“Hei Andra, Andra ayo bangun, hei” ucap bu guru.. “Andra bangun hei, itu ada bu Vivi” ucap Hito sambil menggoyang-goyangkan badan Andra. Andra tetap tidak berkutik.
…Byuuurr… Andra terbangun kelabakan membuat seisi kelas tertawa. “Aduh bu saya kenapa disiram” ucap Andra sambil mengelap wajahnya yang basah dengan kedua tangannya. “Cepat bawa tasmu dan keluar dari jam pelajaran saya” ucap bu vivi tegas. Andra langsung membawa tasnya, dengan wajah masam ia keluar dari kelas.
Andra duduk di luar sambil menguras-nguras lengan bajunya yang terkena air. Andra duduk termenung di luar kelas yang sepi hingga bel istirahat berbunyi. Bu vivi keluar dari kelas. Andra langsung masuk ke dalam kelas.
“ndra kau gak kenapa-napa kan?” tanya Hito Sabahat Andra. “Gak” “Udah ngerjain Pr kimia?” “Belum, emang ad?” “Gak ada hehehe” “Ck dasar”
Andra tertidur lagi di kelas sampai bel masuk berbunyi. Hito mencoba membangunkan Andra meskipun itu mustahil. “Woi jangan tidur mulu deh ntar diguyur lagi” “Biarin dah, aku juga belum mandi” “Iiii jorok amat lu, ni aku bawain sampo sama sabun” menyodorkan sampo ke Andra. “Thanks ya, kau ke sekolah bawa sampo segala”.
Tak lama kemudian Pak Yahya masuk ke kelas. Andra segera bangun karena tidak mau diguyur air lagi. Pak Yahya meminta para siswa siswi untuk mengumpulkan PR Kimia. “Woi woii woiiii tadi kau bilang enggak ada PR Kimia” “Yeehhh aku juga lupa” “Andra kamu kenapa ribut sendiri di belakang, pasti tidak mengerjakan Pr, sini kamu maju kedepan” “Pak Hito juga pak” sahut Andra “Hito masih bapak toleransi, kalau kamu sudah keseringan, sudah sini cepat maju, angkat Kaki dan jewer kupingmu.” Andra sudah kebal dengan hukuman ia sudah biasa tidur di kelas dan tidak mengerjakan pr. Andra dihukum sampai jam pulang.
Bel pulang telah berbunyi. Siswa-siswi kelas XII ipa 3 siap-siap pulang. Andra segera membawa tas yang hanya berisi 2 buah buku tulis dan sebuah pulpen. Andra dan Hito pulang bersama karena rumah mereka bersebelahan. Jarak dari sekolah ke rumah hanya 8 menit.
“Assalamu’alaikum” ucap Andra sambil masuk kedalam rumah kecilnya. “Waalaikumsalam” jawab bu Nari dari dapur. “Bu Andra lapar” “Iya itu, ibu sudah siapkan telur goreng cepat dimakan.” Andra mencampurkan sedikit kecap dan melahapnya sampai habis.usai makan Andra langsung berbaring di atas kasur kecilnya.
“Andra, apa kamu bisa membuka toko di pasar, ibu mau memetik daun singkong di kebun untuk makan malam” “Gak bisa bu Andra capek dari sekolah mau istirahat” “Ya sudah kalau begitu nanti sore kamu aja yang memetik daun singkongnya” “Gak bisa bu, Andra malas, buka toko yang dekat aja capek apalagi ke kebun, malas ah bu” “Andraa kamu kenapa sih malah malas-malasan begini, kerjanya tidur aja mau jadi apa kamu kalau begini terus kamu itu udah bukan anak orang kaya lagi, sadar diri Andra kamu itu udah miskin sekarang kamu gak bisa malas-malasan lagi” ucap bu Nari kesal dengan nada tinggi. Andra tetap saja diam tidak berkutik di atas kasurnya. Bu Nari yang kesal langsung meninggalkan rumah.
