“Bagaimana bisa dua anak kecil berkelana di dunia luar, di sebuah rumah tua yang sangat angker dilihat. Ini masih menjadi pertanyaan bagi dua bocah itu sampai besar, dan mencari tahu siapa harimau itu sebenarnya”.
Dua anak kecil saling berpelukan dan menangis di bawah deraian hujan yang turun. Betapa malangnya nasib mereka setelah kepergian ayahnya saat mereka umur 8 bulan, kini ibunya juga menyusul meninggalkan mereka. Mereka pun tidak mengenali ayahnya, hanya melihat foto saja bahwa ayahnya lelaki yang tampan dan gagah. Mungkin hal itu yang membuat ibunya cinta, hehe. Ayah mereka sebenarnya tidak meninggal, sampai sekarang belum diketahui dimana. Pada hari itu, saat ayah mereka pergi berburu ke hutan dikabarkan bahwa ayah mereka telah hilang dan tak tau kemana. Tapi ibunya hanya menceritakan kepada Leo dan Lea bahwa ayah mereka meninggal karena sakit.
Leo dan Lea anak kembar malang itu, diusia mereka baru enam tahun kini hanya hidup berdua. Tak satupun sanak saudara mereka yang ingin merawat mereka. “Aku kerja seharian, mana bisa aku mengurus mereka” “Akan kutitipkan kalian ke Panti Asuhan saja” ucap Tante “Kami tidak mau tinggal di Panti Asuhan” bantah Lea Tetapi, Tantenya tetap menitipkan mereka ke Panti Asuhan.
Selama tinggal di Panti Asuhan mereka banyak melakukan kerusuhan, dan menjahati anak panti lainnya. Setiap hari mereka berusaha kabur dari panti, mencari jalan dan waktu yang tepat untuk kabur. Mereka bukanlah anak yang nakal, tetapi setelah kepergian orangtuanya sifat mereka berubah menjadi anak yang nakal dan susah dibilangi.
Di tengah malam pada saat hujan, mereka mencari kesempatan dan berusaha kabur. Entah apa yang ada di pikiran mereka pada malam itu, mereka hanya ingin keluar dari panti karena tidak nyaman dan ingin bebas bermain. Saat keadaan sunyi, mereka memanfaatkan waktu itu dan kabur lewat pintu belakang secara diam-diam. Memanjat pagar yang tinggi untuk seusia mereka, tetapi mereka tidak putus asa. Mengambil tangga pelan-pelan kemudian menyenderkannya di tembok pagar, dan mereka siap untuk kabur.
Mereka melewati jalanan yang becek tanpa alas kaki. Menelusuri lorong-lorong perkampungan mencari tempat tinggal mereka yang baru. Hampir tiga jam mereka berjalan, akhirnya mereka menemukan sebuah rumah kosong di pinggir kampung. Terletak jauh dari para penduduk, dan cukup sepi.
“Kita tinggal sini aja lah dulu, Leo. Aku capek” “Iya juga ya, ayok la aku pun mau bobok” “Tapi kok rumahnya angker ya” Lea merasa takut sambil menggigit jarinya. “Tenang ada aku” Leo meyakinkan Lea dengan memukul-mukul dadanya bak pahlawan kesiangan.
Dengan sangat berani mereka sampai ke halaman rumah kosong tersebut. Dan langsung masuk ke dalam rumah untuk tidur. “Assalamualaikum atokk” canda Leo seperti film Upin Ipin yang sering mereka tonton “Takut laah” “Ayok la masuk ga usah takut, Cemen sekali” Leo meledek Lea dengan mengacungkan jari jempolnya ke bawah.
Saat membuka pintu rumah tersebut, betapa terkejutnya mereka. Rumah kosong yang dari luar kelihatan sangat angker tetapi, keadaan di dalam rumahnya seperti istana. Rumah ini bukan sembarangan rumah kosong, para penduduk tak ada yang mengetahuinya. Mana mungkin sebuah rumah besar berada di tengah-tengah hutan yang angker dan seram. Tapi siapa sangka, saat Leo mendorong pintu, ruangan rumah sangat indah seperti taman bermain.
“widiiih, bukan main rumahnya keren banget” “Iyaa, itu banyak mobil-mobilan” “Boneka juga ada” “Brum Brum Brum, ngeng ngeng ngeng, tin tin tin tin” teriak Leo dengan mengikuti suara mobil. Karena asik bermain, tak sadar mereka sudah terlelap karena kelelahan.
Keesokkan paginya disaat mereka baru bangun, mereka terkejut rumah yang dari awal bak istana kini berubah menjadi hutan belantara. “Leo bangun Leo bangun, aku takut” Lea terbangun dan langsung menangis ketika melihat keadaan rumahnya berubah drastis. “Aku masih ngantuk, main boneka sana” “Lihat rumahnya hilang. Kita ada di hutan” “Apaa, kita dimana ini” Leo bangun dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul. “Gimana kita mau makan, aku lapar” “Ayo kita jalan, mana tau di hutan ini ada buah-buahan”
Mereka berjalan sambil memperhatikan sekeliling hutan tersebut. Mereka heran di saat mereka tidur mereka masih berada di rumah yang sangat besar seperti istana tetapi, ketika bangun mereka sudah berada di hutan saja.
Krik krik krik krik Ketika sedang asik berjalan, mereka terkejut karena mendengar suara yang tidak dikenal “Suara apa ituu” “Takut” Mereka menangis terisak-isak dan saling berpelukan “Ayah, Ibu. Kami takut, kami tersesat di hutan huhuhu” Lea terus menangis dan sesekali memanggil ibu dan ayahnya yang sudah tiada.
