Sore itu aku ikut ibu berkunjung ke rumah temannya. Aku sangat senang karena aku juga bersahabat dengan anak teman ibuku. Namanya Nilam. Kami sering bermain bersama sejak kecil. Rumah kami jaraknya lumayan jauh. Tetapi kami sering bertemu karena ibuku sering mengajakku berkunjung ke rumahnya. Nilam juga sering berkunjung ke rumahku.
“Ma, besok kita ke rumah Nilam ya. Kan besok sudah hari minggu.” Pintaku kepada Mama “Aku sudah janji sama Nilam, kita akan bersepeda sama-sama. ” Begitu aku sangat senang. Aku sudah membayangkan naik sepeda bersama-sama Nilam. Nilam meminjami aku sepeda milik adiknya. Sepedanya memang lebih kecil dari sepeda milik Nilam. Tapi aku tetap bersyukur Nilam mau meminjami. Kebetulan sudah satu bulan aku tidak bisa menaiki sepedaku karena bannya bocor. Sepedaku bannya sering bocor, rantainya juga sudah tua. Catnya pun sudah mulai pudar.
Mama mengizinkan dan berjanji mengajakku ke rumah Nilam besok. “Boleh saja kamu bermain, asalkan kamu tetap baik dan rajin mengerjakan PR.” Pesan Mama “Bermain dan belajar itu harus seimbang.” Tambah mama yang menasihati aku.
Hari libur tiba dan mama menepati janjinya. Aku sudah puas bermain sepeda hari ini. Dan aku tidak sabar menunggu minggu depan. Aku selalu menantikan hari libur yang menyenangkan. Tentunya setelah melakukan kewajibanku mengerjakan PR dan membantu mama di rumah.
Sepulang dari rumah Nilam, aku melihat sepeda terparkir di depan rumahku. Kelihatannya masih bagus dan baru. “Ma, itu di depan rumah kita sepeda siapa?” Tanyaku penasaran “Itu hadiah dari Ayahmu, sepeda baru. Itu hadiah karena kamu sudah baik dan rajin melaksanakan kewajiban. Bagaimana, kamu senang?” “Yey, aku sangat bahagia hari ini.”
Begitu ceritaku yang sangat menyenangkan. Aku akan terus baik dan menurut pada ayah dan mamaku. Bermain bersama sahabatku Nilam. Dan tak lupa dengan kewajibanku belajar.