Dira menatap kecewa sebuah pesan dari sahabatnya, Melinda. Melinda: Dira, maaf ya malam ini aku gak bisa ke bazar nanti malam, soalnya aku diajak ke transmart sama temanku. Dira: kamu ngegampangin banget sih, cuma bisa janji terus ingkar janji mulai sekarang kita tidak usah bersahabat lagi. Dira memblokir Melinda
Dira sudah terlalu kesal pada sahabatnya, karena Melinda berjanji malam ini akan ke bazar bersamanya. Namun nyatanya ia sudah 2 kali ingkar janji. “hhmm… bagaimana kalau aku mengajak si Resa (teman ngaji TPA Dira yang pendiam), kali aja dia bisa jadi sahabatku yang lebih baik, karena orang tidak hanya dilihat dari luarnya saja” ujar Dira.
Lalu Dira bersiap siap ke rumah Resa. Saat bersiap siap, Devi, adik Dira bertanya “kakak mau kemana?” “kak Dira mau ke rumah teman kakak” jawab Dira. “aku mau ikut boleh kak? Soalnya aku lagi bosen” tanya Devi “boleh kok” kata Dira. Setelah itu bersiap siap mereka pergi ke rumah Resa.
Tok, tok, tok (suara pintu diketuk) “assalammualaikum Resa” ucap Dira. Resa membukakan pintu. “waalaikumsalam, eh Dira, ada apa datang kemari” tanya Resa. “Res, kamu mau gak ikut aku ke bazar nanti malam gak?” Tanya Dira. “Oh, aku mau ikut tapi aku izin sama mama papaku dulu ya” kata Resa.
Setelah Resa meminta izin pada mama dan papanya (lewat wa). Resa berkata “Alhamdulillah aku boleh ke bazar nanti malam, Dir, oh ya ke bazarnya jam berapa?” “jam 18.15” kata Dira. “tapi aku mau ngajak adikku boleh gak?” tanya Resa. “Adikmu boleh ikut kok” jawab Dira.
“Rena, ayo sini” Dira memanggil adiknya. “iya, ada apa kak?” Tanya Rena. Matanya terbelalak melihat gadis sebayanya. “ayo, kenalin dirimu padanya” bisik Resa pada Rena. “Halo, namaku Renata Anindya Zafira, biasa dipanggil Rena, nama kamu siapa?” Kata Rena dengam gugup. “Namaku Devina Andriana Syahputri, biasa dipanggil Devi, salam kenal ya” kata Devi.
Jam 18.15… “Ayo pah aku dah gak sabar mau ke bazar” ucap Rena sambil lompat lompat. “Iya, kok Rena senang banget?” Tanya papa. “Rena seneng ada teman baru”.
Sesampainya di bazar… “Yeeaaay dah sampai” kata Rena dengan girang. Setelah memesan tiket karcis Rena, Resa, Dira dan Devi memasuki area bazar.
“Bagaimana kalau kita main wahana bianglala” ujar Dira memecah keheningan yang ada diantara mereka. “Iya” jawab Resa. Lalu mereka menaiki wahana bianglala.
“Hari ini aku bahagia banget. kalau aku dah pulang ke rumah, aku langsung pengen nulis kejadian hari ini di buku diary” kata Resa dengan mata berbinar. “Yuk kita foto bareng” kata Dira sambil memegang HPnya. “1, 2, 3, cekrek”. “Wah, fotonya bagus juga ya” ujar Dira. “Iya benar, Dira, gimana kalau kita tukeran nomer telepon” kata Resa. “Wah ide bagus tuh” ujar Dira. Setelah mereka bertukar nomor, mereka kembali berswafoto.
Setelah menaiki bianglala mereka menaiki wahana lainnya. Setelah itu mereka membeli cemilan. Resa membeli siomay, Rena membeli cilok, Dira dan Devi membeli telur gulung. Setelah itu mereka berkeliling ingin membeli sebuah barang. “Kak, liat itu, ada yang jualan buku” ujar Devi dengan girang. Lalu 4 gadis itu menghampiri lapak yang menjual buku novel anak. “Kak Resa, Rena, kalian juga suka membaca ya” tanya Devi. “Iya benar, kami suka sekali membaca” kata Rena.
Setelah itu mereka mampir ke tempat jualan aksesoris. Waw, gelangnya bagus banget kak” kata Devi. “Bagaimana kalau kita membeli gelang ini sebagai tanda persahabatan kita” kata Dira. “Sahabat?” Tanya Resa bingung sekaligus bahagia. “Iya Resa, sekarang kita bersahabat ya” ujar Dira seraya memeluk Resa. “Rena sama Devi gelang kristalnya yang bentuk apa?, kalau kak Dira sama kak Resa gelang kristalnya yang bentuk hati” ucap Dira. “Kita gelangnya yang bentuk bunga aja ya” tanya Devi. Rena mengangguk.
Setelah itu, Devi ke toko manik manik baju. “Aku ikut kamu boleh?” Tanya Rena. Devi hanya mengangguk. “Kamu kenapa beli manik baju, mau bikin baju ya?” Ujar Rena. “Iya benar, kok kamu tau sih, jangan jangan kamu punya indera ke-6, hahaha” Devi tertawa. “Hah kamu bisa bikin baju” kata Rena seraya menutup mulutnya. “Iya, tapi bikin baju boneka” kata Devi sambil terkekeh. Setelah itu, 4 gadis itu pulang diantar ayahnya masing masing.
