Lana sedang berada di dasar lautan. Perlahan menatap pemandangan sekililing. Ingin rasanya beranjak menjadi manusia. Menikmati makan ice-cream bertemu cogan yang sering ia lihat di ponsel. Seandainya kejadian itu nyata maka Lana akan bahagia seketika.
Sampai sebuah badai besar menghantam kerajaan Sea Word. Dan kemudian Lana harus pergi meninggalkan laut. Badannya lusuh berantakan, kotor akibat tidak mengenakan pakaian. “Cuy kita bakalan ambil foto di mana makalah kita harus bagus.” “Iya bego otak lo ditaruh di mana gue juga lagi nyari?” Suara berisik dari sana membuat Lana panik. Tidak ada yang dapat memberikan rasa terkejut selain suara di bumi. Mendengar itu Lana buru-buru bersembunyi di balik pohon. “Panas cuy gue mau nyari es kelapa muda dulu?” Akhirnya setelah kepergian Megan Rey segera duduk menikmati keindahan sunset.
Tugas bahasa Indonesia mengenai liburan belum juga usai. Sementara cowok itu mendengar suara aneh di balik pohon lekas mendekat. Astagafirullah ada manusia tanpa busana. Dia tutup mata lalu melepas jaket memberikan kepada gadis itu.
Senyuman terbit di wajah Lana. Lana kemudian berbicara. “Makasih.” Belajar sedikit bahasa manusia walaupun tidak banyak namun Lana mengucapkan sangat tulus. “Lo… lo… siapa?” Bergetar mengucapakan. “Ailana.” Cuma itu keluar dari bibir mungilnya. “Ailana, bagus juga nama lo tinggal di daerah sini ya?” tanya cowok itu berjongkok.” “Eh???” Bingung menjawab apa hanya kalimat eh. Tampan sekali wajahnya putih. Matanya bagus indah Lana menyentuh pipi dari cowok itu. Dibalas ketus. “Udah gila ya sih Megan mana lagi? Panas nih.”
“Rumah lo di mana?” tanya Rey mulai bosan pada sikap gadis yang tidak jelas asal-usulnya. “Rumah apa itu?” Teringat sesuatu Lana pun paham.” “Tidak punya, aku sendiri.” Jawab Lana singkat memahami sedikit bahasa manusia. “Oke, gue ajak lo apartemen gue bentar lagi kita pulang.” Berbaik hati. Sementara Megan terkejut menemukan sahabatnya berbicara pada orang asing. Sama-sama terpelongo melihat gadis cantik. “Gue mau ajak ke apartemen gue.” “Dih, lo mau gitu-gituan sama nih cewek kagak gue nggak setuju.” “Bukan cuma sementara dia gak punya rumah keknya dia amesia atau apa? Gue kasian sama dia.” Papar Rey merasa iba. Mengajak ke mobil meminjamkan baju Megan ditaruh di jok mobil. Menyuruh mengganti.
Penampilan gadis itu berubah jadi rapi. Sebelum pulang ke hotel. Mereka singgah makan di salah satu restoran di Bali. Sepanjang makan gadis itu terlihat lahap makan Ayam tapi tidak sama ikan. Mereka sudah tiba di hotel bersih tertata.
Keesokan paginya… Terkejut Rey menemukan gadis itu tanpa busana di kasur. Segera mengambil selimut. “Dingin.” Bisiknya. AC di ruangan di matikan. Setelah itu keluar menemui Megan.
“Gimana semalam asyik gak?” “Asyik apanya cih biasa aja tuh alay lo.” Ledek Rey tidak mau berbasa-basi. Mencari makanan dan kembali ke kamar hotel. Gadis itu terbangun namun masuk ke dalam kamar mandi jadi banjir. Menyuruh berpakaian menyerahkan dengan tangan tanpa melihat ke dalam. “Pakai ya cepat makan, kita mau balik ke Jakarta.” Suara dari gadis itu riang. Tidak sabar bertemu Arya Saloka idolanya. Kata para dayang Jakarta surga para artis tinggal di sana termaksud pemain yang naik daun itu.
Selesai berpakaian Lana lekas makan. Lahap sekali sampai habis. “Jakarta Arya Saloka!” “Lo fangirl pemain ikatan cinta gue sih ogah, emak gue suka banget tuh.” ucap Rey teringat akan Dinda sang Mama di rumah. Pasti cocok kalau ketemu Lana. Telinga gadis itu berdegung hebat seperti ada yang memanggilnya. Namun tetap ia hiraukan sampai suara itu memaksanya keluar. Berjalan keluar ternyata ada seorang memegang tombak. “Takut.” ujar Lana ingin kabur. Memilih bersembunyi. Menutup mulut Rey tanpa suara.
