Senandung Melody berpadu dengan suara-suara bising ala pagi hari di kampungnya, entah itu suara para ibu-ibu yang sibuk membangunkan anaknya ataupun suara tukang sayur keliling yang menjajakan dagangannya dengan sepeda motor bebek khasnya. Melody Putri Khoril sebenarnya adalah anak berprestasi dan murid emas di SD Maju Jaya 03, ia cerdas serta shalihah nan baik hati, namun..
Melody memiliki satu kekurangan, kakinya, dulu saat Melody masih berusia 5 tahun ia dan keluarganya mengalami kecelakaan sepeda motor, yang membuat kaki kiri Melody harus diamputasi dan ia harus menjalani sisa hidup di kursi roda selamanya, sedangkan bundanya selamat namun ayahnya harus meninggal saat dilarikan ke rumah sakit, Melody adalah anak yang sangat cerdas dan karena itu dia memperoleh beasiswa Pemerintah untuk bersekolah di sekolah pilihannya sampai SMA. “Assalammualaikum, Melody..!!” teriak Reika, sahabatnya, dari pintu depan rumah mungilnya, Melody bergegas mendorong kursi rodanya keluar kamar dan menemui Reika. “Waalaikaikumm’salam! Reika..” sapa Melody riang, tiba-tiba Bunda muncul dibalik pintu, “Melody? Reika? Sudah mau berangkat, nak?” tanya bunda heran, “Iya, Bun. Yaudah, Melody pamit ya! Assalammualaikum,” pamit Melody sambil mencium tangan bundanya diikuti Reika, “Waalaikumm’salam, hati-hati ya, nak!” pesan Bunda sambil sedikit berteriak karena Melody dan Reika sudah berjalan sedikit jauh.
Di perjalanan, Reika dan Melody mengobrol tentang banyak hal mulai dari pelajaran hingga tentang novel anak terbaru, hingga tak terasa merekapun sudah sampai di sekolah, di sekolah banyak anak-anak yang mengerubungi mading, sepertinya ada pengumuman baru yang tertempel di sana. “Tumben, biasanya kalau ada pengumuman yang baru ditempel di mading nggak akan seheboh ini,” gumam Reika heran tapi Melody masih bisa mendengarnya, “Kita ikut lihat juga yuk, Reika!” ajak Melody, Reika mengangguk, merekapun berjalan ke arah mading.
“Permisi..! Permisi..!” ucap Reika sambil mencoba menyelinap diantara gerombolan murid sedangkan Melody juga berusaha menyelinap lewat kursi rodanya, akhirnya mereka berhasil bernapas lega ketika mereka sampai ke depan papan mading. Disana tertempel kertas pengumuman besar bertuliskan:
Special for You!! Untuk kamu yang berbakat menyanyi atau hobi menyanyi, bisa lho mengikuti kontes menyanyi anak yang diadakan pemerintah kota! Nggak tanggung-tanggung lho hadiahnya bagi para juara, yaitu:
Juara 1: – Uang tunai RP 15 juta rupiah – Piala – Tiket liburan ke London dengan satu pendamping.
Juara 2: – Uang tunai RP 8 juta rupiah – Piala – Tiket liburan ke Toraja dengan dua pendamping.
Juara 3: – Uang tunai RP 1 juta rupiah – Piala – Tiket liburan ke TransSnow World dengan dua pendamping.
Sudah tau hadiahnya kan? Nah, buruan daftar! Ini syaratnya: – Berumur minimal 7 tahun dan maksimal 15 tahun. – Pakaian bebas rapi – Lomba terbuka untuk disabilitas juga. – Mendaftar melalui formulir sah.
Proses pendaftaran melalui guru Kepala Tata Usaha sekolah masing-masing atau hubungi no. 08xxxx. Kami tunggu partisipasimu ya!
