Di sore hari yang cerah di hutan, seekor burung sedang terbang ke sana ke mari. Burung itu bernama Berda. Dia memiliki sayap yang indah. Ketika sedang terbang dia melihat dua temannya yaitu Kagu, si Kangguru yang lembut dan Kiala, si Koala yang bijak. Berda mendarat di ranting pohon dan menyapa mereka.
“Hai Kagu, Hai Kiala,” sapa Berda. “Hai juga, Berda,” balas keduanya. “Aku selalu penasaran mengapa kalian jarang berjalan-jalan di sekitar hutan?” tanya Berda penasaran. “Aku memang betah begini,” jawab Kiala yang duduk di pohon. “Begitu pula aku,” sahut Kagu yang sedang menguyah daun. “Tidakkah kalian merasa bosan?” tanya Berda lagi. “Tidak juga kami menikmatinya.” Mereka menjawab sambil berpandangan.
“Ayolah, jalan-jalan bersamaku! Akan kutunjukan pada kalian betapa indahnya hutan ini!” ucap Berda semangat. “Terima kasih tawaranmu, Berda. Aku tidak ingin jalan-jalan sekarang. Kau bisa mengajak Kagu,” tolak Kiala. “Maaf, tapi aku nyaman begini,” ucap Kagu.
“Oh, apakah karena kalian tidak memiliki sayap yang mudah terbang ke sana ke mari?” tanya Berda. “Tidak juga, Berda. Aku bisa melompat-lompat jika aku mau,” jawab Kagu. “Apa yang bisa kau banggakan dari dirimu, Kiala?” tanya Berda. “Hanya duduk di pohon. Kebanggaan sejati adalah kebanggakan yang tidak perlu dibanggakan,” ucap Kiala bijak. “Kau salah, Kiala. Jika kau terus menyimpan kekuatanmu itu, kau hanya akan membuat dirimu bodoh!” jawab Berda. “Sepertinya tidak ada yang bodoh di sini, Berda,” jawab Kagu.
“Tidak! Kalian adalah makhluk bodoh yang tidak menghargai sekitar kalian dan tidak mau mengeluarkan kelebihan kalian yang bisa dibanggakan seperti aku!” ucap Berda sambil berputar-putar menggepakkan sayapnya hingga tersangkut di ranting pohon dan terjatuh di tanah.
“Kau tak apa Berda?” tanya Kagu lalu dengann sigap dia menolongnya. “Itulah akibatnya jika terlalu menyombongkan kelebihan diri. Lebih baik kita menggunakan kelebihan kita di waktu tertentu saja,” ucap Kiala dengan nasehatnya. “Terima kasih, Kagu. Maafkan aku, Kiala dan juga Kagu. Aku tidak akan melakukan hal itu lagi. Aku sangat menyesal,” ucap Berda dengan lemah. “Tidak apa, Berda. Tidak ada yang salah di sini. Kapan-kapan aku akan ikut jalan-jalan bersamamu,” ucap Kiala. “Aku akan ikut juga! Kita kan teman sudah sepantasnya saling mengingatkan,” ucap Kagu lalu tersenyum senang. Berda pun memeluk mereka dan meminta maaf atas perilakunya.
“Aku akan membawa kalian ke tempat terindah di hutan ini!” ujar Berda semangat.
Kagu dan Kiala yang mendengar itu sangat senang dan mereka pun pulang ke rumah masing-masing karena langit sudah gelap.