Orang tersebut sudah menghilang mereka menuju bandara Ngurah Rai. Tampak sekali jika Lana belum pernah menaiki pesawat. Tiba di Jakarta setelah menempuh perjalanan cukup lama. Ia terus bersorak gembira menatap ibu kota. Namun ketika poster Arya Salok dan Amanda Manopo muncul gadis itu berteriak histeris.
“Eh… Arya Saloka.” Cuma itu keluar dari bibirnya. “Dia fans berat Megan, udah kek emak gue?” “Micin dong hahaha…” Mereka tertawa di dalam taksi.
Tiba di apartemen Rey turun membawa koper. Perasaan berbeda hadir. Tidak terasa sudah satu Minggu gadis itu tinggal di apartemen miliknya. Belum mengetahui asal-usul. Perlahan saat menonton tv berita bencana alam terjadi di Dewata Bali, tempat di mana gadis itu ditemukan. Mata Lana basah melihat lautnya hancur.
“Aku mau pulang.” ujar Lana tercetus begitu saja. Netra Lana semakin basah dan mengeluarkan banyak mutiara.
Segera menyembunyikan di nakas laci sebelum ketahuan oleh Rey. Ia tidak ingin Rey curiga padanya lalu mengusir ketika tahu bahwa ia duyung. “Lo tinggal di mana? Apa lo ingat saudara ada di mana?” Bersemangat berharap menemukan jawaban Rey terus menunggu. “Tidak, tapi Dewata rumahku.” “Jadi yang lo ingat lo ada di rumah di Dewata nanti gue cari tahu sabar ya, lo pasti pulang.” Rey mengusap rambut panjang gadis itu. Memberikan senyum manis.
Belum ada tanda orang mencari seorang gadis. Sudah lebih tiga Minggu. Rey sedang hangout di restoran fast-food. “Kemarin cewek gue berburu Bts Meal di sini, heboh banget cakepan juga gue daripada Bts.” Luki terus bertingkah percaya diri. Sementara Rey masih terus melamun.
Nasib Lana begitu berharga? Bagaimana jika keluarganya mencari? Semua perasaan ditumpahkan lewat lamunan. Di dalam apartemen bosan mengacak-acak kulkas mencari makanan bisa dimakan. Semua buah dilahap habis. Hingga suara bel datang Rey membawa ayam kesukaan Lana.
Berantakan. Menatap ke arah kulkas dan benar saja Lana melakukan lagi. Segera membereskan lalu mengajak gadis itu makan. “Nih makan, habisin lain kali jangan buka kulkas bikin repot aja lo.” Ketus Rey pada Lana cuma nyengir kuda, menyantap ayam fried chicken kesukaan.
Mutiara disimpan Lana belum juga dipakai. Diam-diam setalah Rey berangkat sekolah ia pergi ke sebuah butik belanja baju. Walaupun berasal dari laut tapi Lana punya ponsel memudahkan mencari tahu tentang bumi.
Lagu aku merindu terputar Lana bernyanyi cuma satu lagu saja Lana hafal saking sukanya pada Arya Saloka. Membuat keriuhan pengunjung butik saat Lana berjoget. Sudah sejam me-time shopping berhenti makan di tempat Rey membelikan ayam.
Penampilan sudah rapi Lana ke salon. Ia tidak tampak lagi seperti orang utan. Sebuah tangan menariknya. Memaksa pulang ke laut gadis itu menolak. Ia sudah nyaman di bumi.
“Pulang atau Ayah kamu bisa murka!” “Tidak, aku mau di bumi.” “Di bumi bukan tempat kamu,” Berteriak kencang semua warga datang. Dan Lana berhasil kabur mengatakan jika ada orang jahat tadi di sini. Semua melirik ke sana kemari kosong.
Lelaki tadi bersembunyi di balik pohon. Segera warga mengejar. Ia tersesat lupa pulang. Berdiri di jalan raya. Sebuah motor sport berwarna merah muncul jaket hoodie tampan mendongak ke arah Lana. “Gue Luki, lo siapa?” “Ailana, Lana.” “Mau ke mana?” “Mau ke apartemen Rey, aku tidak tahu di mana apartenen Rey?” “Sini biar gue antar, Rey Kelana Subakti kan gue kenal dia sohib gue.” Luki memasangkan helm.
