Oohh kasian sekali kamu… kamu tidak mempunyai keluarga?” Tanya lagi si orang lain itu atau saksi mata. Tetapi Cindy hanya menangis dan ia tidak peduli siapa pun yang bicara dengannya…
“Ayah… mengapa kamu harus seperti ini, apakah ayah sudah membangunkan rumah untukku… bukankah ayah ingin membangunkan rumah untukku…” Tanya dengan ayahnya yang sudah tiada. Cindy hanya menangisi ayahnya saja…
10 tahun kemudian… “Wah… Rumah ini sungguh sangat indah… tetapi coba saja ayahku ada disini pasti dia sangat senang kalau melihat rumah ini dan aku juga bisa bermain bersama ayah…” Ucap dalam hati Cindy.
“Ayah sekarang aku sudah berumur 19 tahun aku juga sudah beli rumah… kata orang lain kalau rumah ini adalah ayah yang buat, aku sudah sangat senang ayah bisa membangun rumah indah ini” Cindy sangat senang karena ayahnya sudah sangat berbakat untuk anaknya. Walaupun begitu dia juga sedih karena dia hanya bisa menjalankan hidupnya sendiri.
Apakah kalian sangat sedih ketika membaca cerpen ini atau kalian menahan nangis… Terima kasih yah kalian sudah membaca cerpen ini…