Embun pagi yang basah menyelimuti dedaunan, hari siang masih belum tampak. Seiring sang mentari menampakkan diri, burung-burung kian berkicau. Udara dingin di pagi hari kini berganti menjadi sinar hangat sang mentari. Kebetulan, kemarin awan-awan menghitam, air-air menetes dari langit, dan tampak cahaya yang menyambar. Kini, suasananya begitu indah, langit-langit tampak cerah, sang mentari menampakkan diri dari ufuk timur.
Kebetulan cuacanya sedang cerah, hari yang indah untuk bersepeda berkeliling desa. Aku meminta ijin kepada ibu untuk bersepeda menikmati pagi yang cerah ini. “ibu, hari ini cuacanya sangat indah, bolehkah aku bersepeda pagi ini?”, tanyaku. Ibu pun menjawab. “boleh, tapi jangan sampai lupa waktu”. “Baik, kalau begitu aku pamit dulu ya bu”, jawabku.
Aku pun mengambil sepeda dan mulai bersepeda keliling desa. Pemandangan desa di pagi hari begitu indah, udaranya masih asri, dan suasananya tentram.
Di tengah-tengah jalan aku bertemu temanku yang bernama Doni. “Don, mau kemana?”, sapaku sambil bertanya. “nggak kemana-mana, cuma menikmati hari yang cerah ini”, sahutnya. Lalu, aku mengajaknya untuk bersepeda bersama.
Kami berkeliling satu desa dan waktu tidak terasa sudah hampir siang. Aku bergegas pulang sebelum dimarahi ibu, aku pun bilang ke doni mau pulang duluan karena sudah hampir siang. “Don, aku pulang duluan ya, udah mau siang nih nanti ibuku marah”, dia pun menjawab “baiklah kalau begitu, sampai jumpa bro!”, sahutnya.
Aku pun bergegas pulang, dan benar saja aku dimarahi ibu karena lupa waktu “dari mana saja, sudah siang belum pulang!?”, tanyanya sambil marah-marah. “tadi berkeliling ke desa sama temanku”, jawabku dengan nada pelan. Aku pun meminta maaf kepada ibu karena pergi sampai lupa waktu. Ibu pun menghukumku, aku di suruh membersihkan halaman depan rumah dan mencuci pakaian. aku segera melaksanakan perintah ibuku.
Setelah semuanya selesai, aku menghampiri ibuku dan berkata “ibu, maafkan aku karena lupa waktu, aku janji ga akan ngulangin lagi”, ibu pun menjawab “baiklah kalau begitu, sana kamu makan dulu”, jawabnya. “terimakasih bu” jawabku. lalu aku pun makan dan sejak hari itu aku tidak akan pernah mengulangi lagi kejadian seperti ini.