Srek srek srek, Terdengar suara gesekan dedaunan, tiba-tiba meloncat seekor harimau dari balik dedaunan itu. “Aaaaa lariii” Mereka berlari sekencangnya dengan rambut yang berantakan dan langsung memanjat pohon agar terhindar dari serangan harimau tersebut. “Jangan makan kami harimau, kami masih kecil. Daging kami juga belum banyak” “Hahahaha, mana ngerti harimau sama omonganmu Lea” Mendengar ucapan Lea tersebut, Leo langsung tertawa terbahak-bahak.
“Hauuum, auum. Hey anak kecil apa yang sedang kalian lakukan disini” Ucap harimau tersebut “Haaah, dii-dia bisa bicara” “auuum, yaa aku bisa berbicara seperti kalian. Turunlah aku tidak akan memakan kalian” Lea dan Leo saling pandang terkejut melihat harimau yang mereka jumpai di rumah ajaib itu, mereka turun perlahan-lahan dari pohon menghampiri harimau tersebut.
“Auumm pasti kalian lapar, makanlah ini” Mereka melongo melihat harimau yang bisa bicara itu. Harimau yang kelihatannya baik, membuat kedua anak kembar itu tidak takut lagi dan berusaha mendekatkan diri. Tanpa berpikir lama mereka langsung menyantap makanan yang diberikan harimau, karena mereka sangat lapar semalaman.
“Kau seperti yang di film bisa berbicara, harimau” ucap Lea, sambil menyantap buah yang diberikan harimau tadi. “Yaaa, sebenarnya aku sama seperti kalian. Tetapi, setelah memasuki rumah kosong ini, aku berubah menjadi harimau” “uhuk uhuk, apaa?” Leo tersedak mendengar perkataan harimau tersebut “Kalian tidak usah takut, hal ini berlaku untuk usia dua puluh tahun ke atas. Siapa yang memasuki rumah ini, mereka akan terjebak selamanya disini dan akan berubah menjadi apa yang mereka mau” “Kau ingin menjadi harimau ya, makanya berubah menjadi harimau” “hehehe, iya keren kan” Mereka pun tertawa bersama, dan saling bertukar cerita. Karena asik bercerita dan sudah kekenyangan, Lea dan Leo tertidur pulas dan bersandar pada tubuh harimau itu.
“Seandainya aku bisa berubah menjadi manusia lagi, aku akan merawat kalian seperti anakku sendiri” harimau menangis dan langsung meninggalkan mereka. Harimau itu ingat kepada anaknya dulu, bagaimana keadaannya di dunia nyata sedangkan kini ia menjadi seekor harimau. Mungkin saja jika ia masih hidup dan bersama anaknya, anaknya sudah sebesar Lea dan Leo.
Saat mereka terbangun, rumah tersebut berubah lagi menjadi istana yang besar dan mewah. Ternyata pada saat pagi hingga sore hari, rumah kosong itu menjadi hutan belantara, dan ketika malam hari rumah itu berubah menjadi istana yang mewah.
Selama lima hari mereka terjebak di dalam rumah tersebut, mereka banyak melewati berbagai macam rintangan dan banyaknya binatang buas. Tetapi, hanya harimau tersebut yang baik kepada mereka dan entah kemana harimau tersebut pergi.
Bak petualang yang menarik bagi mereka, setiap pagi mereka menulusuri hutan-hutan dengan sangat berani. “Aku sudah capek di rumah ini, kakiku mau patah” Lea kembali menangis sambil sesekali memijat kakinya. “Tapi gimana cara kita keluar dari rumah ini?” “Ikuti aku, akan kutunjukkan tempat keluarnya” Tiba-tiba harimau itu kembali, dan memberikan jalan keluar Lea dan Leo langsung naik ke punggung harimau tersebut, seperti menaiki kuda yang gagah.
Harimau berlari sangat kencang, Lea dan Leo tidak berhenti tertawa, mereka sangat senang. “Waaah, ini seperti naik wahana saat pasar malam” “Auuum, pegangan yang kuat anak-anak” Harimau menambah kecepatan
Sudah berjam-jam akhirnya mereka menemukan pintu keluarnya. Mereka turun dari punggung harimau sambil menangis terisak-isak. “Huhuhu, ayo lah ikut bersama kami. Kami tidak mau tinggal di Panti lagi” “Seandainya aku bisa keluar dari sini, aku akan hidup bersama kalian” Harimau langsung memeluk anak kembar tersebut. “Baliklah ke Panti Asuhan, dan tinggal di sana. Jangan pernah kalian kabur lagi, ini sangat berbahaya untuk kalian” “Makasih ya Harimau, kau sangat baik kepada kami” “Daaah” “Daaah”
Lea dan Leo kini kembali tinggal di Panti Asuhan. Ibu panti menangis saat mereka kembali, ternyata ia kurang perhatian kepada kedua anak kembar itu dan hanya mengenali mereka sebagai anak yang nakal. Mereka menceritakan kepada teman-teman mereka apa yang sudah mereka lewati selama kabur dari Panti.
“Aku tidak akan melupakan petualang kita yang cukup luar biasa ini Lea. Kalau aku sudah besar nanti, aku akan kembali ke rumah kosong itu, dan bertemu dengan harimau itu lagi. Dia sangat baik sekali” “Lea, Leea” “Aku ngomong sendirian, Leaaa” Leo kesal melihat Lea yang ternyata sudah tertidur pulas. Sambil senyum-senyum sendiri Leo pun ikut tertidur karena merasa kelelahan.
Rumah kosong itu, harimau itu, Ah sudah lah, Ini masih menjadi misteri yang harus terpecahkan disaat kami besar nanti.