Sudah tiba saatnya libur akhir tahun, aku dan lima orang temanku akan berencana pergi ke daerah pegunungan. Rumornya ada sebuah wisata yang bernama the last game. katanya kalau bisa menamatkan wisata ini akan mendapatkan hadiah di lantai atas. Permainan itu membuatku tertarik dan bersemangat.
Kami berangkat pada sabtu pagi, kami langsung menuju wisata itu dan ternyata tempat wisata itu adalah gedung lantai lima yang tak terpakai dan kumuh. Ratusan orang mengantri dan, kami langsung mengantri tiket masuk. Tetapi anehnya, tidak ada stand yang menjual tiketnya. Kami pun merasa janggal dan bertanya kepada pengunjung yang ada, dan benar saja wisata ini gratis. Aku pun merasa curiga tetapi teman-temanku merasa biasa saja dan aku pun tidak terlalu mempedulikannya.
Kami pun masuk dan bisa melewati lantai satu, rintangannya sangat mudah bagiku karna aku sering melatih fisik setiap hari. Kami memumulai lantai kedua di lantai dua seorang temanku gagal melewati rintangannya dan ia dikeluarkan dari wisata itu. Kami pun memulai ke lantai ke tiga. Dua orang temanku gagal melewatai rintangan di lantai ke tiga. Kini tinggal aku, Yuuki dan Yuuta, kita bertiga langsung menuju lantai ke empat. Setelah itu, kami pun bisa melewati rintangan di lantai empat.
Di sana kami bertemu dengan empat orang yang bisa melewati rintangan itu. Seketika gerbang tertutup semua dan tempat yang gelap itu mendadak terang. “Teng teng tang… selamat datang untuk pemain kalian sudah menunggu kehadiranku bukan?, langsung saja kalian naik ke lantai lima aku akan memberikan pengumuman terbaik untuk kalian.” Suara itu tiba-tiba muncul entah dari mana asalnya.
Kami bertujuh pun naik menuju lantai kelima, disana ada seorang gadis kecil yang sedang berdiri di panggung. “Selamat datang di inti game The last game, biar kuabsen dulu ya… disini ada Ren, Haru, Kiyoko, Ryoma, Rei, Yuuki dan saudara kandungnya Yuuta, Ya! Sudah lengkap, dan sekarang senjata kalian adalah Ren mendapat pisau, Haru pedang, Kiyoko pistol, Ryoma palu, Rei racun, Yuuki nunchaku dan Yuuta tombak. Aku akan menjelaskan tentang inti game ini, di inti game ini kalian akan bermain sekali lagi. Aturanya adalah, kalian tidak berhak protes dan berusaha membunuhku” kata gadis itu dengan raut wajah gembira.
“Maksudnya gimana? Bukannya kami sudah menyelesaikan rintangannya kan?” kataku dengan kebingungan. “Kamu Ren kan?. Pertanyaan bagus Ren, peraminan ini bisa selesai kalau kalian bisa menemukan diriku yang asli. Jika kalian salah membunuh dan ketahuan yang kalian tuduh akan mendapatkan Batsu game atau hukuman game.” “Batsu game?.. apa maksudmu?” “Aku akan menjadi dua dan diriku satunya bertugas membunuh kalian satu-persatu, dan tugas kalian harus menemukanku.” “Jangan bercanda deh… jika aku membunuhmu disini semua akan selesai kan?” Ucap Ryoma sambil melemparkan gunting kecil yang ada di sakunya. Tetapi lemparannya meleset tiba-tiba, gadis itu menembak Ryoma menggunakan shotgun. “Sudah kubilang jangan memberontak dasar bodoh!” ucap gadis itu sambil menginjak Ryoma.
