Pagi ini Rama dikejutkan dengan maraknya obrolan penduduk Kampung Hantu di warung makan yang sibuk membicarakan hilangnya anak penduduk Kampung Hantu saat bermain dengan teman-teman yang di sekitaran Sungai Tersesat.
Ceritanya anak penduduk yang hilang tersebut bernama Ahmad, seorang anak laki-laki yang baru berusia enam tahun. Saat dia pamitan ke orang tuanya untuk pergi bermain dengan teman-temannya di dekat Sungai Tersesat, dia terlihat gembira dan penuh semangat. Ahmad memakai baju kemeja putih dan celana pendek biru yang terlihat agak kebesaran untuk tubuhnya yang mungil.
Orang tuanya memberikan peringatan untuk tidak terlalu jauh dari rumah dan selalu berhati-hati di sekitar sungai yang terkenal berbahaya itu. Ahmad menanggapi peringatan tersebut dengan senang hati dan berkata bahwa dia akan bermain dengan teman-temannya di dekat rumah.
Namun sayangnya, Ahmad tidak pernah kembali ke rumah. Seharian kemarin orang tuanya mencari ke sekeliling dan bertanya kepada teman-teman Ahmad, tetapi tidak ada yang tahu ke mana dia pergi. Kemudian mereka melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan Rama yang ikut mendengarkan obrolan penduduk Kampung Hantu merasa penasaran dan terpanggil untuk ikut dalam pencarian Ahmad.
Sungai Tersesat yang berada di Kampung Hantu konon kabarnya memiliki keadaan fisik yang sangat angker. Sungai ini dikelilingi oleh pepohonan yang lebat dan tumbuhan liar yang menjulang tinggi, sehingga membuatnya menjadi gelap dan menakutkan terutama saat malam hari. Airnya pun konon kabarnya sangat gelap dan keruh, sehingga tidak terlihat dasar sungai. Selain itu, suara gemericik air yang mengalir di Sungai Tersesat terdengar seperti suara tangisan atau rintihan orang yang terjebak di dalamnya.
Beberapa penduduk setempat bahkan mengatakan bahwa Sungai Tersesat seringkali menjadi tempat munculnya makhluk halus seperti Wewe Gombel, yang seringkali menakut-nakuti orang-orang yang lewat di sekitarnya. Oleh karena itu, Sungai Tersesat menjadi dihindari dan dianggap sebagai tempat yang sangat angker dan berbahaya.
Setelah mendengar bahwa Ahmad telah hilang, orang tua teman-temannya yang sebelumnya sedang bermain di sekitar Sungai Tersesat beserta penduduk Kampung Hantu pun langsung bergabung dalam upaya pencarian. Mereka mencari di sekitar sungai dan hutan di sekitarnya, berharap dapat menemukan tanda-tanda keberadaan Ahmad.
Rama dan beberapa relawan dari kelompok SAR (Search and Rescue) juga turut bergabung dalam pencarian. Mereka memperluas wilayah pencarian hingga ke hutan belantara yang ada di sekitar sungai. Namun, meski telah berusaha mencari dengan sungguh-sungguh, Ahmad belum juga ditemukan. Kondisi semakin sulit karena cuaca di sekitar Kampung Hantu menjadi semakin tidak bersahabat, hujan deras mengguyur wilayah itu sehingga mempersulit upaya pencarian.
Mereka mencari di sekitar aliran sungai yang dangkal dan dalam, dan melintasi beberapa jembatan yang ada di sepanjang sungai. Selama pencarian, mereka juga memperhatikan kondisi aliran sungai yang cukup deras dan berbahaya.
Namun, setelah beberapa jam mencari, mereka belum juga menemukan anak tersebut. Rama dan warga Kampung Hantu lainnya merasa semakin khawatir dan gelisah, namun mereka tidak kehilangan harapan dan terus berupaya mencari anak yang hilang tersebut.
Setelah 2 hari melakukan pencarian bersama tim SAR, Rama merasa tidak bisa meninggalkan Sungai Tersesat tanpa menemukan anak yang hilang. Ia memutuskan untuk terus mencari bahkan hingga malam hari.
Saat matahari sudah terbenam dan langit mulai gelap, Rama masih saja berkeliling di sekitar Sungai Tersesat mencari Ahmad yang hilang. Kondisi ini membuat Rama semakin merasa khawatir dan gelisah. Tiba-tiba, ia melihat cahaya yang samar-samar di kejauhan dan memutuskan untuk mengikutinya.
Setelah berjalan beberapa saat, Rama akhirnya sampai di sebuah hutan bambu yang lebat. Di tengah-tengah hutan tersebut, ia melihat pohon bambu yang sangat besar dan menjulang tinggi. Rama merasa tertarik dan ingin mendekati pohon bambu tersebut. Namun, tiba-tiba ia mendengar suara aneh yang muncul dari dalam hutan.
Suara itu semakin lama semakin terdengar jelas dan membuat Rama semakin takut. Ia merasa bahwa ada makhluk halus yang mengintainya dari balik rimbunnya hutan bambu. Namun, Rama mengumpulkan keberanian dan terus melangkah mendekati pohon bambu tersebut.
Sampai di dekat pohon bambu, Rama merasa kaget melihat Wewe Gombel yang muncul dari dalam pohon. Namun, Wewe Gombel justru terlihat tenang dan tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menyakiti Rama. Wewe Gombel pun akhirnya membuka suara dan berkata kepada Rama.
"Jangan takut, anak muda. Aku adalah Wewe Gombel, penunggu pohon bambu di sekitar sini," kata Wewe Gombel.