Di kelasku, ada anak baru Derra namanya. Ia memang pandai, tetapi sifatnya sangat menyebalkan.
Disaat pelajaran olahraga dimulai. Pak zidan, guru olahraga kami, menyuruh kami lari mengitari lapangan sebanyak 7 kali. Tiba-tiba saja, Derra terjatuh. Pak Zidan segera membawanya ke ruang UKS. Tak lama kemudian, Derra siuman, tanpa berterima kasih, ia keluar dari ruangan UKS Dan bersikap seperti biasanya.
Makin hari, kelakuan Derra makin menyebalkan. Bahkan, ia pernah melempar permen karet ke rambut Urira. Bisa dibayangkan, betapa repotnya kami menangani rambut Urira.
Keesokannya aku tak melihat Derra. Tanpa salam, seperti biasanya. Pak Joshua nyelonong masuk kelas dengan muka murung. Ia memberitahu, kalau Derra telah meninggal. Pak Joshua lalu membacakan surat tangan yang ditinggalkan Derra
“kawan-kawan, maafkan aku. Sebenarnya, aku tak ingin menjauh dari kalian. Tetapi, aku mempunyai penyakit kanker darah Dan divonis hidupku tak lama lagi”.
Kami tercengang, Dan saling bertatapan. Akhirnya kami mendoakan agar Derra di terima di sisi tuhan.