Perkenalkan, namaku Karimah. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakakku namanya Karamah. Sedangkan adikku bernama Khazim. Aku juga mempunyai sahabat bernama Halimah. Kami menamai persahabatan kami “the Kalim sweet girls”. Kalim adalah gabungan nama kami.
Suatu hari aku dan adikku sedang menonton TV. Aku melihat mama sedang berbicara dengan seseorang lewat HP dan raut wajahnya terlihat cemas. Dan saat aku sedang mengganti chanel, tiba tiba ada sebuah berita seorang anak kecil tertabrak motor di jalur pejalan kaki. Dan apesnya lagi, motor itu terbakar. Sedangkan pengendara motor terpental ke semak semak. Aku sangat terkejut sekali. Karena anak kecil yang tertabrak itu tidak lain adalah Halimah, sahabatku sendiri.
“Nak, ayo kita ke rumah sakit Permata Hati, soalnya sahabatmu itu kecelakaan” suara mama tiba tiba menyadarkanku dari lamunanku. Aku, Khazim dan ibu langsung ngegas ke rumah sakit. Kami langsung ke tempat UGD. Dan Alhamdulillah aku diperbolehkan menjenguk sahabatku itu.
“Halimah, kamu tidak apa apa kan?”, tanyaku pada Halimah. “aku tidak apa apa rim”, katanya dengan lirih dan lemas. “Halimah, jangan tinggalkan aku”, tak terasa aku meneteskan air mata. “Karimah, doakan aku ya, semoga aku insyaAllah kita bisa bersama sampai tua nanti”, katanya dengan sedih, lirih, lemas dan bijak. “nak maaf, waktunya sudah habis, saatnya kamu keluar dari kamar pasien, soalnya pasien mau diperiksa”, kata seorang suster. Aku mengangguk seraya keluar dari kamar UGD itu. Setelah itu kami menjemput kak Karamah dari sekolah karena dia habis mengikuti ekstrakulikuler memasak.
Satu Minggu kemudian…. “Beberapa hari kemudian korban dinyatakan meninggal”, kata reporter tersebut. Aku sangat terkejut sekali. lalu Aku pergi ke kamar untuk meluapkan tangisanku. “Lho, kok Karimah nangis?, sedih karena sahabatmu telah tiada?”, tanya kak Karamah. “iya kak, aku kangen sama Halimah”, kataku. “dik Karimah yang sabar ya”, ucap kak Karamah sambil memelukku.
3 bulan kemudian… Hari ini, 15 September, adalah hari kelahiranku alias hari ultahku. kue dengan tema bunga itu perlahan lahan dipotong, lalu kami makan kue bersama. setelah itu, satu persatu anggota kekuargaku memberiku kado, mama memberiku bunga Anggrek, papa memberiku 5 buku cerpen, kak Karamah memberiku gelang kerang yang indah, sedangkan dik Khazim memberiku kelomang dengan cangkang yang indah beserta rumah kecilnya (rumahnya kelomang). Lalu tante Fiana (mamanya Halimah) bilang ingin memberi sebuah kado. Aku lihat kadonya setinggi 1 meter dengan lebar 50 cm dengan keadaan berdiri. “apa ya isinya sampai setinggi itu”, pikirku dalam hati. “ayo dibuka, satu, dua, tiga”, kata tante Fiana.
“SUPRISEEE”, kata seseorang dari kado tersebut. Yang lebih mengejutkan lagi, seseorang tersebut adalah… “Halimaaah??!!”, tanyaku keheranan dan terharu. “iya, ini aku sahabatku”, katanya sambil tersenyum manis. “tapi kok kamu bisa kembali lagi, kan katanya kamu dah mati?”. “aku sebenarnya masih hidup, hanya saja aku bilang ke mama kalo pura puranya aku dah mati, mama sempat agak kaget, tapi akhirnya mama mengerti”. “Terus apa alasan dari itu semua?” tanyaku padanya. “Alasannya adalah karena waktu perawatan luka bakarnya membutuhkan waktu yang lama, yakni 3 bulan. selain itu aku juga harus menjalani fisioterapi dan juga mengatasi rasa traumaku berjalan di pinggir jalan. Dan aku juga berfikir kan 3 bulan lagi kamu ultah, jadi ya itu aja sih alasannya” jelasnya panjang lebar. “Ihh, jangan gitu juga kali ngepranknya, kan aku jadi sedih” kataku. “Iya, iya maaf” katanya sambil terkekeh.
“Maaf ya, aku belum ngasih kamu kado, soalnya aku lagi fokus sama fisioterapinya dulu” katanya menunduk. mungkin dia merasa bersalah. “Gak apa apa kok. kehadiranmu itu sudah seperti kado terindah untukku” kataku sambil tersenyum. “Makasih ya sahabatku, kau masih setia menjalin persahabatan denganku” katanya dengan terharu. “Iya, sama sama sahabatku” kataku lagi. Setelah itu kami melepas rindu dengan saling bertukar cerita dan bermain bersama.