Perkenalkan, namaku Tara, aku kelas 5 SD. aku paling lugu di sekolah, paling pendiam dan paling rajin. aku masuk kelas 5A. aku dekat dengan nisa, rita dan jihan. mereka adalah teman terbaikku. kalau jam istirahat kami suka jajan bareng.
Semua teman temanku terlahir dari keluarga yang kaya raya. mereka kadang setiap hari jajan 10.000 atau 15.000 sedangkan aku hanya jajan 5.000. dan itu pula harus kusisihkan untuk ongkos pulang. jarak rumah dengan sekolahku memang cukup jauh, karena itu aku harus menyisihkan uang jajanku.
Di sekolahku ada tiga anak yang sangat bandel. dia adalah juwita, rani dan trinil, mereka suka disebut trio rusuh mereka dipimpin oleh juwita. Suatu hari, aku, rita, jihan, dan nisa sedang membaca buku di perpustakaan, tiba tiba ada juwita dan kawan kawannya, mereka menghampiriku dengan teman temanku.
“Tara, ngapain kamu baca buku disini!” ujar juwita. “kan kamu gak bisa bayar buku itu kalau hilang atau rusak!” sambungnya kesal. “memangnya gak boleh apa tara baca buku disini?” ucap nisa membalas. “iya memangnya ini perpustakaan punya kamu apa?” sahut jihan. “kan enak baca buku disini apalagi kalau sambil makan risolnya bang bewok” kata rita yang suka makan. “memangnya kenapa juwita kok aku gak boleh baca buku disini?” kataku bertanya. “ya kita gak seneng aja!” jawab trinil dengan membentak. “iya kita gak seneng karna kamu itu sok pinter tau gak!” kata rani sambil menunjukku. “emangnya gak boleh apa kalau orang jadi pinter!” jawab jihan kesal sambil berdiri dari kursinya. “udahlah jihan kita gak perlu ladenin mereka lagian juga kan tujuan kita untuk membaca bukan untuk bertengkar dengan mereka” nasihatku sambil menarik jihan untuk duduk. lalu juwita dan kawan kawannya pun pergi.
Keesokan harinya aku berangkat sekolah lebih awal dengan berjalan kaki. lalu makin banyak murid yang sudah datang. “kamu kesini naik apa tara?” kata pak ari. “jalan kaki pak” jawabku. “biasa pak anak miskin jadi berangkat ke sekolah jalan kaki” kata trinil. “kamu tidak boleh seperti itu trinil” kata pak ari menasihati trinil. “memangnya kayak kamu apa kalo pulang dijemput dan kalo datang diantar, mamah kamu aja sampai minta tolong sama bapak jangan sampai kamu kenapa kenapa apalagi kalau jajannya kurang” sambung lecehan pak ari. Lalu anak anak pun tertawa terbahak bahak, dan trinil tertunduk malu, suasana dikelas sangat ramai. Juwita dan rani pun datang. suasana kelas pun tambah ramai.
“udah anak anak kita mulai aja pelajarannya” kata pak ari. “iya pak!” jawab anak anak serentak. Kami pun memulai pelajaran, pelajaran yang pertama adalah matematika tentang volume bangun ruang. Anak anak dengan antusias menjawab pertanyaan pak ari. Di kelasku matematika adalah pelajaran yang paling disukai karena gurunya yang ramah dan asyik saat mengajar.
Pada suatu hari, juwita, rani, dan trinil sedang mengeluh saat mendengarkan video dari handphone milik mereka tentang “indahnya persahabatan dalam kekurangan”. mereka menangis nangis sambil menyebut namaku, lalu aku hampiri mereka, mereka meminta maaf padaku atas kelakuan mereka selama ini kepadaku dan teman temanku. tentu saja aku dan teman temanku memaafkan mereka. dan sejak saat itu kami menjadi sahabat selamanya…