Seekor anak kambing mengembik ngembik ditengah hutan, Fulan namanya. Ia sengaja melakukan itu agar seluruh hewan memusatkan perhatian padanya. Fulan ingin memamerkan tanduknya yang baru tumbuh itu.
Saudara Fulan, si Fulani mendekat kearah Fulan. “Apa yang sedang kau lakukan saudaraku?” tanya si Fulani heran.
“Lihat!, tandukku sudah tumbuh” jawab Fulan dengan percaya diri. Fulani mengarahkan pandangannya kearah tanduk Fulan. Fulani lantas tertawa terbahak bahak karena tanduk Fulan hanya beberapa senti saja.
“Hei, apa yang lucu?. Aku bahkan bisa merubuhkan gunung dengan tandukku ini!” celoteh Fulan dengan kesal.
Fulani tercengang. Ia memutuskan untuk tersenyum walau setengah mati menahan tawa. “Baiklah, buktikan” sahut Fulani.
Dengan marah Fulan berlari menuju gunung. Semakin dekat, gunung itu terlihat semakin besar. Fulan menelan ludah. Saat sampai didepan gunung, nyalinya mulai menciut. Namun, ia tidak menyerah, ia ingin membuktikan bahwa Fulani salah.
Fulan mengambil ancang ancang lalu, DUARR, ia menanduk sebuah pohon tua yang besar. Namun, bukannya pohon yang tumbang malah Fulan yang tergeletak lemas. Tanduknya terasa sakit, kepalanya juga terasa pusing.
Tidak lama kemudian Fulani datang menyusul karena mendengar suara dentuman yang kencang. Fulani terbelalak kaget melihat saudaranya tergeletak lemas di tanah. Ia lalu membantu Fulan menyembuhkan tanduknya.
“Kau benar Fulani, aku tidak bisa merubuhkan gunung. Aku masih sangat lemah dan aku sudah sangat sombong” kata Fulan penuh penyesalan. “Tak apa apa, semoga ini menjadi pelajaran untukmu”