Setelah sampai rumah, Dira menghubungi Resa lewat wa. Dira: halo Resa, besok siang main ke rumah aku ya Resa: oh ok Dira: jangan lupa bawa diary kamu ya Resa: ok, tapi buat apa? Dira: ada deh, besok aku jelasin.
Disaat Dira dan Resa wa-an, Devi menghampiri Dira. “Kak aku boleh wa Rena gak?” Tanya Devi dengan muka memelas. “Boleh” jawab Dira. Dira: maaf Res.. Devi ingin wa Rena Resa: oh gitu, boleh kok Dira: halo Rena, ini aku Devi Resa: halo juga, ini aku Rena Dira: Ren, besok siang kerumah aku ya, jangan lupa bawa boneka kamu, soalnya aku mau ngajarin kamu buat baju boneka, mau gak? Resa: mau donk Dira: oke udah dulu ya Rena, good nigth Resa: good nigth juga Devi
Keesokan harinya (siang hari). “Assalammualaikum Dira, Devi” Resa mengetuk pintu. “Waalaikumsalam, eh Resa sama Rena, ayo masuk” ucap Dira. Resa memasuki kamar Dira, sedangkan Rena memasuki kamar Devi.
Di kamar Dira…. “Waw, kamar kamu bagus banget Dir” ujar Resa. “Hehehe, biasa aja kali” ucap Dira terkekeh. “Jadi kamu mau jelasin apa?” Tanya Resa penasaran. “Kamu tulis biodata aku, aku nulis biodata kamu” ujar Dira sambil menghela nafas. “Oh itu maksudnya, tulisnya apa aja?” “Tulisnya nama kamu, nama ortu kamu, agama kamu, hobi kamu, warna favorit kamu dan lainnya” “oh begitu, baiklah aku mengerti” Resa berkata sambil tersenyum.
Di kamar Devi… Devi mencari cari sesuatu. “Nah, ini dia ketemu” ucap Devi. “Jadi, kalo mau buat model baju biasanya aku liat buku ini dulu buat cari inspirasi” kata Devi. Rena bertanya “Jadi yang gambar model baju di buku ini kamu?” Devi hanya mengangguk. “Waw kamu keren banget Devi, biar kutebak, pasti cita citamu itu seorang desainer kan?” (Rena bertanya dengan mata berbinar). “Iya benar, tapi karena aku masih kecil, jadi aku buat baju boneka aja, kalo aku dah dewasa aku mau bikin baju beneran yang bagus” jawab Devi sambil menerawang masa depannya.
Di kamar Dira… “Hhmm… nulis biodatanya udah selesai, bagaimana kalau kita buat donat yuk” ajak Dira. “Iya sih, tapi aku gak bisa masak” kata Resa. “Gak apa apa kok, nanti aku ajarin” jawab Dira. Lalu mereka ke dapur.
Setelah mereka memasak donat, mereka tinggal menaburi donatnya mesis. “Waw mesis disini lengkap sekali” kata Resa. “Iya, soalnya ibuku jualan donat, tapi secara online, jadi maklum kalau mesisnya lengkap, karna buat jualan” jelas Dira panjang lebar. “Ya sudah, sekarang kita antarkan donatnya ke Devi sama Rena ya” ucap Resa.
Krek (suara pintu dibuka). “Rena, Devi, ini dimakan ya donatnya, buatan kak Resa sama kak Dira” kata Dira. “Wah donat, aku mau” ucap Rena dan Devi berbarengan. “Waww, donatnya enak banget, pas di mulut, pas di hati” kata Rena sambil membentuk tangannya dengan bentuk hati. “Hehehe… thanks” jawab Dira. “Kak Resa, liat nih, aku bisa buat baju boneka lho” kata Rena sambil merentangkan baju boneka buatannya. “Waw bagus sekali” kata Resa sambil tersenyum. Kini, Resa dan Dira telah bersahabat dekat, begitu pula dengan Rena dan Devi.
Suatu saat Keluarga Dira dan keluarga Resa akan pindah ke kota sebelah karena pekerjaan ayah mereka (kebetulan ayah Resa dan ayahnya Dira satu kantor). Dan pada saat itu Melinda ingin meminta maaf pada Dira dan ingin bersahabat lagi dengannya. Namun, ternyata penyesalan datang terlambat. Ia bingung kenapa rumah Dira kosong. Dan tetangga Dira memberitahu Melinda kalau Dira dan keluarganya pindah ke kota sebelah. Lalu karena sedih, Melinda meluapkan tangisannya di taman, Melinda meneteskan air mata.
“Kenapa waktu itu aku mengingkari janji, hiks.. hiks.. andai waktu bisa kembali diulang.. harusnya aku menepati janjiku waktu itu.. Hiks.. hiks.. aku menyesal, maafkan aku Dira” ujar Melinda, mantan sahabat Dira. Melinda waktu itu mengingkari janjinya karena dia punya sahabat baru yang membuat ia lupa sama Dira, sahabatnya. Dan kini, sekarang hanya tinggal penyesalan yang ada.