“Woah! Kontes menyanyi!Kamu harus ikut, Mel, suaramu kan’ bagus!” kata Reika, “Hm.. Aku gak percaya diri nih, Rei. Kek gimana kata orang kalau tahu ada kontestan sepertiku?” tanya Melody khawatir, “Hei, bukankah tadi tertulis lomba juga diselenggarakan untuk disabilitas? Keterbatasan fisik bukan masalah, yang penting adalah niat dan usaha,” hibur Reika kepada sahabatnya itu, “Ah, makasih. Aku jadi lebih percaya diri sekarang. Ayo kita mendaftar ke Bu Nita (Kepala Tata Usaha)!” ucap Melody sambil tersenyum manis, ia merasa sangat beruntung memiliki sahabat pengertian seperti Reika, “Great! That’s spirit!” koor Reika.
Setelah dari ruang Tata Usaha untuk mendaftar, Reika dan Melody segera ke kelas untuk memulai pelajaran seperti biasa.
Pulang sekolah… “Melody, aku ada acara kumpul keluarga besar di kota sebelah. Kamu enggak papa pulang sendiri, kan?” tanya Reika hati-hati, Melody hanya tersenyum lalu berkata, “Enggak apa-apa, Reika. Kamu hati-hati ya di jalan!” pesan Melody, Reika hanya mengangguk lalu berlari ke mobil jemputannya.
Tiba-tiba, Melody merasa ingin buang air, Melody segera pergi ke toilet, “Legaa..” ucap Melody setelah buang air, tiba-tiba saat keluar dari toilet, ada dua anak yang menyiram ember penuh air ke Melody, seragamnya langsung basah kuyup. “Hahahahahaha!! Rasain!” tawa kedua anak itu, mereka adalah anak yang selalu membully Melody di sekolah, nama mereka adalah Maika dan Clara. “Eh, denger-denger tadi kamu mau ikut kontes menyanyi ya? Kukasih tau ya, lebih baik kamu mengundurkan diri aja deh, orang kamunya cacat!” ejek Maika, “Aku enggak peduli apa perkataan kalian. Yang penting, aku akan berusaha semampuku, di pengumuman tadi juga tertulis lomba terbuka untuk disabilitas seperti aku kan? Kurasa tak masalah kalaupun aku mau ikut, itu urusanku.” kata Melody tangkas lalu segera menggerakan kursi rodanya untuk pulang.
“Assalammualaikum, Melody pulang.” Rumah masih sepi seperti biasa, Bunda bekerja sebagai pengasuh anak orang kaya yang selalu pulang malam bahkan sering Melody mendapati bundanya itu pulang keesokan paginya. Hal ini sudah biasa bagi Melody, ia cukup mengerti bahwa bundanya bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan mereka berdua, maka dari itu Melody berusaha sebisa mungkin untuk tak merengek meminta apapun kepada bundanya.
Kalau sudah sepi seperti ini Melody sangat suka menyanyi terutama lagu ‘Kimi wa Melody’ atau ‘Dirimu Melody’ yang dipopulerkan oleh JKT48, grup idol kesukaannya, kelak Melody ingin menjadi idola seperti Melody Nurramdhani Laksani yang merupakan mantan center dari JKT48, atau minimal ia ingin menjadi seorang penyanyi. Melody memang selalu suka dengan dunia musik, ia sangat-sangat-sangat ingin menjadi orang yang berkonstribusi lewat dunia musik walaupun kondisi fisiknya tak memungkinkan.
Setelah mengerjakan PR dan belajar untuk besok, Melody segera berlatih menyanyi untuk kontes, kontes menyanyi itu akan diselenggarakan dua minggu lagi, ia sangat ingin memberikan yang terbaik untuk semua orang terutama Reika dan Bunda.
Dua minggu kemudian… Hari ini adalah hari-H audisi menyanyi, Melody diantar Reika dan Anastashia, teman dekatnya juga, mereka bertiga diantar menggunakan mobil Reika. “Semangat ya nanti, Melody!” ucap Anastashia menyemangati, “Iya. Nanti kita akan semangati kamu dari bangku penonton juga. Pokoknya apapun hasilnya, kamu sudah berusaha yang terbaik!” timpal Reika, Melody hanya mengangguk sembari tersenyum manis.
