Namaku Rino. Aku lahir dan tinggal di Medan. Ayahku bernama Hasan. Ayahku bekerja sebagai tentara di KODAM Bukit Barisan. Ibuku bernama Suryati. Ibuku hanya ibu rumah tangga. Aku punya 1 kakak dan 1 adik. Kakakku SMA dan adikku masih bayi. Aku sekolah di SDN 060849 kelas III C. Seperti biasa aku pergi ke sekolah diantar oleh supir kepercayaan ayahku. Sesampainya di sekolah aku turun dari mobil dan mobil pun melaju kencang kembali ke rumah.
Inilah sekolahku. Sekolah dua tingkat yang dibangun dengan lahan yang sempit. Gurunya pun terbatas, setiap pelajaran hanya ada 1 guru. Ekskulnya pun ada 2, yaitu Musik dan Pramuka. Sekolahku memiliki ruang perpustakaan yang berisi buku fiksi, nonfiksi dan faksi. Di sekolahku juga ada ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah) yang berfungsi sebagai tempat merawat siswa yang sedang sakit.
Aku pun masuk ke kelas. Ternyata di kelasku semua menulis. Kupikir aku terlambat masuk. Aku pun bertanya kepada temanku yang menulis. Ternyata mereka menulis PR (Pekerjaan Rumah). Untung aku sudah mengerjakan PR, jadi aku tenang-tenang saja duduk di kursiku.
Jam pertama pun dimulai dengan pelajaran Matematika. Kami belajar mengenai pecahan. Kami belajar dengan serius hingga kami berebut maju ke depan untuk menjawab pertanyaan. Saking asyiknya belajar kami tidak mendengar ternyata sudah istirahat. Aku pun pergi ke kantin untuk membeli makanan dan memakannya di kelas. Setelah makananku habis, aku membawa piring bekas makananku kembali ke kantin.
Istirahat pun selesai, kami pun kembali ke kelas. Pelajaran selanjutnya adalah IPS. Kami mempelajari macam-macam kenampakan alam. Guru IPS ku bernama Bu Ida. Ibu itu mengajari kami dengan sabar. Sesekali Bu Ida membuat kuis bertema kenampakan alam. Kami mendengarkan ibu itu mengajar kami hingga tak terasa waktu pulang tiba. Aku pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah aku berganti pakaian dan makan. Di rumah aku tinggal dengan ibu karena ayahku masih kerja. Namun tak lama kemudian terdengar bunyi klakson mobil. Aku pun melihat ke jendela, ternyata ayah pulang. Biasanya ayahku pulang malam, hari ini ayahku pulang siang. Aku pun menghampiri ayahku.
“Ayah kenapa pulang siang?”. tanyaku penasaran “1 Minggu lagi ayah pindah tugas ke Jakarta, jadi bos ayah menyuruh ayah mengurus surat-surat ayah”. Jawab ayahku singkat. “Bagaimana dengan sekolahku”. Tanyaku sedih. “Rino akan sekolah di Jakarta”. Jawab ayah singkat. “jadi aku juga pidah sekolah?”. Tanya kakakku sambil menuruni tangga. “iya, kamu juga pindah ke SMA di Jakarta”. Jawab ayahku.
Keesokan harinya ayahku bicara dengan guruku agar aku bisa pindah sekolah di Jakarta. Setelah itu guruku memberikan surat yang berisi nama siswa dan SD yang dituju di Jakarta. ayahku langsung mengisi kolom yang harus diisi. Akhirnya surat pindah sekolahku pun selesai. Kini tinggal surat pindah kerja ayahku.
Untuk mengurus surat pindah ayahku. Ayahku pergi ke kantornya. Ayah juga mendapat surat berupa formulir. Setelah ayahku menulis semua yang diminta ayahku kembali ke ruangan. Setelah lama menunggu akhirnya ayahku keluar dari ruangan dan menuju ke parkiran bersamaku. Kami pun pulang.
Ketika sampai di rumah kami melihat situs pembelian tiket pesawat. Akhirnya kami mendapat pesawat yang kami inginkan dengan harga yang murah. Jadwalnya pun ditentukan yaitu besok siang pukul 13.00 wib. Akhirnya kami pun mendapatkan tiket pesawat. Kami pun langsung mengemas barang dan pakaian ke dalam koper.
Keesokan siangnya kami datang ke bandara Kualanamu dan menunggu jam terbang pesawat pilihan kami. Akhirnya pintu pesawat dibuka dan kami masuk beserta penumpang lainnya. Kami duduk di kursi barisan kanan. Pesawat pun take off. Aku duduk dan membayangkan Jakarta dan sekolah di Jakarta.
“sebentar lagi kita akan mendarat di bandara Soekarno-Hatta diharapkan bagi para penumpang untuk membawa semua barang bawaan”. Pesan pramugari kepada penumpang.
Kami pun mendarat di Jakarta. Kami langsung ke kantor baru ayahku. Di kantor baru, pangkat ayahku lebih tinggi. Bahkan ayah diberi asrama. Jadi kami tidak susah lagi mencari rumah. Waktupun sudah sore dan kami semua melihat asrama pemberian. Kami pun langsung istirahat karena lelah dalam perjalanan.
