“Cepet deh dijawab pertanyaanku. Ikut atau tidak?” Queen melempar kertas ke arah mukaku. “Kan mesti nanya dulu, pinginya ikut” ucapku agak sedikit ragu. “Ouh ya sudah ntar aku chat deh” Queen kembali duduk di kursinya.
Hai! Namaku Chaterine Debora Williams. Biasa dipanggil Chate (dibaca: Ket) Itu tadi sahabatku namanya Elizabeth Queen Strefo, dipanggil Queen. Aku dan Queen adalah artis cilik yang sedang naik daun. Ayahku yang bisa membawaku menjadi artis seperti ini. Kalian tak perlu tahu bagaimana caranya ayahku bisa membawaku menjadi terkenal. Sebenarnya Queen yang lebih dulu terkenal dibandingkan denganku lalu aku menyusul. Tadi Queen menawarkanku ikut Meet and Greet Queen and Chate. Kalau aku ikut namanya seperti itu kalau aku tidak ikut yaaa namanya Meet and Greet Queen.
Malamnya Queen men-chatku. Queen: Gimana jadi gak Chate? Me: gak tau Queen: Udah nanya? Me: Belum… Queen: ya udah kutunggu. Aku harus dapat jawabannya hari ini Me: tunggu…
Aku bertanya pada ayahku. “Ayah, Queen mengajakku ikut Meet and Greet apakah boleh?” aku berharap cemas, semoga boleh. “Mmmm tidak boleh. Kau sedang sakit, Chate” “Tapi, yah aku sudah merasa sehat” “Tapi kau tak boleh kelihatan sakit oleh wartawan” “Queen sudah tau penyakitku yah” “Pokoknya TIDAK BOLEH!”, “Tapi…” Aku sangat sedih mendengarnya. Aku memang punya penyakit kanker darah. Stadiumnya pun sudah stadium 4. Usiaku pun diperkirakan sudah tidak lama lagi.
Me: Maaf Queen aku gak bleh sama ayahku Queen: lha? emangnya kenapa?. Me: kankerku sudah stadium akhir Queen: oh ok fine! Me: gak papa kan? Queen: _ Aku takut Queen marah
Di sekolah… “Kamu jahat Chate, akan kubocorkam rahasiamu!” “Jangan Queen!”
“Temen-temen, Chate itu punya penyakit kanker lho!” “Ihhhh… Chate!” teman teman langsung menjauhiku.
Semenjak saat itu, sosmed ramai membicarakan penyakitku. “Pemirsa, seperti yang kita ketahui, artis cilik Chaterine Debora Williams mengalami penyakit kanker darah stadium akhir. Ia pun jadi sepi job.” Aku menyaksikan berita itu rasanya sangat pedih. Queen menjauhiku hanya gara gara maslah Meet and Greet.
“Siapa yang tega membocorkan ini semua?” ayah terkejut melihat acara gosip yang memberitakan tentang aku. “mmmm… sebenarnya Queen yang memberitau itu semua” aku melihat muka ayah yang tidak setuju. “Jahat sekali dia” Tiba tiba kepalaku pusing semua seakan akan hanya bayang.
—
“Keadaan Chate semakin buruk pak, bu” dokter Anthon berbicara dengan ayah dan ibu. “Tampaknya usia tak akan lama lagi”. “Apakah tak ada cara lain dok?” ayah tampak sangat khawatir begitu juga dengan ibu. “Kanker memang sulit diatasi jika virusnya sudah menyerang ke seluruh tubuh”
“Ucapkan salamku pada Queen sahabat terbaikku” aku melihat wajah ayah dan ibu. “Bertahanlah, Chate.” ucap ibu. “Tapi bu “Blak!” Semua jadi hitam. Apakah ini akhir dari segalanya?
Pemakamanku… Semu orang, fansku ramai berdatangan ke rumahku. Mendoakanku, tapi aku tak melihat wajah Queen. Apakah dia terus membenciku? Tapi tidak. Seorang anak kecil turun dari mobil dengan baju serba hitam, cantik, tinggi, putih. Itu Queen! Dia turut mendoaakanku. Aku sudah memaafkanku Queen. Kita sahabat selamanya.
Chaterine Debora Willimas Elizabeth Queen Strefo