Di backstage.. “Baiklah, anak-anak. Ini mic untuk masing-masing kalian,” ucap ketua panitia sambil membagikan mikrofon dibantu panitia lain. “Ini sudah dites. Tapi coba kita tes ulang ya!” perintah ketua panitia lagi, tak lama kemudian ruangan itu penuh dengan suara mikrofon dites, suaranya ada yang lucu bin aneh pula! Hehehehehe…
Setelah mikrofonnya dites, audisipun dimulai, kebetulan Melody mendapat nomor urut 016, jadi ia masih bisa ke toilet untuk membenahi pakaiannya, Maika yang ternyata ikut audisi juga menatap Melody dengan wajah tidak senang, “Hhh.. ternyata si Melody tetep ikut audisi ini! Aku tak boleh membiarkannya menang begitu saja,” kata Maika dalam hati, akhirnya timbul niat licik dalam diri Maika untuk mengganti mikrofon Melody dengan mikrofon rusak yang disimpan di kotak hitam besar yang kebetulan tidak dikunci, tepat setelah Maika melancarkan aksinya Melody keluar dari toilet, tiba-tiba MC memanggilnya, dengan buru-buru Melody menggerakkan kursi rodanya sambil mengambil mikrofon lalu ke atas panggung.
Glek.. Melody menelan ludahnya, diatas panggung ia bisa dengan jelas melihat lautan manusia didepan matanya, ia juga bisa melihat sebagian manusia itu berbisik-bisik sambil menatap dirinya, Melody bisa tahu mereka membicarakan dan merendahkannya. “Bismillah, ya Allah berikan aku kemudahan!” doa Melody dalam hati.
Saat hendak bernyanyi mikrofonnya tak berfungsi, menjelang beberapa detikpun hasilnya nihil, keringat dingin mengucur deras dari keningnya, Melody kemudian melantangkan suaranya dan menyanyikan lagu Shonichi JKT48.
Semua orang di ruangan itu terkagum-kagum, walau tanpa mikrofon suara Melody keras, indah dan jelas sekali! Tepuk tangan membahana ketika Melody menyelesaikan lagunya. “Well, berikan applause kepada Melody Putri Khoril!” seru sang MC, tepuk tangan semakib riuh Melody hanya bisa tersipu malu sedangkan Maika mengintip daru balik backstage dengan rasa tidak suka.
Saatnya pengumuman! Begitulah yang dikatakan MC baru saja lewat pengeras suara tentunya, Melody yang sedang mengobrol dengan Reika dan Anasthasia tentang perfomance-nya mendengarkan dengan baik ucapan MC walau hatinya sedang berdebar, ia mengucap doa dalam hati.
“Juara ketiga.. adalah Naisya Harunna!” seru MC, gadis berusia 14 tahun kemudian naik ke atas panggung. “Juara kedua adalah.. Hasna Putri Puspita!” seru MC lagi, gadis kecil berusia sebaya dengan Melody pun naik ke panggung sambil memamerkan senyum manis giginya yang berbehel, tiba-tiba entah kenapa Melody merasa putus asa, ia merasa ia mustahil menang apalagi setelah insiden itu ia merasa tak tampil secara sempurna, tapi ya sudahlah ia sudah mengusahakan yang maksimal.
“Daan… Juara pertama adalah Melody Putri Khorul!Sosok gadis kecil yang penuh inspirasi!” teriak sang MC lantang, Melody membelalakkan matanya tak percaya, dengan gemetar ia melajukan kursi rodanya ke atas panggung lewat tangga khusus. Ia menangis bahagia ketika hadiah-hadiah itu terutama ketika hadiah uang tunai diberikan, uang yang ia terima sangat besat nominalnya dan bisa untuk operasi kakinya.
“Alhamdulillah… Terimakasih Ya Allah, kamulah sesungguhnya penolongku,” bisik Melody lirih.
Dari kisah ini kita bisa memetik pelajaran bahwa keterbatasan bukanlah halangan meraih cita-cita, asalkan dibarengi doa dan usaha keras serta pantang menyerah, cita-cita itu pasti terwujud!