Matahari mulai bersinar dan angin mulai menerpa wajah. Seorang ibu dan anak sedang dalam perjalanan pulang ke kampung halaman. Mereka akan menginap di rumah neneknya. Di sepanjang perjalanan Al sibuk mengamati lingkungan sekitarnya.
“Bunda, Al mengantuk, mau tidur dulu, ya. Nanti kalau sudah dekat, bangunin ya, Bun…,” pintanya. “Iya, Sayang,” balas bundanya sembari mengusap kepala sang anak.
Mobil melaju dengan lambat, siang berganti malam, namun mereka masih di perjalanan. Sesekali bundanya tersenyum ramah kepada warga kampung yang berpapasan di jalan.
Bunda membangunkan Al, “Bangun, Nak. Kita sudah hampir sampai.” “Kok udah gelap, Bun? Tadi kita pergi masih ada matahari kok sekarang ada bulan?” tanyanya sambil memandang kiri dan kanan. “Udah malam loh, Sayang. Bentar lagi kita sampai di rumah nenek.”
“Al bingung, kenapa siang ada matahari sedangkan malam ada bulan? Kenapa malam hari nggak ada matahari? Apa dia punya kaki untuk pergi saat hari mulai gelap, Bun?” Al bertanya dengan rasa penasaran. Bunda menjawab dengan senyuman di wajahnya. “Matahari nggak punya kaki, Nak,” “Terus kenapa tadi siang ada matahari sekarang tidak ada lagi?” tanyanya sambil menatap wajah bundanya. “Siang ada matahari dan malam tidak ada matahari karena terjadinya rotasi bumi atau bumi bergerak mengelilingi porosnya seperti ban sepeda Abang yang perputar.”
“Emang kenapa kalau bumi bergerak mengelilingi porosnya seperti ban sepeda Al yang berputar?” tanyanya. “Gara-gara bumi bergerak mengelilingi porosnya, maka terjadilah siang dan malam. Ini bisa terjadi karena ada dua bagian bumi. Abang tau bumi bentuknya apa?” tanya bunda. “Bulat, Bunda.” “Iya, benar. Pintar anak bunda. Nah, bumi kan bentuknya bulat, terus bumi berputar mengelilingi porosnya. Bagian pertama atau bagian depan yang terkena matahari akan mengalami waktu siang, sedangkan bagian kedua atau bagian belakang yang tidak terkena matahari akan mengalami waktu malam. Jadi, kenapa malam tidak ada matahari?” tanya bundanya lagi. “Karena bumi tidak terkena matahari.” “Pintar anak bunda.”
“Terus kenapa Allah menciptakan siang dan malam, Bun?” tanyanya dengan penuh penasaran. “Emang kalau siang Abang ngapain aja?” tanya bundanya. “Kalau siang, Al pergi ke sekolah dan main bola di lapangan.” “Nah, Allah menciptakan siang yang ditandai dengan matahari untuk kita beraktivitas. Kalau siang Al pergi sekolah dan bunda pergi mengajar, sedangkan malam yang ditandai dengan bulan untuk kita berdua tidur dan istirahat. Itulah gunanya siang dan malam. Allah juga menciptakan matahari dan bulan dengan garis edarnya masing-masing agar matahari dan bulan tidak saling bertabrakan, seperti dalam Surah Al-Anbiya ayat 33 yang artinya: ‘Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya’,” jelas bundanya panjang lebar.
“Allah Maha Besar, ya, Bun?! Allah hebat bisa menciptakan semuanya. Al semakin kagum sama ciptaan Allah.” “Iya, sekarang kita udah sampai di rumah nenek,” ucap bundanya sambil membuka pintu mobil.