Tiba di apartemen mobil terparkir. Lekas masuk ke dalam lift di lantai tiga. Luki terkejut kenapa selama ini Rey tidak pernah cerita jika sudah punya kekasih kalau tahu begitu harusnya jujur jangan ada ditutupi. Membuka bel Rey kaget mendapati Luki bersama Lana. “Dari mana aja lo? Nyusahin?” “Gue nemuin dia di jalan mau ketemu lo mungkin dia pacar lo, kok gak cerita punya pacar secantik ini?” ucap Luki penasaran. “Dia bukan pacar gue, gue cuma nemu di Dewata dalam keadaan dia amesia, udah itu doang.” Memperhatikan penampilan dari gadis tersebut ada yang berubah, rambut terurai rapi. Baju juga bagus dari mana mendapatkan uang merombak penampilan, pasti harganya mahal pikir Rey bertanya dalam-hati.
“Rey, lapar!” “Ambil sana di dapur gue gak bisa ambillin gue capek habis kerjain pr!” Luki pergi ke dapur mengambil ayam goreng dan nasi kemudian memberikan kepada Lana. Senyumannya sangat manis. Membuat hati terasa bergetar hebat.
Saat malam tiba gadis itu bermimpi jika Ayah sedang sekarat. Dan seseorang memintanya pulang. Terbangun dari mimpi Lana lekas beranjak keluar. Mencari dasar danau. Di sini sama sekali tidak ada. Sampai di tengah perjalanan naik taksi menyuruh mencari laut terdekat. Tiba di salah satu pantai segera gadis itu berenang. Kerinduan pada Ayah sudah semakin tinggi.
Terbangun dari tidur di pagi hari kosong Lana tidak ada di sudut manapun. Mengucek kedua mata lelah Rey memilih minum air-mineral. Kehilangan sosok di cari kemudian di hari Minggu mobil melaju mencari ke sudut jalanan. Belum menemukan jawaban. “Di mana sih lo bikin repot aja?”
Di dalam kerajaan muka Lana begitu lesu. Merindukan sosok Rey disisinya. Semenjak kembali ke istana bawah laut kerinduan memupuk di hati Lana. Satu-satunya cara mengirim pesan tapi nomor saja tidak punya. Berjalan dari dasar danau, lelaki yang biasa mengejarnya ikut memburu.
“Mau ke mana? Kau tidak lihat ayahmu sedang sakit.” “Aku… aku… cuma sebentar saja lebih baik kau pergi Jeno.” “Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian.” Jeno memang penguntit sejati menyebalkan. “Kenapa tuhan menciptakan sosok duyung posesif bukan pacar tapi nempelnya minta ampun pengen ditabok pakai sesuatu biar kapok”.
Tidak terasa sudah sebulan lebih di dasar laut tanpa ke mana-mana. Sang ibu menghampiri putrinya yang menekuk diri. “Kamu mencintainya pergilah jadi manusia biasa ini kalung, supaya kamu dapat bertahan.” Meninggalkan laut Ibu pengertian sekali soal cinta.
Ternyata Rey bersama gadis lain tertawa di sebuah gerai pizza. Airmata jatuh penantian terasa sia-sia. Sebaiknya kembali ke laut. Tapi tangannya disentuh oleh Luki. “Kamu ke mana aja?” Luki sudah rapi setelan kaus di tambah cardigan biru. Bicara juga lebih formal dari biasanya. “Luki?” “Kamu cemburu ya liat Rey sama cewek lain itu sahabat kecilnya Rey namanya Nadhira dia udah punya pacar kali gue orangnya.” Menatap wajah Luki penuh binar bahagia. Mereka masuk ke dalam Rey memeluknya erat tanpa ada pergerakan untuk melepas.
Berjalan di dermaga dekat danau obrolan keluar cerita tentang rasa rindu Rey pada Lana. Airmata jatuh tak tertahan lagi. Menceritakan indetitas bahwa ia duyung, awalnya cowok itu syok setengah mati namun dia percaya kekuatan cinta bisa mengubah Lana menjadi manusia seutuhnya.
“I love you…” “I love you too…” Berpelukan lagi. Sunset di pantai muncul memberikan warna cerah bagi seorang Rey. Cinta sangat membahagiakan dan berdoa bisa menikmati seterusnya dan hari esok.
Selesai
Cerpen Karangan: Hardianti Kahar Blog / Facebook: TitinKaharz Nama: Titin Akun Wattpad: @titinstory akun lama tidak bisa terbuka @titinghey silakan kunjungi untuk tahu tentangku Akun Novel Toon: Titin Kahar