Keesokan harinya aku didaftarkan oleh ayahku ke SD swasta yang letaknya tidak jauh dari rumah. Sekolahnya sangat asri karena banyak pepohonan yang rimbun. Sekolah itu juga banyak ekskul, diantaranya paskibra, dokter kecil, pramuka, dll. Sekolahnya juga punya dua lapangan. Yaitu lapangan voli dan basket. Dan mempunyai perpustakaan yang luas untuk tingkat SD. SD ku menggunakan Kurikulum 2013, jadi buku paketnya tidak per mata pelajaran, melainkan per tema.
Kami mendapat formulir seperti formulir pendaftaran murid baru. Akupun langsung menulis dan membayar uang sekolah Rp. 100.000,- . akupun resmi menjadi murid di SD baruku dan aku juga sudah diberitahu dimana kelas baruku. Aku pun mendatangi kelas baruku. Kelas baruku sangat luas. Papan tulisnya ada dua, 1 papan tulis hitam dan 1 papan tulis putih. Posternya juga banyak. Ada poster bendera negara sedunia, alt musik tradisional dan rumah adat nusantara. Setelah kami mendatangi kelas baruku, kami pun menuju parkiran dan pulang.
Malam pun tiba. Sebelum tidur aku menyetel alarm kesayanganku tepat pukul 05.00 pagi karena takut terlambat masuk di sekolah baruku. “kriiiing”. terdengar bunyi alarm yang berada di meja dekat tempat tidurku. Akupun langsung bangun, ternyata baru aku yang sudah bangun. Aku pun menunggu semoga ibu cepat bangun dan langsung memasak sarapan. Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba. “loh, Rino cepat sekali bangun”. Tanya ibu kepadaku. “iya bu, Rino takut terlambat masuk sekolah”. Jawab Rino. “bu cepatlah masak, Rino sudah lama menunggu”. Jawab Rino “iya, sabar”. Jawab ibu.
Setelah itu ibu langsung ke dapur untuk memasak sarapanku. Saat menunggu ibu memasak sarapan. Ternyata ayahku dan kakakku sudah bangun. Kami pun duduk di ruang makan sambil menunggu ibuku siap masak. Akhirnya ibu selesai masak, ternyata ibu masak bubur kacang hijau untuk sarapan kami.
Kami pun langsung memakannya sampai habis. Setelah habis aku pergi ke kamarku untuk merapikan buku. Setelah itu aku langsung mandi dan berganti pakaian, dari baju tidur menjadi pakaian sekolah. Aku pun langsung diantar oleh supir ayahku.
Setelah berjalan beberapa KM akhirnya aku sampai di sekolah baruku. Aku diturunkan oleh supir. Aku langsung melangkah melewati pos satpam dan langsung ke kelas. Saat masuk ke kelas murid yang ada di kelas semua melihatku dengan wajah penasaran. Aku langsung duduk di kursi yang masih kosong.
Untuk menunggu waktu belajar dimulai aku membaca novel yang sengaja kubawa untuk menunggu waktu belajar. Tak terasa bel pertama dimulai, kami langsung berbaris di depan kelas masing-masing. Kami menunggu guru pelajaran pertama. Ternyata pelajaran pertama hari itu adalah Ips dan gurunya adalah wali kelas kami.
Setelah menunggu tidak terlalu lama datang perempuan yang sudah tua yang ditandai dengan uban di seluruh rambutnya. Dia berdiri di depan kelas kami. “oh ini wali kelas baruku”. Gumamku dalam hati. Setelah itu kami satu demi satu menyalami ibu itu. Stelah itu aku duduk di kursiku.
Setelah semua sudah masuk di kelas ibu itu lalu masuk ke kelas. “selamat pagi”. Sapa ibu itu. “selamat pagi bu Fitri”. Jawab mereka serempak. “saya dengar ada murid baru di kelas kita. Siapa?”. tanya ibu Fitri mengawali percakapan. “saya bu”. Jawabku setengah berteriak. “iya, silahkan maju dan perkenalkan dirimu”. Jawab ibu Fitri menyuruhku maju.
Aku maju ke depan dan memperkenalkan diriku. “hai namaku Rino, aku berasal dari Medan. suku aku suku melayu, tepatnya melayu deli. Karena ayahku pindah tugas ke Jakarta jadi aku terpaksa pindah sekolah. Sekolah ini yang saya pilih karena letaknya tidak jauh dari asrama tempat tinggalku”. Sapa Rino memperkenalkan diri. “coba kamu ceritakan mengenai kota Medan dan suku melayu deli”. Pinta bu Fitri kepadaku. “baiklah kota Medan merupakan ibukota dari Sumatera Utara. Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus, jadi jika kalian datang ke Medan jangan lupa datangi monumen Guru Patimpus yang berada di Jl. Gatot subroto. Kalian tahu ciri khas kota medan?. “Istana Maimun”. Jawab mereka serempak. “bika ambon”. Jawab yang lainnya. “iya Istana Maimun merupakan ciri khas kota Medan. Istana Maimun terletak di jl. Brigjen Katamso. Istana Maimun didirikan oleh Sultan Maimun Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang merupakan keturunan ke- 9 kesultanan deli. “menurut kalian masih ada kah raja di Istana Maimun?. Tanya Rino kepada siswa yang ada di kelas. “tidak ada”. Jawab 1 kelas serentak. “jawabannya adalah ada, yaitu Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam yang usianya relatif masih muda”. Jawabku. “Istana Maimun dibangun pada tahun 1888 dan diresmikan tahun 1891. Luas Istana Maimun sebesar 2.772 M2”.