“Oliv, oliv! Hari ini, kamu mau jajan apa?” “Biar kutebak.. Pasti Es Krim!” “Nah, itu Monica tahu!” “Es Krim mulu, nggak bosan?” “Heh, Theryn! Kamu kan tahu, yang namanya Olivia Evion itu maniak Es Krim! Pasti nggak bosen-bosen, lah!” “Hehehe”
Hai, namaku Olivia. Aku hanyalah seorang siswi kelas 8-C di sekolah Metuyagi School. Seperti yang dibilang temanku, aku adalah maniak Es Krim. Tiada hari tanpa Es Krim di dalam hidupku, freezer di rumah pun penuh dengan dua kotak Es Krim besar.
“Oh iya, aku lihat ada iklan produk Es Krim baru di televisi,” ujar Theryn saat akan menyuap kuah Bakso ke dalam mulutnya. “Oh ya?! Es Krim apa?” Tanyaku antusias sambil memegang ujung meja ingin pergi ke warung. “Es Krim Biskuit, di merek favoritmu juga,” “Mungkin di warung Bu Sani ada, aku pergi dulu ya!”
Saat aku sudah pergi, terdengar beberapa kalimat yang dilontarkan oleh kedua teman dekatku. “Dasar maniak Es Krim,” komentar Monica. “Semoga saja kedepannya ia tidak berlebihan,” lanjut Theryn. “Aku cukup khawatir,” “Yah.. Kita lihat saja nanti.” Setelah mendengar sedikit, aku berpikir, “Aku berlebihan banget, ya? Sampai-sampai mereka ngomong kayak gitu.” pikirku. Sebenarnya aku nggak sakit hati dengan omongan mereka, tapi aku cuma ngerasa.. Agak gimana, gitu!
Setelah kembali dari warung Bu Sani untuk membeli Es Krim, aku menuju tempat duduk Monica dan Theryn. “Hai, guys!” “Hai!” “Oh ya, ini kah Es Krim baru yang kamu bilang, Ryn?” Tanyaku memastikan. “Iya! Es Krim Biskuit,” “Kalian mau nggak?” Aku menawar. “Mau, dong!” Walau tak terlalu terobsesi dengan Es Krim seperti diriku, kalau ditawari pasti mereka berdua mau! “Tunggu, ya.. Aku gigit duluan, kan punya aku!” “Iya deh iya!” Aku menggigit Es Krim Biskuit itu daaaan… SURGA ES KRIM!!! Enak banget! Rasa pahit dari biskuitnya tercampur dengan krim vanilanya yang manis menggugah!
“Nih! Enak banget rasanya, lho!” Monica dan Theryn juga menggigit Es Krim Biskuitnya secara bergantian. “Iya, enak banget!” Komentar Theryn. “Ukurannya juga gede! Berapa harganya, Liv?” “Rp 8.000” “Lumayan murah!” Setelah itu kami berbincang-bincang dan makan bersama. Lalu tibalah jam pelajaran ketiga.
Waktu pulang sekolah tiba, aku dan kedua teman dekatku jalan kembali ke rumah bersama. “Oh ya, Liv!” Panggil Monica. “Apa?” Kataku sambil menjilat-jilat Es Krim Vanila. “Besok kan ulang tahunmu, tuh-” Belum juga Monica selesai berbicara, Theryn malah memotong omongan Monica. “Eh, iya juga! Kami sudah siapkan hadiah luar biasa untukmu, loh!” “Benar kata Theryn. Tapi, Theryn, jangan asal motong perkataan orang dong!” “Ehehe, iya maaf!” “Waah.. Hadiah apa, tuh?” “Rahasia!” Jawab Monica dan Theryn bersama. Aku memasang wajah cemberut, tapi pura-pura doang kok..
Esoknya, seperti kata Monica & Theryn, hari ini aku berulang tahun yang ke 14 tahun! Saat aku bangun, ada sebuah dress kuning yang memiliki renda, digantung dilemari pakaianku. Karena aku tahu itu dress ulang tahunku, jadi aku pakai saja dress kuning itu setelah mandi. Saat aku membuka pintu kamarku.. “Happy Birthday, Olivia!!” Disaat seperti ini pun, aku malah fokus kepada Kue Es Krim yang ada di meja! “Nih, Kue Es Krim yang kamu pingin. Dihabisin ya, aku belinya pake uang, mahal pula” ujar kakak pertamaku yang sudah bekerja di kantoran, Kak Aline Evion. “Iya! Tapi aku telepon temanku dulu,” “Mau ngapain?” “Aku mau tanya mereka mau ajak aku jalan jam berapa” “Ooohh..”
Aku pun menelepon Monica. “Halo, Mon!” “Hai, Liv. Kenapa?” “Kamu mau nunjukkin hadiah kamu dan Theryn kapan?” “Sekitar jam satu siang, deh” “Oh, oke! Nanti kamu mau jemput aku atau aku yang ke rumahmu?” “Nanti aku dan Theryn jemput kamu dengan mobil kakakku” “Oke, aku tunggu!” Aku mematikan telepon lanjut merayakan ulang tahunku bersama keluargaku.