Semua orang tercengang melihat kejadian itu dan tidak ada yang berani membantah kata-katanya lagi. “Okee.. biar aku lanjutkan peraturannya. Kalian akan disediakan kamar satu orang satu kamar lalu, aku tidak akan membiarkan kalian mati disini. kalian akan mendapatkan sarapan, makan siang dan makan malam.” “Dan juga jangan khawatir tentang keluarga kalian, Kalian sudah kuedarkan kecelakaan di gedung ini sehingga gedung ini ditutup. Selamat bersenang-senang dan jangan lupa mengunci pintu agar tidak terbunuh yaa…!” ucap gadis itu dan perlahan menghilang tertelan kabut. Kami semua menuju kamar yang disediakan masing-masing dan mengunci pintu
Keesokan harinya aku mendengar jeritan Yuuki, dan aku pun bergegas mendatangi asal suara itu. Semuanya sudah berkumpul dan kami melihat Yuuta tergeletak tanpa nyawa, ada darah dimana-mana. Dan aku menemukan tulisan di balik punggung Yuuta yaitu tertulis imouto. Awalnya aku tidak terlalu peduli tetapi aku ingat-ingat betul tulisan itu.
“Teng… tengg.. teng… di temukan mayat di kamar Yuuta, dan kalian semua segera menuju ruang persidangan.” Kami semua pun langsung bergegas menuju ruangan itu. Setelah kami sampai tangisan Yuuki tak kunjung selesai dan Yuuki terus menyalahkanku dan Haru karena mempunyai senjata yang bisa menghasilkan bekas goresan di kulit yaitu pedang, dan pisau. “Ayoo… kita mulai pembicaraan ini dimulai dari saksi yaitu Yuuki. untuk Yuuki di persilahkan.” “Aku ingin ke kamar kakak untuk membangunkannya, tetapi kakak sudah tidak bernyawa. Pasti pelakunya adalah Haru atau Ren aku yakin itu.” kata Yuuki sambil menangis. “Menurutku bukan Ren karena Ren kelihatan sedang berpikir untuk masalah ini.” sahut Rei “Berarti pelakunya adalah Haru karena Haru membawa pedangnya saat melihat kakakku.” “Oi oi aku membawa pedang untuk berjaga-jaga siapa tau aku diserang. Aku juga baru bangun kok” “Cihhh banyak alasan.” Sahut Kiyoko
“Kamu kesana jam berapa.” Sahutku. “Sekitar jam 06.30.”jawab Yuuki “Tidak mungkin jam segitu seharusnya darahnya masih berwarna merah segar kalau benar haru pelakunya.” Sahut ku “Entah tuu asal nuduh aja” sahut Haru “Oh iya aku tadi menemukan sebuah tulisan imouto di balik punggung Yuuta. apakah ada yang tau artinya?” tanyaku. “Setahuku imouto adalah Bahasa jepang yang artinya adik perempuan” sahut Kiyoko sambil menoleh ke Yuuki. “Yuuki apa itu benar?” tanyaku “Apa kalian mengira aku tega dengan kakak kandungku sendiri?” jawab Yuuki “Dan juga aku melihat senjata Yuuta penuh dengan darah, mungkin senjata itu yang digunakan Yuuki untuk membunuh Yuuta” sahut Kiyoko “Menurutku juga begitu” sahut Haru.
Semua menatap Yuuki seolah tidak percaya. “Oi oi oi beneran nih kalian menuduhku?, kalian tahu akibatnya kalau salah menduh kan?, jangan bercandanda!!, Bisa-bisanya kalian membela Ren bodoh itu, tingkahnya yang sok-sokan itu membuatku muak.” ucap Yuuki ketakutan “Kau berkata begitu karna kau pelakunya kan.” Ucap Kiyoko “Sudahlah kau mengaku saja dasar bocah licik.” Sahut Haru
“Okee… Sudah ditentukan pelakunya? Jika sudah silahkan pencet tombol nama di depan kalian.” ucap gadis itu. Semua menekan tombol nama Yuuki kecuali Yuuki menekan tombol nama Haru. “Jeng… jeng… jeng… kalian benar!! Pelakunya adalah Yuuki, Yuuki silahkan masuk ruangan batsu game.”
Yuuki dimasukan paksa keruangkan batsu game. Kami melihat yuuki disiksa hingga tidak bernyawa di ruangan itu.
Kami semua berhasil bebas dari jebakan itu, dan gedungnya mulai roboh, kami berhasil mendapatkan hadiah uang sebesar 10 milyar tetapi, ingatan kedua orangtua kami tentang kami dihapus…
Cerpen Karangan: Kusuma Arum Blog / Facebook: Ryvel