Pagi itu cerah sekali, aku sudah ditunggu oleh sahabatku namanya Bella “Hellen, ayo kita pergi ke sekolah bareng” ajak Bella. Setiap pagi aku selalu dijemput oleh Bella untuk pergi ke sekolah bersama.
Keesokan harinya… Ini hari minggu, hari yang sangat tepat untuk bermain sepuasnya bersama Bella seperti biasanya, aku selalu bersama Bella semenjak aku TK, sampai sekarang hubungan kami tak pernah terganggu.
“Aku sudah siap, aku berangkat ya mah” kataku sambil bersiap, setelah menyalimi mamaku, aku menunggu Bella seperti biasanya, hampir setengah jam aku menunggu Bella, daripada terlambat aku pergi ke rumah Bella untuk menjemputnya, tak biasanya dia tak datang tanpa kabar akupun langsung bergegas pergi ke rumah bella.
Sesampainya aku di rumah bella, tak ada seorang pun di rumahnya, dia bahkan tak bilang padaku sebelumnya kalau dia ingin pergi, aku pun langsung bergegas pergi ke sekolah karena takut terlambat.
Sepulang dari sekolah, tiba-tiba di rumahku ada Bella dan keluarganya sedang ingin berpamitan, “Ada apa ini?”, tanyaku, “Ma’afkan kesalahanku selama ini hel, aku tak bisa berbuat apa-apa, aku harus pindah ke Malaysia” kata Bella sambil menagis, “apa kau bilang?”, tanyaku dengan rasa kaget.
Tanpa berfikir panjang aku langsung berlari ke kamarku dengan menangis, aku langsung mengambil jam tangan berwarna pink bercorak putih yang sebenarnya akan kuberikan kepadanya saat ulang tahun, tapi aku berikan saja kepadanya karena ini terakhir kalinya aku bertemu dengan Bella.
“Ini untukmu, aku minta maaf selama ini dan ingat pesanku ini jangan pernah lupakan aku dan aku takkan pernah melupakanmu selama hidupku”, kataku dengan serius, “Dengar ini hel, aku takkan pernah menggantikanmu selama hidupku dan terima kasih atas segalanya”, jawab bella, setelah ia menerima hadiah dariku, aku ikut mengantarnya ke bandara sambil menangis, persahabatan sejatiku berakhir sampai disini.
6 tahun kemudian… Tak terasa waktu begitu cepat, aku sudah harus masuk universitas, aku mengambil jurusan fakultas seni, setelah 6 tahun lamanya aku sudah terbiasa tanpa Bella, di fakultas ini aku memiliki teman yang bernama Karina, dia cukup baik padaku, akan tetapi di kelasku ada mahasiswi yang bernama bella, mengingatkanku akan sahabatku, tapi dia begitu sombong dengan kekayaannya, dialah satu-satunya musuhku, hanya aku yang tidak dianggap teman olehnya, dia memang aneh.
Saat istirahat, aku membeli semangkuk bakso dan teh manis, saat aku sedang berjalan menuju tempat dudukku bersama Karina, Bella dengan sengaja mendorongku sehingga aku dan semangkuk baksoku dan juga teh manisku terjatuh semua, aku marah besar, lalu akupun melontarkan kata-kata kasar kepadanya, semua orang melirik padaku, “udah yuk gais kita tinggalin si anak cupu ini, lebay benget”, kata Bella sambil berkata pada teman-temannya. Aku pun langsung meninggalkan kantin tanpa berpikir panjang, Karina pun langsung mengejarku dibelakang, sungguh Bella yang kejam, tak seperti Bella sahabatku.
Kelas dibubarkan, aku pulang bersama Karina, tiba-tiba “Aduh, kebelet nih kar”, kataku sambil menahan air kecil, “Ya udah, ke toilet Sanah biar aku tungguin disini”, jawab Karina, aku pun segera berlari ke toilet karena aku sudah tidak tahan lagi.
Saat aku masuk ke dalam toilet, tepat sekali disana ada Bella, “Dia lagi dia lagi, kenapa sih dimana-mana harus ada dia”, gumamku, aku langsung masuk ke dalam toilet.
Saat aku keluar Bella pun juga keluar, tiba-tiba jam tangan berwarna pink dan bercorak putih terjatuh dari saku celananya, aku pun berhenti dan berkata “Tunggu sebentar bel, ini punyamu kan”, tanyaku, “ya, memang kenapa”, jawab dia dengan sombong, “Apakah kau sudah lupa dengan orang yang telah memberikan jam tangan ini kepadamu”, tanyaku, “ya, tentu aku masih ingat, namanya Natasya Hellen Olivia”, jawabnya, “dan apakah kau masih ingat siapa sahabat sejatimu waktu kecil?”, tanyaku lagi, “ya, aku ingat itu kau”, “Dan kenapa kau memusuhiku, semenjak kau tak bertemu danganku?, Hah kenapa?”, “Karena aku ingin melihat kehidupanmu tanpaku, kau itu terlalu bergantung pada manusia, kau itu tak pernah mau mandiri, terus terang maafkan aku hel, aku ingin kehidupanmu lebih baik tanpaku, maaf”, jawab bella dengan panjang lebar.
“Kupikir kau tak mau bersahabat lagi denganku”, kataku, “maukah kau memaafkanku, hel?”, tanya Bella, “kau pikir aku akan memaafkanmu begitu saja”, kataku, “kau mau apa lagi?”, tanya bella, “Aku mau kau menjadi sahabatku lagi!, Yang ini tak boleh dibantah”, kataku, “tentu saja, iya”, jawab bella, kami pun bersahabat kembali seperti dulu.
Kami berdua keluar sambil bergandeng tangan, Karina pun terheran-heran, “hel, kau lama sekali didalam, kau habis buang air besar ya?, Dan kenapa kau keluar dari toilet sambil bergandengan dengan Bella?”, tanya Karina, “karin kami ini sebenarnya bersahabat, sudahlah ayo kita pulang bersama, maaf ya kar, tadi lama”.
Aku pun bersahabat baik dengan Bella seperti dulu lagi selamanya…