Sore tiba Andra baru keluar dari kamar menuju dapur dilihatnya dapur sepi ia bergegas mengambil air minum dan langsung pergi ke rumah Hito. Dilihatnya Hito sedang menyapu lantai teras rumahnya. “Hito sedang apa kau” tanya Andra. “Ya seperti yang kau lihat” sahut Hito.
Andra duduk di kursi teras rumah Hito. “Ndra aku dengar ibumu marah, apa benar?” “Ya.. ibu menyuruhku untuk membuka toko di pasar tapi aku enggak mau” “Heh kau ini, kenapa malas sekali, apa kau tidak kasihan pada ibumu yang bekerja dari pagi” “Ibuku tidak kerja, dia hanya melakukan hal-hal ringan” “Dasar, terserah kau saja lah, memang siapa yang mencuci kainmu ini, memasak, menyapu?” “Ya ibuku” “Ibumu itu pasti sangat lelah cobalah membantu pekerjaannya wahai anak malas” “Iya iya” “Dasar menyebalkan, ndra saat ini kehidupanmu tidak seperti dulu lagi, semua sudah berubah” “Ya aku tahu” “Jika kau tahu hiduplah selayaknya anak sederhana, karena kau sudah bukan anak orang kaya lagi.” “Ah sudahlah kepalaku jadi pusing aku pulang saja” “Uhhh dasar malas, jangan pelihara lama-lama sifat malasmu itu” teriak Hito kepada Andra yang sudah masuk kedalam rumahnya.
Andra masuk kedalam kamarnya, ia memainkan ponselnya. Ibu Nari memanggil Andra untuk makan malam. Mereka berdua makan bersama tanpa bicara apa-apa.
Usai makan Andra langsung kembali kekamarnya tanpa membawa piring bekas makannya. Ibu Nari hanya bisa menghela napas. Andra memainkan ponselnya hingga larut malam. Pagi harinya Ibu Nari membangunkan Andra namun Andra tetap tidur. Ibu Nari pergi ke pasar meninggalkan Andra yang masih tertidur. Alhasil Andra terlambat ke sekolah. Andra bersyukur karena guru mata pelajarannya tidak masuk. Andra segera melancarkan aksi tidurnya. Hito yang melihat Andra tertidur hanya bisa menggelengkan kepalanya. Hari ini guru yang mengajar di kelas Andra izin tidak masuk. Jam pelajarannya jadi kosong. Andra memanfaatkannya untuk tidur sedangkan Hito tetao disamping Andra membaca komik.
Sepulang sekolah seperti biasa Andra bermalas-malasan diatas kasur. Hito mengajak Andra untuk belajar bersama tapi Andra menolak. Hito selalu mendapat juara 1 di sekolah. Hito mengajak Hito belajar bersama karena tidak lama lagi akan menghadapi ujian nasional. Hito juga sering mengajak Andra untuk ikut kegiatan sekolah, kerja. Tapi Andra menolaknya. Padahal Andra sering meminjam uang Hito untuk jajan. Hito adalah sahabat Andra dari kecil bisa dibilang dari Andra kaya sampai keluarga Andra bangkrut. Saat Andra kaya ia anak yang manja dan suka menghabiskan uang orang tuanya. Teman-temannya selalu ada di sampingnya. Namun semenjak kematian Ayahnya keluarga Andra jatuh miskin, kembarannya Indra jatuh sakit dan meninggal dunia. Andra benar-benar kesepian. Teman-temannya langsung menjauh. Yang tersisa hanya Hito. Namun sekarang Hito sudah melanjutkan sekolahnya di luar negeri. Ibu Nari sudah menyusul Ayah dan kembarannya karena kelelahan. Semenjak hidup miskin Andra tetap saja bermalas-malasan. Sekarang Andra hiduo sendiri bersama kemalasan dan penyesalannya.
Pesan moral: “malas adalah sifat setan, setan itu sesat, orang yang malas pasti tersesat”.