Saat jam 1. “Ooooliiiv!!” Panggil Theryn. “Iyaaa!!” Jawabku sambil membuka pintu. “Ayo!” Kata Monica sambil menarik lenganku. Kami bertiga pun diantar oleh supir Monica menuju sebuah toko. Ya, toko Es Krim! “Toko Es Krim M?” Tanyaku bingung. “Huruf M nya artinya apa?” “Artinya Magic! Tapi tidak banyak orang yang tahu soal itu,” “Ooh, ayo kita masuk?” “Ayo! Aku sudah nggak sabar liat ekspresimu!” “Hah?” Aku kebingungan, tapi dibandingkan hal itu, ada yang sangat mengejutkan di depan mataku. “Super Mega Es Krim MyRonald?!” Aku benar-benar terkejut. Hidangan dihari ulang tahunku yang disiapkan kedua temanku adalah Super Mega Es Krim dari MyRonald yang langka! “Ini hidangan dihari ulang tahunku dari kalian?!” Aku masih tidak percaya. “Iya, dong! Kamu kan teman baik kami! Lagipula, ini tanda terima kasihku ke kamu karena sudah membantuku belajar dan mendapatkan nilai tinggi waktu pembagian rapor beberapa hari yang lalu!” Ujar Monica. “Sama!” Aku hampir menangis, tapi tiba-tiba Theryn berbicara. “Kamu cicipi sedikit dulu Es Krimnya, habis itu kita segera ke Super Duper Mega Big Hadiah!” “Oh? Oke!” Aku mencicipi sedikit Super Mega Ice Cream MyRonald, campuran rasa dari berbagai Es Krim sungguh lezat! Campurannya tepat sekali.
“Aku sudah mencicipi, tapi bisakah Es Krimnya dimasukkan ke freezer agar tak mencair?” “Tentu saja bisa” Monica mengambil Super Mega Ice Cream MyRonald dan memasukkannya ke freezer. Theryn menarik lenganku dan mengajakku ke sebuah pintu. “Nih, hadiahmu” “Sebuah kunci? Kunci apa ini?” “Kunci untuk membuka pintu ini, coba kamu buka deh pintu ini dengan kunci yang kamu pegang” suruh Theryn. Sesuai perintah Theryn, aku membuka pintu yang ada di depanku dengan kunci.
Sebuah aroma manis tercium olehku, dan ternyata yang pintu yang kubuka adalah pintu menuju Kota Es Krim! Toko Es Krim, tempat berlatih menjadi seorang profesional dalam membuat Es Krim, perpustakaan Es Krim, taman Es Krim, dan semuanya tentang Es Krim!! Kota yang benar-benar kuinginkan! Kotanya juga terlihat luas banget! “Taraaa! Hadiah dari kami berdua, senang nggak?” “Kamu nggak usah tanya lagi! Sudah pasti aku senang, nggak, malah bahagia banget!” “Kamu mau keliling di kota ini nggak?” Ajak Monica. “Tentu saja mau!” Aku pun berkeliling bersama Monica dan Theryn yang sudah tahu kota tersebut jadi tidak tersesat.
“Ini perpustakaan Es Krim, hampir semua buku didalamnya tentang Es Krim. Kalau kamu menemukan buku yang bukan soal Es Krim, buku itu pasti buku sumbangan dari manusia di dunia kita yang juga tahu soal kota ini,” “Nama tempat ini adalah Pelatihan Membuat Es Krim, disini, kamu bisa berlatih membuat berbagai macam Es Krim. Kue Es Krim, Cokelat rasa Es Krim, dan lainnya. Terkadang, juga diajari cara menjual Es Krim dengan baik dan profesional, dihari tertentu,” “Taman Es Krim! Tempat terfavorit disini, kamu bisa memakan semuanya yang ada disini setiap hari Sundae (Minggu/Sunday),” “Area tempat tinggal Es Krim, ada perumahan, hotel, dan apartemen. Tentunya bertema Es Krim! Harga kamar disetiap tempat berbeda-beda, ya!” “Sekolah Es Krim, belajar banyak soal Es Krim!” “Uang Es Krim berada di Bank Es Krim! Kamu bisa mendapatkan 100 ICM/Ice Cream Money (sama dengan Rp 1.000.000) untuk mengisi saldo rekening mu, kamu bisa mengambil uang mu kapan pun untuk membeli sesuatu dikota ini,”
Monica dan Theryn terlihat senang sekali saat menjelaskan soal tempat-tempat di kota Es Krim yang menakjubkan ini. “Nah, Oliv, kamu bisa kembali kesini kapan pun kamu mau, tapi kamu perlu memberi kartu ICCP (Ice Cream City Penduduk) yang harus kamu buat sekarang juga. Dan beri kartu ICCP-nya kepada Bu Susan, pemilik toko dan seorang magician, ialah yang membangun kota Es Krim ini, kamu wajib menghormatinya” “Aku mengerti, terima kasih untuk semuanya hari ini Monica, Theryn! Aku sayang kalian!” Kami berpelukan erat. Sejak hari itu, aku sering mampir ke Toko Es Krim M, terkadang untuk membeli Es Krim atau masuk ke Kota Es Krim bernama Ice Cream City! Dan tentunya, bersama kedua sahabatku, Monica dan Theryn!